Corona Virus

Begini Penampakan Roh Halus, Saat Pemudik Huni Rumah Angker, Simak YUK Info

Pemudik yang 'bandel' hingga diisolasi di Rumah Angker di Sragen, Heri Susanto mengungkap kesaksiannya.Hal itu diungkapkan Heri Susanto saat menjadi

Editor: Ferry Ndoen
Channel YouTube Talk Show tv One
Heri Susanto saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Rabu (22/4/2020). 

POS KUPANG.COM--Pemudik yang 'bandel' hingga diisolasi di Rumah Angker di Sragen, Heri Susanto mengungkap kesaksiannya.

Hal itu diungkapkan Heri Susanto saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Rabu (22/4/2020).

Heri Susanto akhirnya ditempatkan ke rumah angker tersebut setelah sempat keluar membeli mainan anaknya.

 

Padahal, dia seharusnya menjalani isolasi mandiri selama 14 hari setelah mudik dari Lampung.

"Ya kronologi waktu itu saya pulang kampung dari Lampung kan terus anak saya nangis minta dibeliin mainan tenda-tendaan itu."

"Terus saya antar ke Sragen (kota) beli ke toko mainan, sampai situ kan ada Satgas Covid-19 itu datang ke rumah saya," ujar Heri.

Heri menjelaskan dirinya sempat dicari oleh petugas Satgas Covid-19 setempat di rumahnya.

Namun karena dirinya tak ada di rumah, Satgas lantas ke menyusul Heri untuk menjemputnya pulang.

Sementara itu, kejadian tersebut terjadi pada hari keempat isolasi mandiri.

Selain itu, Heri menjelaskan bahwa setiap RT memiliki petugas Satgas untuk mengawasi para ODP.

"Ditanyai 'Kok enggak ada Mas Herinya' langsung dicari ke Sragen, di situ kan saya sudah pulang ketemu di Jalan Raya Nguwer Sragen, saya ditarik, saya dibawa pulang. Hari Minggu berarti sudah empat hari."

"Ya ada satu RT kan dikoordinasi, ini kan nanti dipantau satu-satu, ODP, pulangnya kan enggak sama, ada yang mantau," jelasnya.

 Jokowi Sampaikan Kabar Baik, Berdasarkan Penelitian di Amerika Virus Corona Rentan Cuaca Panas

Kemudian, Heri mengungkapkan nekat ke luar rumah karena tidak tahan melihat anaknya terus menangis minta diantar membeli mainan.

"Ya karena anak saya nangis terus jadi kasihan," sambungnya.

Saat disinggung soal rumah angker tersebut, Heri mengatakan dirinya baik-baik saja.

"Ya cerita orang-orang kan tempatnya angker, itu kan sudah enggak dipakai sekitar 10 tahunan."

"Tapi Alhamdulillah selama di sini ya baik-baik saja," ujar Heri.

"Enggak lihat ada penampakan gitu ya Pak?" tanya presenter.

"Ya InsyaAllah enggak. Tiga orang, iya semua pemudik," jawab Heri kemudian.

Rumah
Rumah "Angker" di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, yang digunakan untuk mengkarantina warga yang melanggar aturan isolasi mandiri, Jumat (24/4/2020). (kanal YouTube KompasTV)

Heri mengatakan, selama di sana bersama dengan tiga pemudik lainnya, setiap pagi diperintahkan untuk berjemur dan melakukan olahraga ringan.

Meski demikian, rumah angker tersebut kini hanya dihuni oleh Heri, lantaran 2 pemudik lainnya menyerah.

Di Rumah Saja, Pemain Bhayangkara FC Alsan Sanda Makin Akrab dengan Kedua Orangtuanya

Soal ketersediaan makanan, Heri mengaku tak pernah kekurangan.

"Ya kalau pagi itu jadwalnya harus berjemur, terus loncat-loncat jogging itu, paling itu pokoknya rutin, waktunya salat, salat."

"Alhamdulilah aman, lancar (kebutuhan logistik)," ungkapnya.

Ini Usul Presiden Amerika untuk Pasien Corona Virus, Dokter Minta Jangan Diikuti BAHAYA, Simak

Lalu, Heri memberi pesan agar semua pemudik di Sragen khususnya untuk disiplin menerapkan isolasi mandiri.

Pasalnya, ketidaksiplinan bisa merugikan keluarga hingga warga lainnya.

"Kepala seluruh pemudik yang pulang kampung ke Desa Sepat saya mohon ikuti Peraturan Pemerintah."

"Karena apa kalau kita sekali melanggar, risikonya bisa ke keluarga kita, warga sekitar kita dan umumnya Warga Desa Sepat," ucapnya.

Lihat vidoenya mulai menit ke-1.40:

Ancaman Bupati Sragen

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengancam akan bertindak tegas pada warga yang nekat melanggar aturan karantina.

Pihaknya menginstruksikan gugus tugas di tingkat desa untuk megkarantina warganya yang tidak mematuhi aturan isolasi mandiri.

Dilansir TribunJateng.com, Jumat (17/4/2020), Yuni menyatakan telah memberi izin pada sejumlah aparat desa untuk mengkarantina warga di bangunan atau rumah kosong.

Ia bahkan mengizinkan untuk mengunci warga yang melanggar tersebut asalkan masih diawasi dan dicukupi kebutuhannya.

"Apabila dikarantina mandiri terus kemudian dia tidak menepati surat yang telah dibuat, menganggap remeh serta mengabaikan begitu saja beberapa desa telah meminta izin ke saya untuk mengkarantina di gedung SD yang kosong atau di rumah kosong," tutur Yuni.

"Saya izinkan kalo perlu dikunci dari luar biar gak usah keluar, atau rumah yang berhantu sekalian, tapi tetap diberi makan dan diawasi," sambungnya.

Agar Terhindar Corona, Jarak Aman Saat Olahraga di Luar Rumah Tak Tertular Virus Bukan 1 Meter

Sebelumnya, pemudik atau ODP akan diminta membuat surat pernyataan yang berisi kesediaan untuk mengkarantina diri selama 14 hari.

Dalam surat pernyataan tersebut juga tertera persetujuan dari warga untuk dikarantina sesuai aturan pemerintah bila melanggar.

Warga yang nekat keluar selama masa karantina, akan ditertibkan dan harus menjalani waktu karantina kembali mulai dari awal.

"Tapi kalo ngeyel begitu ya saya silahkan. Tapi saya sampaikan, peringati terlebih dulu warganya bahwa kalau memang dia ternyata keluar rumah sampaikan karantinanya walaupun sekarang hari kelima mulai dari hari pertama lagi," jelas Yuni. (TribunWow.com/Mariah Gipty/Via)

* Menalar Hantu, Mungkinkah Mereka Dibuktikan secara Ilmiah?

Hingga saat ini masih banyak orang yang mempercayai adanya hantu atau makhluk halus.

Beberapa orang bahkan mengaku memiliki pengalaman secara langsung.

Hal seperti ini tidak hanya dialami oleh orang Indonesia saja.

Hampir seluruh budaya di seluruh dunia juga percaya ada makhluk lain yang hidup berdampingan dengan kita.

Gagasan adanya makhluk lain di antara kita akhirnya melahirkan cerita rakyat atau folklore tentang cerita hantu di suatu daerah.

Di era modern, hantu disulap dan dijual menjadi cerita fiksi. Cerita horor menjadi kegemaran dan mendatangkan uang.

Bapak antropologi Indonesia, Koentjaraningrat dalam buku berjudul Beberapa Pokok Antropologi Sosial menuliskan alasan mengapa manusia percaya pada makhluk halus.

Menurut Pak Koen - demikian dia disapa - manusia mempercayai makhluk halus karena ingin mencari jawaban atau pelarian dari sesuatu yang sulit dijelaskan.

Ia memiliki beberapa dugaan terkait hal tersebut yang tertulis dalam bukunya, seperti manusia mengalami ketakutan akan masa krisis dalam hidup, yakin pada gejala yang tidak dapat diterangkan oleh akal, atau percaya adanya kekuatan sakti di alam semesta.

"Atau manusia dihinggapi emosi kesatuan dalam masyarakatnya, atau manusia mendapat suatu firman dari Tuhan, atau semua sebab tersebut di atas," tulisnya.

Teka-teki tentang makhluk halus dan kehidupan lain di antara kita sudah tumbuh sejak ratusan tahun lalu.

Dilansir Live Science, pada tahun 1800-an banyak orang yang mengaku dapat berbicara dengan orang mati dan sampai ada sebuah klub dari universitas bergengsi, Universitas Cambridge dan Oxford, yang pada tahun 1880-an dibentuk untuk mencari bukti keberadaan hantu.

Sains dibalik logika hantu Melakukan penelitian soal hantu masih menjadi kesulitan secara ilmiah. 

Terlebih karena banyak fenomena aneh yang diduga ulah hantu, seperti pintu tertutup sendiri, kunci hilang, suatu ruang yang mendadak suhunya dingin, hingga penglihatan orang mati.

Saat sosiolog Dennis dan Michel Waskul mewawancarai penulis buku "Ghostly Encounters: The Hauntings of Everyday Life" yang terbit tahun 2016, mereka menemukan bahwa banyak orang yang terlibat di dalamnya tidak yakin mereka benar-benar bertemu hantu atau melihat wujud yang menyerupai gambaran konvensional tentang hantu.

Sebaliknya, para responden mengaku mereka mengalami sesuatu yang sangat luar biasa, misterius, sulit dijelaskan, dan menakutkan.

"Jadi banyak orang yang mengaku memiliki pengalaman dengan hantu tidak selalu melihat apapun yang kebanyakan orang anggap sebagai hantu. Mereka bahkan memiliki pengalaman yang sama sekali berbeda dan sulit dijelaskan," kata Waskul.

Bagian tersulit dalam penelitian hantu adalah tidak adanya patokan atau definisi yang disepakati bersama tentang apa itu hantu.

Ada yang percaya bahwa hantu adalah roh mati yang tersesat dalam perjalanan ke alam lain, dan ada juga yang mengklaim bahwa hantu adalah entitas telepati yang diproyeksikan dari pikiran kita.

Penelitian lain mengklaim bahwa alasan tidak ada bukti akurat tentang hantu adalah karena kita tidak memiliki teknologi yang mumpuni untuk menemukan atau mendeteksi dunia lain.

Jika hantu ada dan dapat dideteksi atau direkam secara ilmiah, maka perlu bukti kuat untuk membuktikannya.

Jika hantu ada tetapi tidak dapat dideteksi, artinya semua foto, video, audio, dan rekaman lain yang diklaim sebagai bukti hantu tidak akurat.

Dengan begitu banyak teori kontradiktif dan sedikitnya penjelasan ilmiah di dalamnya, tidak mengherankan meski ada ribuan upaya peburuan hantu tidak satu pun yang dapat membuktikan kuat bahwa hantu telah ditemukan.

Meski begitu, para pemburu hantu yakin teori fisika yang diungkap Albert Einstein dapat mendukung keberadaan hantu.

Lewat Hukum Kekekalan Energi, Einstein mengatakan seluruh energi di alam semesta adalah konstan, tidak bisa diciptakan maupun dihancurkan.

"Jadi apa yang terjadi jika manusia mati? Energi itu tidak dapat dihancurkan, tetapi menurut Einstein berubah ke bentuk lain. Dan itu mungkin dimanifestasikan sebagai hantu," tulis penulis buku Ghosthunters, John Kachuba.

Namun, para ahli yang memahami fisika dasar menjelaskan energi yang dilepaskan makhluk hidup saat mati tidak berubah menjadi hantu tetapi ke lingkungan.

Hal ini sama seperti pada organisme lain yang mati, energinya dilepaskan dalam bentuk panas dan tubuh dimakan hewan di dalam kubur, seperti cacing dan bakteri.

Jika hantu itu nyata dan merupakan energi atau entitas yang belum diketahui, para ahli mengatakan keberadaan mereka akan sama seperti penemuan ilmiah lain yang dapat ditemukan dan diverifikasi melalui eksperimen terkontrol.

Pada akhirnya, menceritakan tentang pengalaman mistis bukan tentang sesuatu yang perlu dibuktikan.

Sebaliknya, ini tentang kenikmatan merasakan sesuatu yang bisa membuat merinding dengan teman atau kerabat.

* Sosok Menakutkan Muncul di Rumah Hantu Hingga ODP Corona Menangis Minta Pulang

Pemerintah daerah Sragen punya cara unik untuk menangani orang dengan pemantauan ( ODP ) Corona yang ngeyel atau membandel.

Caranya, ODP yang bandel keluyuran dan sedang menjalani karantina dimasukkan ke dalam sebuah rumah hantu.

Ya, di Sragen kebijakan ini diterapkan lantaran sejumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) yakni para pemudik ke daerah tersebut keluyuran ketika harus karantina mandiri.

Tiga orang pemudik yang sedang menjalani karantina di rumah 'hantu' Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah 'menyerah' setelah mereka mengaku didatangi sosok hantu.

Kepala Desa Sepat, Mulyono mengatakan, tiga pemudik tersebut merupakan warga Desa Sepat.

Mereka baru pulang mudik masing-masing dari Jakarta, Lampung dan Kalimantan.

Karena dianggap tidak tertib saat menjalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing, ketiganya dijemput tim Satgas COVID-19 Desa Sepat untuk menjalani karantina di rumah hantu.

Baru beberapa hari menjalani karantina di rumah hantu, ketiga pemudik meminta dipulangkan ke rumahnya masing-masing.

"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Mulyono, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).

Setelah kejadian itu, orangtua para pemudik menemui Mulyono tiga kali memohon agar anaknya tersebut dapat menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

Mulyono tidak begitu saja mengabulkan permohonan mareka.

Akhirnya dengan petimbangan dan komitmen orangtua untuk mengawasi anak-anaknya karantina mandiri di rumah, ketiganya dilepaskan untuk menjalani karantina di rumah.

"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.

Mulyono mengatakan, rumah hantu yang disediakan untuk karantina bagi pemudik bandel tersebut memanfaatkan bangunan bekas gudang tas.

Gudang tas ini sudah sekitar 10 tahun dibiarkan kosong.

"Niat kita membuat rumah hantu ini adalah untuk karantina bagi pemudik yang bandel menjalani karantina mandiri di rumah," ungkap dia.

Mulyono berharap, dengan adanya kejadian pemudik yang didatangi sosok hantu saat menjalani karantina di rumah hantu, tidak ada lagi pemudik yang bandel.

Pemudik yang baru pulang mudik dari perantauan diharapkan bisa menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari dengan tertib.

* Hantu Sedadu Jepang di NTT

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Novemi Leo

Hantu Serdadu Jepang Bergentayangan di Cagar Budaya Situs Tugu Jepang di Kupang NTT

Sejumlah masyarakat yang berada menetap di sekitar cagar budaya Situs Tugu Jepang di Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Provinsi NTT, mengaku sering mengalami beberapa kejadian  mistis.

Tak sedikit orang yang melihat hantu alias arwah alias hantu tentara atau serdadu Jepang yang mondar mandir, mengisap rokok, dan baris berbaris di sekitar Situs Tugu Jepang.

Bahkan ada juga yang mendengar bunyi sepatu tentara boneng tentara seperti orang barus berbaris di sekitar Situs Tugu Jepang di Kupang itu.

Mereka menduga penampakan dan suara mistis itu adalah dilakukan oleh arwah atau hantu tentara Jepang yang pernah bertugas di Situs Tugu Jepang itu.

Kejadian mistis ini diceritakan oleh Anselmus Mabikafola, eks juru pemelihara (jupen) Situs Tugu Jepang kepada poskupangwiki.com beberapa waktu lalu.

Anselmus Mabikafola mengaku, area tempat Tugu Jepang ini di suatu masa menjadi tempat mistis. Pada tahun 1973, orangtua Anselmus Mabikafola sudah menempati tempat ini, rumahnya berada dekat dengan bangunan situs Tugu Jepang.

"Cukup mendapat gangguan karena tempat ini adalah tempat pembakaran Tentara Jepang. Jadi mulai magrib mulai terdengar orang berbahasa Jepang, ada api rokok, ada bunyi sepatu tentara, sepatu boneng. Tapi kenyataanya tidak ada," kata Anselmus Mabikafola.

Menurut Anselmus Mabikafola itu adalah cerita yang diceritakan orang orangtuanya, sedangkan dirinya tidak mengalami secara langsung.

"Cerita dari orangtua saya karena orangtua saya sudah duluan menempati ini dan waktu itu daerah ini masih kosong sama sekali tak ada penduduk, baru orangtua saya sendiri," kata Anselmus Mabikafola.

Meski demikian, kata Anselmus Mabikafola, banyak juga masyarakat sekitar yang merasa tempat itu angker karena melihat ada hal-hal gaib di sana.

Katanya mereka sering mendengar langkah kaki orang yang berjalan menggunakan sepatu boneng.

"Ada yang melihat orang pendek berpakaian serdadu Jepang mendorong meriam masuk dan keluar dari tugu itu. Melihat serdadu Jepang sedang mengisap rokok di sekitar tugu dan lainnya," kata Anselmus Mabikafola.

Bahkan Tugu Jepang itu juga sering dijadikan tempat semedi oleh sejumlah tentara Indonesia yang bertugas pasca Timor Timur lepas dari Indonesia tahun 1999 lalu.

"Banyak tentara yang datang dengan pesawat MK53 Hooc sering bersemedi di Tugu Jepang ini. Selain cari ilham, kata mereka tugu itu kemungkinan tersimpan barang berharga. Ada seorang tentara yang mengatakan bahwa ada sosok tentara Jepang yang selalu melindungi saya dan mondar mandir di area rumah saya," kata Anselmus Mabikafola, yang sudah menjadi juru pemelihara sejak tahun 1999 lalu.

Cerita yang sama juga diungkapkan Philip Bastian Penkari, jupen Situs Tugu Jepang yang baru, kepada poskupangwiki.com, Jumat (10/1/2020) siang melalui telepon dari Kupang ke Mataram.

Philip Bastian Penkari menggantikan Anselmus Mabikafola menjadi jupen Stus Tugu Jepang sejak beberapa waktu lalu.

Dikonfirmasi melalui telepon genggamnya dari Kupang ke Mataram, Philips Bastian Penkari membenarkan cerita dari Anselmus Mabikafola yang adalah paman kandungnya itu.

"Saya tidak mengalami langsung, tapi mendengar cerita dari saksi sejarah kakek saya, Filipus Mabikafola (alm) dan dari om (paman) saya, Anselmus Mabikafola.

Memang benar, beberapa tahun lalu hampir setiap malam, masyarakat setempat pernah melihat sejumlah penampakan yang ada di area Situs Tugu Jepang.

"Diduga itu adalah hantu atau arwah dari tentara jepang yang pernah bertugas di Situs Tugu Jepang. Ada yang melihat orang merokok malam-malam, namun saat didekati orang itu hilang, ada yang dengar bunyi sepatu mengelilingi area Situs Tugu Jepang dan cerita mistis lainnya," kata Philip Bastian Penkari. (poskupangwiki.com, novemy leo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menalar Hantu, Mungkinkah Mereka Dibuktikan secara Ilmiah?",

Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved