Breaking News

Virus Corona

Video Detik-detik Haru Pilu Saat Tim Medis RSPI Sulianti Saroso Meninggal Karena Corona Tangis Pecah

Sebuah video hari biru tentang perjuangan Heri Sosilo anggota tim medis RSPI RSPI Sulianti Saroso, berjuang melawan Corona.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Twitter/dr Berlian I Idris
Tim Medis RSPI Meninggal karena Corona 

Video Detik-detik Haru Pilu Saat Tim Medis RSPI Sulianti Saroso Meninggal Karena Corona, Tangis Pecah!

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Sebuah video hari biru tentang perjuangan Heri Sosilo anggota tim medis RSPI RSPI Sulianti Saroso, berjuang melawan Corona.

Video dibagikan dr Berlian I Idris, Dokter spesialis jantung & pembuluh darah, FKUI melalui akun Twitter @berlianidris.

"Selamat kembali pulang, sahabat. Berbahagialah engkau di sisi Allah Wajah menangis kencang. Jangan sekali-kali kamu mengira orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan dengan mendapat rezeki. QS. 3:169," tulis dr Berlian I Idris.

Dalam video itu awalnya terlihat Heri didorong tim medis lainnya masuk Ruang ICU.

Ia masih menggerakkan tangan dan kepalanya sebelum masuk.

Sementara teman-temannya yang lain memberikan semangat untuk Herri.

Mereka berteriak "Ayo Heri Kamu Bisa Sembuh!"

"Sembuh Ya Allah......"

"Semangat Heri...."

"Ayo Heri Semangat....."

Mereka berjejer di depan Ruang ICU melihat Herri. Mereka juga membawa tulisan Heri Kamu Bisa Sembuh.

Tidak lama kemudian, sebuah slide video muncul.

Kali ini, sebuah mobil ambulans yang datang membawa jenazah Heri.

Begitu ambulans tiba, tangis kepedihan keluarga dan sahabat-sahabat Heri pun pecah.

"Allahu Akbar.....Herriiiiiiiii.."

"Heriiii....."

* Tim Medis Meninggal Berjuang Melawan Corona

Berita duka datang dari RSPI Sulianti Saroso

Salah satu tim medis penanganan pasien virus corona meninggal dunia.

Heri Soesilo, seorang perawat yang bertugas meninggal dunia setelah berjuang melawan covid 19.

 Ini adalah video pelepasan jenazah perawat RSPI Sulianti Saroso, Heri Soesilo.

Sejumlah rekan sesama tim medis nampak haru melepas kepergian rekan di halaman rumah sakit.

Tampak proses pelepasan jenazah pun dilakukan sesuai dengan protokol pencegahan penyebaran virus corona.

Heri Soesilo meninggal dunia pada hari sabtu kemarin setelah berjuang melawan virus corona selama 20 hari.

Tak hanya ikut melepas jenazah, rekan Heri Soesilo sesama tim medis terlihat melakukan penghormatan terakhir dengan memanjatkan doa untuk Heri Susilo.

Pihak RSPI Sulianti Saroso menyebut, Heri Soesilo merupakan perawat yang disiplin dan berkomitmen tinggi dalam bertugas, khususnya merawat pasien virus corona.

Penghormatan yang tinggi pun diberikan oleh pihak manajemen RSPI Sulianti Saroso dan masyarakat Indonesia atas jasa Heri Soesilo. 

* Perhitungan Para Pakar, Pendemi Virus Corona Berakhir Juni, Tapi Jangan Senang Dulu Karena Ini

Pendemi virus corona atau Covid-19 telah membuat bangsa Indionesia dan negara lain babak belur hampir di semua sendi kehidupan

Upaya pemerintah dengan menerapkan Phisical Distancing , Social Distancing hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) juga belum menunjukan penurunan yang siginifikan jumlah pasien Covid-19 ini

Meski demikian, ada optimisme mengenai akan berakhirnya wabah ini. Para pakar memperhitungkan bahwa pendemi ini akan berakhir bulan Juni nanti

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan, prediksi yang menyebutan penyebaran virus corona berakhir pada Juni 2020 sudah sesuai dengan perhitungan pakar.

Namun, ia mengatakan hal itu sekaligus menjadi tantangan bagi seluruh masyarakat Indonesia dan pemerintah untuk mewujudkannya.

Hal itu disampaikan Yuri menanggapi pernyataan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang memprediksi pandemi Covid-19 berakhir Juni mendatang.

"Ini statement yang mengacu kepada perhitungan para pakar. Ini sesuatu yang bagus karena ini tantangan menurut saya. Ini bukan sebuah janji tapi ini tantangan bersama untuk masyarakat," kata Yuri dalam diskusi yang digelar Medcom.id, Minggu (3/5/2020).

Karena itu, lanjut Yuri, penting bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.

Ia mengatakan, masyarakat harus menjadi subyek dalam memutus mata rantai penularan virus corona sebab hal itu bergantung pula pada kedisiplinan mereka.

Yuri mengatakan, semakin disiplin masyarakat dalam menjaga jarak fisik dan tidak beraktivitas di luar rumah, maka semakin cepat pula penghentian penyebaran Covid-19 di Indonesia.

"Jadi kita kemudian adalah membawa masyarakat untuk kemudian menyadari bahwa masyarakat adalah subyek dan obyek dari upaya penanggulangan ini," tutur Yuri

"Kita tidak boleh menempatkan masyarakat hanya sebagai obyek. Yang kemudian haya kita jejali bahwa kamu enggak boleh begini, kamu harus begini.

Bukan begitu. Tapi dia sadar betul itu mengapa dia melakukan itu. Saya pikir ini yang menjadi kunci," kata dia.

 Sebelumnya Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, masyarakat Indonesia diharapkan bisa hidup normal kembali pada Juli.

Hal itu bisa tercapai jika tes masif dan pelacakan agresif sukses dilakukan pemerintah pada April hingga Mei.

"Kemudian presiden menegaskan berulang kali tentang pentingnya upaya kita untuk melakukan tes masif pada April dan Mei. Ini dilanjutkan dengan pelacakan yang agresif serta isolasi yang ketat," kata Doni melalui konferensi video usai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Senin (27/4/2020).

"Agar pada Juni mendatang kita mampu menurunkan kasus covid di Indonesia sehingga pada Juli diharapkan kita sudah bisa mulai mengawali hidup normal kembali," kata dia. 

Jika Juli Covid-19 Mereda, Jangan Bayangkan Kondisi Segera Normal seperti Sebelum Pandemi 

Dia Achmad Yurianto menyatakan, kondisi normal pada Juli sebagaimana diprediksi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo tidak berarti keadaan akan normal atau sama dengan situasi sebelum pandemi muncul.

Ia mengatakan ada berbagai kondisi tertentu yang menjadi standar normal baru bila pada Juli nanti pandemi mulai berakhir.

Sebab, bisa jadi aktivitas normal di luar rumah bisa dilakukan tetapi dengan menerapkan beberapa penyesuaian seperti tetap menjaga jarak fisik dan menggunakan masker.

"Kalau berbicara normal dalam paradigma seperti sebelum ada penyakit Covid-19, ini sesuatu yang harus kita persepsikan sama dulu. Karena di China pun sekarang belum normal seperti saat belum ada Covid-19. Kita lihat anak-anak di sekolah masih menggunakan face shield," ujar Yuri

"Kemudian di Saudi pun sudah mulai dikurangi sedikit-sedikit hal yang boleh dilakukan mulai dibolehkan sedikit-sedikit. Jadi tidak bisa kalau kemudian kita ukur ukurannya seperti sebelum kejadian (Covid-19) kemarin," lanjut dia. Ia menambahkan Covid-19 merupakan pandemi global.

Karenanya, masalah tak serta-merta selesai meskipun tak ada sama sekali penambahan kasus baru di Indonesia.

Sebabnya, bahaya masih mengintai dari kasus baru yang berpotensi muncul dari kedatangan warga negara asing ke Indonesia. Hal serupa terjadi di China.

Ilustrasi pasien terinfeksi virus corona ((Shutterstock))
Mereka mengeluhkan kasus impor setelah tak ada transmisi lokal di negaranya.

"Oleh karena itu kami tidak akan mudah untuk mengatakan bahwa dengan semuanya Indonesia masyarakatnya berperan lantas masalah ini selesai. Tidak. Ini pandemi. Artinya kita ingat negara lain," ujar Yuri. Baca juga: Berbagai Upaya Mudik di Tengah Pandemi Covid-19, Berujung Diamankan Polisi "Ini bukan sesuatu yang simpel, sederhana. Yang kemudian dengan mudahnya untuk kita sampaikan ke siapapun bahwa ini kapan ini bahwa ini nanti berakhir tanggal ini, enggak seperti itu," lanjut dia.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas TV https://www.kompas.tv/article/79349/berjuang-melawan-corona-perawat-rspi-sulianti-saroso-meninggal-dunia

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Covid-19 DIprediksi Berakhir Juni, Yurianto: Sesuai Perhitungan Pakar", https://nasional.kompas.com/read/2020/05/03/13494801/covid-19-diprediksi-berakhir-juni-yurianto-sesuai-perhitungan-pakar.

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved