Ketatnya Warga Wolofeo Ende Jaga Desa Mereka, Ini Seperti Lockdown !
persediaan pangan yang ada karena hingga saat ini bencana wabah COVID – 19 belum dapat diprediksikan berakhirnya.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Ketatnya Warga Wolofeo Ende Jaga Desa Mereka, Ini Seperti Lockdown!
POS-KUPANG.COM | ENDE -- Dalam rangka mengantisipasi dan mencegah penyebaran virus Corona dan menindaklanjuti instruksi Bupati Ende Djafar Achmad bahwa orang tak boleh masuk dan keluar wilayah Kabupaten Ende, warga Desa Wolofeo kompak jaga ketat desa mereka.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Rabu (29/4/2020) di setiap jalan masuk menuju permukiman, warga membuat pagar dari bambu. Warga setempat yang keluar dan masuk melalui pagar tersebut wajib mencuci tangan dan menutup pagar, ada pula petugas yang mengawasi.
Untuk orang baru, terutama dari luar Kabupaten Ende, tidak bisa masuk ke permukiman warga. Mereka juga akan cek riwayat perjalanan dan indentitas berdasarkan KTP. Selanjutnya petugas akan melaporkan ke Puskesmas setempat atau Posko Penanganan Covid-19.
Pantauan POS-KUPANG.COM, beberapa warga dari luar Desa Wolofeo yang hendak masuk ke permukiman warga sempat ditahan oleh petugas. Melihat pagar dan ketatnya pengawasan, mereka berkomentar ini seperti lockdown. Namun mereka diijinkan masuk karena warga Kabupaten Ende.
Kepala Desa Wolofeo Philipus Loba yang tengah berada di rumah adat di Desa Suku Jena kepada POS-KUPANG.COM mengatakan, apa yang dilakukan oleh Desa Wolofeo tersebut bukan saja untuk kebaikan warga Desa Wolofeo tapi semua orang.
Menurutnya mereka juga berkoordinasi dengan desa tetangga yakni Desa Suku Jena, untuk pengawasan dan untuk penyemprotan disinfektan di rumah-rumah warga dan berbagai lokasi yang seringkali didatangi seperti kios dan lapak jualan warga di pinggir jalan.
Dia katakan dana operasional untuk pengawasan dan penyemprotan disinfektan dari dana gereja stasi setempat dan swadaya.
"Jadi kita tiga batu tungku yakni Desa, adat dan gereja koordinasi baik untuk antisipasi dan cegah Covid-19. Karena dana desa untuk Covid-19 ini belum cair maka kami pakai khas Stasi, nanti baru tutup pakai dana desa," ungkapnya.
Lanjutnya, warga di desa tersebut mulai jarang melakukan aktivitas di luar rumah, kalau keluar paling ke kios atau ke pasar, namun tidak sering.
Menurutnya, kendala yang saat ini dihadapi warga yakni menurunnya harga komoditi.
Sementara itu, Kepala Desa Suku Jena, Dominggus Dasi megatakan baik Desa Wolofeo maupun Suku Jena punya komitmen yang sama untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran virus Corona. Untuk itu mereka terus membangun koordinasi dan komunikasi.
Ketua Aman Minta Warga Jaga Ketersediaan Pangan
Ketua Aliansi Masyarakat Adat (Aman) wilayah Nusa Bunga, Philipus Kami yang hadir pada kesempatan itu untuk memberi bantuan masker kepada warga meminta warga agar menjaga ketersediaan pangan di tengah masifnya penyebaran virus corona atau covid-19 di Tanah Air.
Ia meminta warga untuk tetap melakukan aktivitas berkebun maupun berladang dan tidak melakukan pemborosan terhadap persediaan pangan yang ada karena hingga saat ini bencana wabah COVID – 19 belum dapat diprediksikan berakhirnya.
Ia berharap masyarakat adat yang ada di setiap komunitas dapat membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Ende untuk menyampaikan informasi yang edukatif kepada masyarakat sehingga dengan kesadaran kolektif seluruh komponen untuk bersama-sama menjadi garda terdepan dalam menjaga diri dan keluarga untuk terhindar dari penyebaran wabah COVID – 19.
“Terus ke kebun ataupun ke ladang untuk menjaga stok pangan. Hindari gaya hidup boros dan jauhkan kerumunan orang banyak karena dengan begitu kita dapat membantu diri kita sendiri, keluarga dan pemerintah dalam menghadapi bencana COVID – 19 yang terjadi saat ini. Salam Sehat. Tetap di rumah dengan hidup bersih. Jadilah dirimu menjadi garda terdepan. Jangan lupa pakai masker,” pesan Ketua AMAN.
Sementara itu mosalaki Saga, Aloysius Rasi saat menerima bantuan masker yang diberikan untuk komunitas adatnya menuturkan pihaknya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada AMAN yang telah berupaya untuk memberikan bantuan masker kepada masyarakat karena hingga saat ini masyarakat adat Saga belum menerima bantuan apa pun sejak mewabahnya COVID – 19 di Indonesia.
Pihaknya akan membagikan masker tersebut secara merata kepada setiap masyarakat adat Saga agar dapat menggunakannya untuk mencegah terjadinya penyebaran Virus Corona di dalam Komunitas Adat Saga.
• Camat Magepanda : Pelaku Perjalanan di Perbatasan Wajib Jalani Pemeriksaan Saat Melintas
• Cegah Covid-19 - Pemkab Sumba Timur Rapat Sikapi Kapal yang Masuk Keluar Waingapu
• Kepala Bulog Larantuka : Beras dan Minyak Goreng Bulog Larantuka Bertahan Empat Bulan
“Kita berterima kasih atas pemberian masker ini dan kita akan bagikan kepada masyarakat adat yang ada disini. Kita akan coba bagikan setiap keluarga dapat satu dan jika masih kurang maka kita akan menambahkan kekurangan tersebut dengan persediaan yang telah disediakan pemerintah desa,” tutur Aloysius Rasi.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti.)