Renungan Harian Katolik

Hilarem Enim Datorem Diligit Deus ; Allah Mengasihi Orang yang Memberi Dengan Sukacita

Hilarem Enim Datorem Diligit Deus ; Allah Mengasihi Orang yang Memberi Dengan Sukacita

Editor: maria anitoda
Pos Kupang
Hilarem Enim Datorem Diligit Deus ; Allah Mengasihi Orang yang Memberi Dengan Sukacita 

Renungan Harian Katolik

Hilarem Enim Datorem Diligit Deus ; Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita

RD. Maxi Un Bria

Jumat 24 April 2020

Selamat Menjalani Ibadah Puasa Bulan Suci Ramadhan bagi saudara-saudariku Umat Muslim di seluruh Indonesia.

Pada hari pertama berbuka puasa di Bulan Suci Ramadhan, refleksi tentang berbagi kasih dan memupuk solidaritas menjadi sangat menarik. Berpuasa, bersedekah dan bersolider dengan sesama menjadi pesan menarik bagi seluruh umat manusia.

Dengan berpuasa manusia mendekatkan diri kepada Allah dan pada saat yang sama manusia merefleksikan relasi personal dengan sesama manusia.

Mujizat pergandaan roti dan memberi makan bagi lima ribu orang ( Yoh 6 : 1-15 ), adalah narasi indah dan pesan kemanusiaan tentang kepedulian kepada mereka yang lapar, ucapan syukur dan berkat terhadap apa yang kita miliki saat ini serta kerelaaan berbagi kepada yang berkekurangan sebagai tindakan untuk menggandakan kasih dan sukacita.

Kepekaan Yesus yang melihat kondisi riil orang-orang di sekitar-Nya telah menggerakkan hati untuk melakukan sesuatu bagi mereka. Yesus tergerak hati-Nya oleh belaskasihan. Ia peduli terhadap situasi konkret orang-orang yang mengikuti-Nya. Lapar adalah realitas yang dihadapi kebanyakan orang saat itu. Dan lapar adalah realitas yang juga dihadapi banyak orang saat ini. Karena itu Yesus mengajukan pertanyaan kepada Filipus : Unde ememus panes, ut manducent hi ? Dimanakah kita dapat membeli roti supaya mereka dapat makan ? ( Yoh 6 : 5 ).

Pertanyaan Yesus membuat para murid berpikir dan saling berpandangan. Satu sama lain. Lalu secara spontan Andreas berkata “ Di sini ada seorang anak yang mempunyai lima roti dan dua ekor ikan; tetapi apa artinya itu untuk orang sebanyak ini ? Yesus meminta supaya semua orang yang hadir disuruh duduk.

Tindakan Penggandaan roti lahir dari ucapan syukur dan berkat yang dilakukan Yesus terhadap ketersediaan roti dan ikan yang ada. Mujizat penggandaan roti bagi limaribu orang yang hadir mendatangkan kekaguman dan kegembiraan. Yesus menggandakan kasih dan sukacita bagi banyak orang. Cerita indah tentang penggandaan roti dapat dimaknai dalam beberapa refleksi ini.
Pertama , Allah melakukan mujizat penggandaan roti, ucapan syuku, berkat dan pengembangan dari hal-hal yang sudah ada.
Kedua, Kerelaan seorang anak yang memberikan lima roti jelai dan dua ekor ikan menjadi daya tarik inspratif bagi khalayak yang hadir untuk ikut mengumpulkan dan memberikan bekal perjalanan bagi kebersamaan mereka hidup.

Ketiga, Pernyataan syukur dan kesediaan untuk berbagi dan bersikap solider dapat menggandakan kebaikan yang berguna untuk banyak orang.
Keempat, Orang lapar membutuhkan makanan untuk makan. Mereka akan fokus mendengarkan semua pencerahan bila ada asupan yang menopang hidup mereka.
Keenam, Keseimbangan antara nutrisi rohani dan jasmani dapat menjadikan manusia hidup damai, sehat dan harmonis.
Kondisi Pandemi Covid-19 berdampak pada kesulitan ekonomi dan membuat banyak orang lapar. Keadaan lapar , bisa membut tubuh lemah dan mudah jatuh sakit.

Lapar juga membuat orang kurang fokus. Lebih dari itu lapar dapat memicu masalah sosial lainnya. Karena itu marilah kita saling mendukung satu dengan yang lain. Kita mendukung pemerintah RI dengan mengembangkan sikap peduli hidup sehat dan peduli terhadap mereka yang lapar.
Bersolider dan berbagi kasih dari keterbatasan yang kita miliki saat ini sangat berarti dan menolong mereka yang lapar dan sakit. Marilah peduli terhadap sesama. Mulai dari orang-orang di sekitar kita.

Sesama terdekat di tetangga, lingkungan , dan kelompok - kelompok yang sangat membutuhkan perhatian anak-anak cacat, fakir miskin dan yatim piatu. Semoga Allah memberkati budi baik dan kerelaan berbagi saudara-saudariku. Sekecil apa pun yang kita berikan dengan ikhlas sangat berarti bagi mereka yang membutuhkannya.
Barangsipa memberi dengan sukacita mendatang berkat. Sebagaimana dinasihatkan St. Paulus “ Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” ( 2 Korintus 9:7 ). Semoga setiap orang dan setiap organisasi kemasyarakatan , organisasi politik maupun organisasi komunitas gereja dapat bergandengan tangan dan bersolider dalam tindakan konkret kemanusiaan memberi makan bagi yang lapar dan pertolongan bagi yang sakit.

Doa. Ya Tuhan rahmatilah hati kami, agar peka, peduli dan bersinergi menolong sesama yang lapar dan sakit saat ini. Amin.

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved