Virus Corona
WAH! Porang Baik untuk Cegah Virus Corona, Ini Deretan Prebiotik Alami untuk Daya Tahan Tubuh
Tanaman porang yang saat ini sedang dibudidayakan masyarakat NTT, seperti di Kabupaten Belu misalnya, ternyata menjadi sumber prebiotik alami
WAH! Porang Baik untuk Cegah Virus Corona, Ini Deretan Prebiotik Alami untuk Daya Tahan Tubuh
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Tanaman porang yang saat ini sedang dibudidayakan masyarakat NTT, seperti di Kabupaten Belu misalnya, ternyata menjadi sumber prebiotik alami yang baik untuk daya tahan tubuh mencegah penularan Virus Corona.
Selama masa pandemik Covid-19 ini, masyarakat harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Tak hanya itu saja, agar daya tahan tubuh meningkat maka harus mengonsumsi makanan atau minuman yang sehat. Salah satunya mengonsumsi prebiotik.
Kenapa prebiotik? Apa prebiotik itu?
Sebelum menjelaskan apa itu prebiotik, maka masyarakat harus paham bahwa di dalam tubuh manusia ada banyak sekali mikrobiota.
Melansir laman resmi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada ( UGM), mikrobiota adalah kumpulan dari bakteri, jamur, archae dan virus yang hidup di tubuh manusia. Antara lain di kulit, hidung, dan mulut.
Tak hanya itu saja, ada lebih dari 100 miliar mikrobiota di dalam saluran cerna manusia.
Keberadaan bakteri dalam saluran cerna ini akan mengubah karbohidrat melalui proses fermentasi sakarolitik menghasilkan asam lemak rantai pendek.
Adapun senyawa-senyawa ini menjadi sumber energi dan nutrisi bagi manusia, membantu penyerapan mineral yang dibutuhkan bagi fungsi normal tubuh.
Sedang asam butirat mampu mencegah terjadinya kanker.
Mikrobiota juga mampu meningkatkan absorpsi lemak dan vitamin yang terlarut yaitu vitamin K.
"Untuk daya tahan tubuh, mikrobiota juga sangat memengaruhi dengan meningkatkan jumlah immunoglobulin A serta TH1 dan TH17," ujar Apoteker Ika Puspita Sari, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker UGM seperti dikutip dari laman Farmasi UGM, Minggu (3/5/2020).
Apa itu prebiotik?
Sekarang kembali pada prebiotik.
Prebiotik adalah bahan makanan berupa karbohidrat komplek yang sulit dicerna oleh enzim pencerna karbohidrat, sehingga tidak diserap oleh usus. Prebiotik merupakan makanan bagi mikrobiota.
Ini sumber karbohidrat komplek lokal Indonesia sebagai prebiotik, yakni bahan pangannya:
1.Porang
Menurut hasil penelitian mampu menurunkan jumlah bakteri E Coli, meningkatkan jumlah asam lemak rantai pendek, menurunkan pH feses.
2. Uwi, gadung, talas
Indeks glisemik 14-22, peningkatan jumlah bakteri L.acidophilus, L.paracasei, L.rhamnosus, dan L.plantarum.
3. Ganyang dan garut
Mampu meningkatkan jumlah Lactobasillus.
4. Ubi jalar
Peningkatan Bifidobacterium dan Lactobacillus, terjadi penurunan jumlah Enterobacillus, Clostridium perfringens dan Bacteroides.
"Jadi, dengan mengonsumsi bahan pangan itu terutama bagi yang menjalankan puasa Ramadhan, konsumsi karbohidrat komplek sebagai pengganti nasi jelas memiliki keuntungan ganda yaitu perut tidak cepat lapar dan daya tahan tubuh meningkat," jelas Ika.
Pada masa pandemik Covid-19 ini, mengonsumsi bahan-bahan pangan dengan kandungan karbohidrat komplek berindeks glisemik rendah dan sedang, mempunyai peran penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh melalui perbaikan kondisi mikrobiota dalam saluran cerna.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akademisi UGM: Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dengan Konsumsi Prebiotik",
* Budidaya Porang di Belu
Melihat prospek tanaman porang di pasaran saat ini sangat menjanjikan, para petani meminta pemerintah Kabupaten Belu supaya menambah lagi pengadaan bibit porang.
Petani ingin bibit porang dalam bentuk anakan, bukan berupa umbi seperti yang dibagikan pemerintah tahun 2018 silam. Pasalnya, anakan lebih bagus ketimbang umbi.
Hal ini diungkapkan sejumlah anggota kelompok tani budidaya porang di Kabupaten Belu yang ditemui Pos Kupang.Com di tiga kecamatan secara terpisah, Selasa (3/3/2020).
Ketiga kecamatan dimaksud yakni, kecamatan Tasifeto Barat, Raimanuk dan Tasifeto Timur.
Menurut petani, program budidaya porang (maekbako-Red) di Kabupaten Belu yang mereka lakukan sejak tahun 2017 sudah berhasil ditanam oleh anggota kelompok tani (poktan).
Semua petani yang tergabung dalam kelompok tani menerima bantuan bibit porang dari pemerintah dan mereka menanamnya di lahan masing-masing dengan luas lahan bervariasi.
Tanaman porang yang rata-rata ditanam sejak tahun 2018 itu masih hidup sampai sekarang di kebun anggota kelompok. Bahkan ada beberapa anggota kelompok tani yang pernah memanen porang, walaupun tidak banyak.
Satu diantaranya, Ketua Kelompok Tani Oreu Jaya Tukuneno, Desa Tukuneno, Kecamatan Tasifeto Barat, Melkianus D. Meak.
Melkianus mengatakan, ia sudah panen porang tiga kali.
Panen pertama dan kedua masih dalam jumlah sedikit sedangkan panen ketiga tahun 2019, ia mendapatkan 300 kilogram porang kering dengan nilai uang sekitar Rp 8 juta lebih.
Uang hasil penjual porang dipakai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga termasuk biayai pendidikan anak-anak.
Menurut Melkianus, kelompok tani Oreu Jaya mendapat bantuan bibit porang dari pemerintah melalui Dinas Pertanian sebanyak 30 karung dengan target luas tanam sebanyak tiga hektare.
Bibit porang dibagikan kepada 14 anggota kelompok untuk ditanam di kebun masing-masing.
Semua anggota kelompok menanam bibit porang tersebut hingga jadi dan masih hidup sampai sekarang.
Pantuan Pos Kupang.Com, tanaman porang di kebun milik Melkianus Meak sangat banyak.
Tanaman porang bertumbuh subur di bawah naungan pohon. Ada porang yang sudah besar dan ada pula yang masih kecil.
Anggota kelompok Tani Oreu Jaya
Grogorius Tili juga mengaku, ia menanam porang setelah mendapat bantuan bibit dari pemerintah tahun 2018. Bibit porang yang ia tanam saat itu masih ada sampai sekarang. Tanaman porang berkembang terus di lahannya seluas sekitar satu hektare.
Terpisah, anggota kelompok Tani Setia Kawan, Frans Bouk mengatakan, ia membudidaya tanaman porang di lahan setengah hektare yang letaknya persis di belakang rumahnya.
Pertumbuhan porang sangat bagus namun belum dipanen karena curah hujan kurang sehingga umbi porang belum besar. Ia akan panen porang tersebut tahun 2020 di musim yang tepat.
Ketua Kelompok Tani Setia Kawan, Benediktus Berek Nahak mengatakan, kelompok mereka mendapat bantuan bibit porang dari pemerintah sebanyak 20 karung dengan target tanam di lahan dua hektare.
Jumlah anggota 15 orang. Semua anggota kelompok sudah menanam porang dan sampai saat ini pertumbuhan porang di kebun anggota kelompok cukup baik.
Benediktus mengaku, ada anggota kelompok yang tanaman porangnya masih sedikit karena tidak semua bibit porang yang diberikan pemerintah saat itu bertumbuh semua.
Meski demikian, seluruh anggota kelompoknya memiliki tanaman porang di kebun masing-masing.
Hal yang sama disampaikan Benyamin Nahak, Ketua Kelompok Tani Manu Kara, Desa Faturika, Kecamatan Raimanuk.
Katanya, anggota kelompok Manu Kara berjumlah 20 orang.
Mereka mendapat bantuan bibit porang 60 karung. Bibit porang dibagikan kepada seluruh anggota kelompok sesuai dengan luas lahan masing-masing.
Hasil pantuan Pos Kupang.Com, tanaman porang di kebun milik Benyamin Nahak cukup banyak.
Tanaman porang berkembang di bawah naungan pohon kopi, mahoni dan pohon besar lainnya.
Lahannya sangat luas sehingga tanaman porang menyebar sehingga terlihat kurang padat.
Kepala Dusun Kolo Ulun, Klementinus Kehi kepada wartawan mengatakan, para petani yang tergabung dalam kelompok tani memiliki tanaman porang di kebunnya.
Walaupun jumlahnya tidak sama banyaknya antar sesama anggota kelompok.
Di kelompok Kabila, Desa Fatubaa Kecamatan Tasifeto Timur juga mengalami hal yang sama.
Kelompok Kabila Fatubaa mendapat bibit porang 20 karung untuk luas lahan dua hektare.
Jumlah anggota kelompok 20 orang. Tiap anggota mendapatkan bibit porang satu karung.
Setelah ditanam, ada bibit porang yang tidak tumbuh sehingga terlihat tanaman porang di kebun petani hanya sedikit. Apalagi jarak tanamnya jauh.
Ketua Kelompok Tani Kabila, Maria Magdalena kepada wartawan mengatakan, anggota kelompoknya masih ada tanaman porang di kebun masing-masing walaupun tanaman yang ada saat ini tidak begitu banyak.
"Kita punya anggota kelompok ada semua maekbako di kebun. Ada yang banyak, ada juga yang sisa sedikit", ujar Maria.
Dia menyebutkan, anggota kelompok yang memiliki tanaman porang agak banyak yaitu, Petrus Nuak, Yolenta Rafu, Kanisius Fahik, Longginus Leki dan Yanata Suri.
Ketua Kelompok Moris Foun, Yosef Suriyani mengaku, kelompoknya menerima bibit porang sebanyak 20 karung dibagi kepada 14 anggota kelompok.
Target tanam seluas dua haktere. Masing-masing anggota sudah menanam sejak tahun 2018 dan sampai tahun 2020, tanaman porang masih ada di kebun petani.
Namun, tanaman porang yang tumbuh tidak banyak karena bibit porang yang dibagikan itu ada yang rusak.
Selain Yosef, ada beberapa anggota kelompok yang memiliki tanaman porang cukup banyak saat ini yakni, Mario M. Dosantos, Aleksander Edu, Lambertu Moruk dan Maksimus Toni.
Para petani berterima kasih kepada Bupati Belu, Willybrodus Lay yang telah melaksanakan budidaya porang di Belu.
Mereka optimis, ketika tiba saat panen, petani yang sudah menan porang saat ini pasti mendapatkan keuntungan.
Petani meminta kepada Pemkab Belu agar menambah lagi bibit porang karena petani sangat antusias dan semangat menanam porang. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Teni Jenahas)