BNN Kota Kupang Sosialisasi Pencegahan Narkoba Bagi Mahasiswa Secara Daring

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Mengurangi frekuensi tatap muka merupakan salah satu cara yang diambil oleh pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Hal tersebut tentu mempengaruhi program kegiatan semisal rapat dan pertemuan yang telah dijadwalkan sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Menanggapi hal tersebut, BNN Kota Kupang sebagai salah satu instansi yang harus terus memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan narkoba juga memutar otak untuk tetap melaksanakan kegiatan tersebut. Agar pesan tetap tersampaikan pada masyarakat, langkah proaktif yang dilakukan oleh BNN Kota Kupang ialah memberikan sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba secara daring. Sosialisasi yang dilakukan menggunakan aplikasi zoom bagi 29 mahasiswa semester IV Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Rabu (29/4/2020).

Dalam siaran pers yang diterima POS-KUPANG.COM, Kamis (30/4/2020), penyuluh BNN Kota Kupang Jofret Peku Djawang menjelaskan, Indonesia berada dalam kondisi darurat narkoba, dimana terdapat 3,4 juta jiwa penyalahguna narkoba di Indonesia dan 30 orang meninggal karena narkoba setiap hari. Situasi pandemi ini justru tidak menyurutkan semangat para sindikat dan pengedar untuk mengedarkan barang terlarang itu di Indonesia.

Lanjut Jofret, ada tiga sifat jahat narkoba yang membuat orang sulit untuk berhenti menggunakannya, yakni habitual, adiktif, dan toleran. Habitual ialah kondisi yang membuat pemakai selalu terkenang, teringat, dan terbayang untuk selalu rindu dan mencari narkoba. Sifat ini membuat mantan pemakai narkoba bisa kambuh lagi. Kalau sifat adiktif, terang Jofret, membuat pemakainya terpaksa memakai terus dan tidak dapat menghentikannya. Penghentian pemakaian akan membuat pemakai mengalami perasaan sakit yang luar biasa atau sering dikenal dengan istilah sakau. Sedangkan, toleran berarti tubuh pemakai semakin menyatu dan menyesuaikan diri dengan narkoba sehingga menuntut dosis pemakaian yang semakin tinggi.

Mahasiswa sangat rentan terhadap narkoba. Dampak buruk penyalahgunaan narkoba ini ialah mahasiswa akan kehilangan masa depannya. Jika tidak direhabilitasi, mahasiswa justru akan menikmati hidupnya di penjara atau berakhir dengan kematian.

Pada kesempatan sosialisasi daring tersebut, Jofret meminta mahasiswa melakukan enam hal agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba. Pertama, meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan; kedua, menyiapkan diri dan mental untuk menolak jika ditawari narkoba; ketiga, berhati-hati dalam memilih teman bergaul; keempat, belajar berkata tidak jika ditawari narkoba; kelima, meningkatkan prestasi untuk meraih cita-cita; dan keenam, mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan positif.

"Mari cegah penyebaran virus corona dengan cara di rumah saja jika tak ada urusan penting, tetap jaga kesehatan, dan selalu berpikir positif. Hidup sehat tanpa narkoba!" imbau Jofret mengakhiri sosialisasi. (cr1)