Kisah Guru Asal Ngada Manfaatkan Waktu Luang Saat Pandemi Covid-19, Ini Pekerjaannya!

Di tengah pandemi Covid-19 memaksakan semua orang untuk beraktivitas dirumah saja atau Work From Home (WFH)

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Ita (29) saat menenun dikediamannya di Langa Desa Bomari Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada, Rabu (22/4/2020). 

"Kami perempuan 5 orang dan bisa tenun. Saya sudah lima tahun mengajar. Dan kami bisa hidup dari menenun kain," ujarnya.

Biayai Sekolah

Berkat keuletan Ita, sudah banyak menghasilkan kain adat Bajawa. Ketika sang mama masih hidup anak-anak semua disekolahkan dan bahkan hasil dari menenun kain tiga orang anak dalam rumah Ita sudah meraih gelar Sarjana.

Ita mengatakan kendalanya adalah terkait pemasaran. Karena tidak bebas seperti biasanya. Kalau mau pesan harus melalui media sosial (Facebook) dan prosesnya memang agak susah disaat Covid-19.

"Kendalanya pemasaran saat musim Corona. Kami juga ikut selera mereka. Pemasaran lewat facebook. Tapi saat Corona agak susah. Masalahnya harus terapkan Psyical Distancing. Kalau sebelumnya masih aman-aman saja. Orang pesan kita hantar dan uang langsung diterima memang. Tapi saat Covid-19 ini agak susah, terpaksa barangnya belum dihantar dan masih simpan saja dulu menunggu wabah ini selesai," ujarnya.

Adiknya Ita, Marsin Paba (25) menyampaikan terima kasih kepada semua pelanggan yang telah memesan kain tenun.

Marsin mengatakan selama ini ia rajin membantu sang kakak untuk menyelesaikan tenunan hingga jadi. Kerja sama dan kekompakan harus ada saat mengerjakan sesuatu.

Tidak susah jika saling mendukung dan jangan cepat puas dengan apa yang ada.

"Kami kerjakan sesuai dengan pesan pelanggan. Ada yang pesan sesuai dengan selera pelanggan. Kami ikuti kemauan mereka," ungkapnya.

Budaya Menenun Harus Diwariskan

Ayah Ita, Theodorus Wada (58) mengatakan warisan leleluhur harus dilestarikan hingga anak dan cucu. Untuk biaya sekolah anak-anaknya, uangnya dihasilkan dari budaya menenun.

"Kami melanjutkan tenun dan diwariskan. Dirumah ada tiga orang sarjana dan biayanya mereka kuliah hasil dari menenun. Saya hanya tukang kayu. Saya selalu dukung anak-anak untuk menenun," ungkapnya.

Ia mengatakan anak-anak harus didukung untuk tetap dan selalu kreatif untuk mencari uang ditengah pandemi Covid-19.

Ia berharap agar pandemi Covid-19 cepat berlalu sehingga semua warga dapat menjalan aktivitas seperti biasanya.

Ansy Lema Desak KLHK Rincikan Anggaran untuk Kegiatan Penanganan Covid-19

Ansy Lema Desak KLHK Rincikan Anggaran Kegiatan Penanganan Covid-19

"Saya sekarang kerja dirumah saja. Bikin bingkai jendela, pintu dan lain-lain. Kebetulan ada mebel disamping rumah," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved