‘Ami Morun,’ Minta Beras Ke Rumah Bupati Sikka dan ‘Banjir’ Apresiasi
PEMBATASAN aktivitas di luar rumah mencegah penularan virus corona ( Covid-19) telah mulai dirasakan dampaknya
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM - PEMBATASAN aktivitas di luar rumah mencegah penularan virus corona ( Covid-19) telah mulai dirasakan dampaknya bagi sebagian besar masyarakat kelas menengah ke bawah di Kabupaten Sikka, Pulau Flores.
Bagi mereka, menyambung hidup setiap hari, harus banting tulang mendapatkan penghasilan. Makan nasi sehari sekali sudah mulai terasa berat ditanggung kebanyakan keluarga yang mengandalkan kerja serabutan. Pengalaman serupa juga mungkin dirasakan warga lain di tempat lain di Tanah Air.
• Susah Dapat Makan, Warga Minta Beras Ke Rumah Bupati Sikka dan Banjir Apresiasi
Tak punya pilihan mengadu mendapatkan beras, beberapa waktu yang lalu segelintir warga nekat menyambangi rumah Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, meminta bantuan beras.
“Mereka datang ke rumah sampaikan ‘ami morun’ (kami lapar). Mereka minta beras. Dampak sosial ekonomi sudah sangat terasa, karena warga tidak bisa keluar rumah untuk kerja,” ungkap Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, dalam rapat kerja dengan DPRD Sikka, Rabu (15/4/2020) siang di Gedung DPRD Sikka.
• Tiba di Labuan Bajo, Ratusan Penumpang KM Leuser Akan Jalani Rapid Test
Roby Idong, sapaan Fransiskus Roberto Diogo, lalu menyediakan setiap kantong berisi 5 Kg beras untuk diberikan kepada warga masyarakat. Sendirian atau bersama anggota Forkompimda, mereka menemui warga kurang mampu di berbagai pelosok.
“Kami isi beras setiap kantung 5 Kg diberikan kepada warga. Kami langsung datang temui sekaligus mengetahui langsung keseharian kehidupan mereka,” ujar Roby Idong.
Roby Idong berkisah mendatangi sebuah rumah keluarga yang tidak disebutkan lokasinya mendapati mereka sedang merebus ubi di dapur.
“Anak-anaknya menangis ketika kami bawakan beras. Mungkin sudah beberapa hari mereka tidak makan nasi,” ungkap Roby Idong.
Menurut Roby Idong, dampak sosial ekonomi akibat ancaman wabah Covid-19 sangat dirasakan warga. Krisis yang kita alami jauh lebih hebat dari resesi ekonomi dan krisis ekonomi Indonesia tahun 1998.
Semua orang hidup dalam ancaman yang menakutkan. Semua orang tidak bisa ke mana-mana. Ia perkirakan kondisi sosial ekonomi masyarakat ke depan akan jauh lebih parah lagi.
“Inilah temuan kami di lapangan. Perlu langkah-langkah lebih cepat mengatasinya, namun setiap upaya itu harus sejalan dengan program pemerintah pusat dan daerah,” imbuh Roby Idong.
Kesulitan sebagian warga ‘menyambung hidup’ yang dibeberkan Bupati Sikka membuat trenyuh anggota DPRD Sikka. Ia berharap kepada mitranya di DPRD Sikka membebaskan diri dari semua urusan politik. Urusan yang dihadapi saat ini, kata Roby, keselamatan jiwa bersama. Dampak sosial harus ditekan seminimal mungkin.
Mendengar usahanya menolong sebagian warga Sikka, beberapa anggota DPRD Sikka mengapresiasinya. Ketua DPRD Sikka, Donatus David, memimpin rapat memuji upaya bijak yang sudah ditempuh bupati sebagai bapak di Kabupaten Sikka.
“Keluh kesah warga di rumah-rumah dalam situasi yang begini sulit sudah diatasi, kami beri apresiasi,” ujar David.
Ketua Fraksi PDIP, Stefanus Sumandi juga memberi apresiasi. Anggota Fraksi Gerindra, Fabianus Toa, memuji reaksi cepat Bupati Sikka, namun masih banyak warga yang belum mendapat perhatian pemerintah.
