Suka Duka Didi Kempot Tekuni Musik Campursari di Kampung Solo, Tak Mau Dompleng Kakaknya Mamiek

Didi Kempot semasa muda sering berada di Kampung Baron Cilik, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Penyanyi campursari, Didi Kempot saat cek sound sebelum acara program Rosi di Kompas TV di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (1/8/2019). 

Di judul beritanya, media tersebut menuliskan "Penyanyi terkenal Didi Kempot meninggal dunia", dengan menampilkan foto Didi Kempot sedang konser.

Culturu menyertakan kronologi meninggalnya Didi Kempot, yang tidak sadarkan diri saat dilarikan ke rumah sakit hingga mengembuskan napas terakhirnya di RS Kasih Ibu, Jawa Tengah.

Media tersebut juga mencantumkan julukan Didi Kempot yakni The Godfather of Broken Hearts, karena lagu-lagunya yang bertema kesedihan, percintaan, dan patah hati.

Menutup pemberitaan, Culturu menuliskan konser terakhir Didi Kempot di Suriname adalah Oktober 2018 yang bertajuk Layang Kangen Tour.

"Saat konser, Kempot menerima penghargaan dari Presiden Desi Bouterse atas kecintaannya kepada Suriname."

"Kempot telah menggelar 10 konser selama 20 tahun terakhir di Suriname, yang semua tiketnya habis terjual," demikian yang ditulis Culturu.

Bidikan layar situs berita Suriname dwtonline.com. Meninggalnya Didi Kempot disebut mengejutkan warga di Suriname.
Bidikan layar situs berita Suriname dwtonline.com. Meninggalnya Didi Kempot disebut mengejutkan warga di Suriname. (dwtonline.com)

Didi Kempot pernah disebut sebagai penyanyi terpopuler di Suriname pada 2013. Predikat itu disematkan oleh Mendagri Suriname, Soewarto Moestadja.

Dilansir dari Antara News Senin (19/8/2013), Mendagri Soewarto mengatakan sebutan itu dalam konferensi pers di Balai Sidang Jakarta (JCC).

Soewarto mengatakan Didi Kempot sebagai "the most popular singer in Suriname", berdasarkan anugerah musik nasional Suriname yang banyak dimenangi musisi bernama asli Dionisius Prasetyo itu.

"Dia (Didi Kempot) tahu selera musik di Suriname dan tidak hanya bernyanyi dalam Bahasa Indonesia, dia juga menyanyi dalam bahasa nasional Suriname (bahasa Belanda)," ungkapnya dikutip dari Antara News.

Di kesempatan yang sama Soewarto juga menuturkan musisi berjuluk The Godfather of Broken Heart itu pertama kali dikenal di Suriname pada 1980. Saat itu albumnya langsung mendapat penghargaan album terbaik.

"Dan hingga kini (2013), dia masih populer di industri musik Suriname. Bukan hanya di komunitas Jawa yang ada di sana, tapi orang-orang Suriname memang menggemari musik keroncong dan campursari," terang Soewarto.

Komunitas Jawa adalah populasi terbanyak keempat di Suriname, setelah etnis India, Kreol (Afrika), dan Marun (Afrika). Setidaknya 15 persen populasi Suriname pada 2013 adalah komunitas Jawa.

Di Suriname, Didi Kempot bersanding dengan Waljinah sebagai penyanyi ternama Indonesia yang dianugerahi penghargaan Life Achievement.

Waljinah diberikan penghargaan itu dalam anugerah musik Suriname 2012 atas kontribusi dan konsistensinya di aliran musik keroncong.

"Dia (Waljinah) tidak bisa hadir saat itu, jadi saya datang langsung ke Solo untuk menyerahkan penghargaan Life Achievement kepada Ibu Waljinah," lanjut Mendagri Suriname.

 (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Cerita Didi Kempot di Kampung Solo, Gigih Tekuni Musik Campursari, Tak Mau Dompleng Kakaknya Mamiek

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved