Tak Disangka, Ternyata Ini Dia Pemain Asing Pertama Persib Bandung, Bukan Kuartet Polandia
Boleh jadi karena kelahiran Timor Leste yang pernah menjadi salah satu provinsi dalam NKRI, makanya pemain ini tak dianggap pemain asing
Tak Disangka, Ternyata Ini Dia Pemain Asing Pertama Persib Bandung, Bukan Kuartet Polandia
POS-KUPANG.COM - Boleh jadi karena kelahiran Timor Leste yang pernah menjadi salah satu provinsi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), makanya pemain ini tidak dianggap sebagai pemain asing oleh Persib Bandung.
Maung Bandung malah mencatat dalam buku sejarahnya bahwa kuartet Polandia adalah pemain asing pertama mereka.
Kuartet Polandia itu adalah Maciej Dolega, Piotr Orlinski, Mariusz Mucharski, dan Pavel Bocjian yang didatangkan pada 2003 bersama pelatih yang juga asal Polandia, Marek Andrzej Sledzianowski.
Namun, sebenarnya secara fakta bukan mereka yang menjadi pemain asing pertama di Persib Bandung, melainkan pemain dari Timor Leste.
Pemain tersebut adalah Luís Simoes, kelahiran Dili tahun 1975.
Pemain yang mengawali karier di Gumarang FC (tim internal Persija Jakarta) tahun 1995 ini melanjutkan peruntungannya di Persija bersama Miro Baldo Bento dan langsung masuk tim utama Macan Kemayoran di tahun yang sama.
Bertahan hanya sampai tahun 1997 di Persija Jakarta, akhirnya ia melanjutkan kariernya di Persijatim Jakarta Timur.
Timnya pada saat itu menjadi lumbung gol dan hanya berada di posisi ke-11 Wilayah Barat Liga Indonesia atau menjadi juru kunci pada grup tersebut.
Pada tahun 2000, keuangan Persijatim mengalami krisis dan memaksa Luis Simoes harus pindah dari klub tersebut.
Bingung mencari klub, pada saat itu ia mencoba membeli Tabloid Bola dan membaca berita bahwa Persib Bandung membutuhkan bek sayap.
Tidak pikir lama, akhirnya ia pun pergi ke Bandung dan bertemu dengan Indra Tohir yang kala itu masih menjadi pelatih Persib Bandung.
Simoes pun mengatakan bahwa saat itu ia sangat diterima oleh Indra Tohir, terlebih Persib Bandung memang sedang membutuhkan pemain yang kebetulan pas dengan posisinya bermain.
Ikut Persib Bandung latihan, akhirnya Indra pun terpincut dan memakai jasa Luís Simoes pada Liga Indonesia edisi 2001.
Simoes pun mengaku beruntung dapat bermain bersama Persib Bandung pada tahun tersebut. Pasalnya saat itu Persib Bandung diisi oleh pemain-pemain besar.
"Saya waktu itu bermain bersama Anwar Sanusi, Herrrie 'Jose' Setiawan, Yusuf Bachtiar, Sujana, Yaris Riyadi, Dadang Hidayat, Aceng Juanda, Suwita Patha, Supriyono Prima."
"Senang bisa bermain bersama mereka karena mereka adalah pemain hebat dengan nama besarnya pada masa itu," ucapnya saat dihubungi oleh Bolasport.com.
Tentang statusnya yang menjadi pemain asing pertama Persib, ia menyebutkan bahwa secara fakta memang seharusnya Luis Simoes-lah yang tercatat dalam sejarah.
Karena seperti kita ketahui bahwa pada tahun 1999, Timor Leste yang pada saat itu masih bernama Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia.
Luis Simoes pun menjadi salah satu yang pro kepada kemerdekaan Timor Timur dari Indonesia dan berpindah kewarganegaraan.
Hanya, setelah dirinya bergabung bersama Persib, PSSI saat itu masih bingung dengan status para pemain dari Timor Leste atau Timor Timur.
Secara fakta, seharusnya Luis Simoes tercatat sebagai pemain asing di Liga Indonesia, namun pada saat itu justru PSSI masih menganggap bahwa pemain dari Timor Leste adalah warga negara Indonesia.
"Saat itu dalam pendaftaran di liga, saya masih dimintai KTP Indonesia, tetapi saat itu Timor Timur sudah bukan bagian dari Indonesia."
"Saya merasa saya sudah orang Timor Leste karena saya pro kemerdekaan Timor Timur dan sudah bukan warga negara Indonesia lagi," jelasnya.
Karena hal itulah hingga saat ini Luis Simoes dianggap sebagai pemain lokal Indonesia, padahal faktanya ia bukan lagi pemain Indonesia alias pemain asing.
Hingga akhirnya sejarah pun tidak mencatatnya dan seakan saat ini ia sudah terlupakan.
Luis pun hanya bertahan selama semusim di Persib sebelum pulang kembali ke negaranya dan memutuskan untuk gantung sepatu pada usia 27 tahun.
Padahal, saat itu dirinya masih ingin berbaju Persib Bandung, namun karena keadaan yang tidak mendukung akhirnya ia mengambil keputusan yang menurutnya sangat berat itu.
Pelatih Asing di Persib
Persib Bandung mulai menggunakan jasa pelatih asing sejak musim 2003.
Kala itu, manajemen Persib menunjuk pelatih asal Polandia, Marek Andrzej Sledzianowski, untuk menjadi juru taktik pada awal putaran pertama Liga Indonesia 2003.
Di tangan Marek, Persib justru berada pada situasi terpuruk, 12 kali pertandingan dilewati tanpa kemenangan sekalipun.
Salah satu peristiwa paling memorial dalam kinerja Marek adalah ketika ia memilih duduk di tribune VVIP pada pertandingan pertama Persib melawan PSPS Pekanbaru pada Kompetisi Liga Indonesia IX di Stadion Siliwangi, Minggu (12/1/2003).
Usut punya usut Marek sedang melancarkan protes kepada manajemen Persib setelah penjaga gawang Marius Muharski tidak bisa tampil akibat belum mendapat izin kerja dari Dinas Tenaga Kerja.
Kariernya bersama Persib terputus di pertengahan musim dan dilanjutkan oleh pelatih asal Cile, Juan Antonio Poez, yang menyelamatkan tim dari degradasi musim 2003.
Namun, Poes akhirnya mengundurkan diri lantaran berselisih dengan manajemen Maung Bandung.
Setelah itu, tongkat estafet pelatih asing berlanjut kepada sosok Arcan Iurie yang hanya mampu membawa Persib berada di peringkat ke-12 Liga Indonesia 2006.
Pelatih asal Moldova itu pun akhirnya mengundurkan diri pada pertengahan musim 2007.
Tiga musim kemudian, Maung Bandung kembali ditangani pelatih asing bernama Darko Janackovic.
Namun, kepemimpinan pria asal Prancis itu tak berlangsung lama lantaran mendapatkan desakan dari para pemain dan akhirnya diganti oleh Jovo Cuckovic.
Sama dengan Darko, kiprah Jovo sudah harus terhenti ketika belum genap semusim melatih dan digantikan oleh Daniel Rukito yang membawa Persib di peringkat ketujuh klasemen akhir Liga Indonesia 2010.
Pada musim 2011, Maung Bandung kembali kepincut dengan pelatih asal Serbia, Drago Mamic, yang hanya mampu mengantarkan Persib berada di peringkat kedelapan Liga Indonesia.
Setelah itu, ada nama Dejan Antonic sebagai pelatih asing keenam yang membawa Persib mengakhiri musim 2016 di peringkat kelima klasemen.
Terakhir, Roberto Carlos Mario Gomez menjadi pelatih kedua Persib yang berasal dari Benua Amerika.
Pelatih asal Argentina ini sempat menyelamatkan Maung Bandung dari degradasi Liga 1 2017 dan membawa Persib berada di peringkat empat klasemen akhir Liga 1 2018.
Miljan Radovic, pelatih baru Persib Bandung." />Miljan Radovic, pelatih baru Persib Bandung.FERDYAN ADHY NUGRAHA/TRIBUN JABAR
Kendati begitu, Gomez akhirnya dicoret manajemen lantaran sikap yang kurang terpuji.
Dari ketujuh pelatih asing tersebut, tak satu pun yang bisa mencapai dua tahun berada di Persib.
Persib pun belum pernah menempati tiga besar ataupun juara di Liga Indonesia ketika ditangani oleh pelatih impor.
Kini, beban juara ditempatkan pada pundak pelatih asing kesembilan Persib, Miljan Radovic, yang akan memimpin Febri Hariyadi dkk pada musim 2019.
Sumber: BolaSport.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/mantan-pemain-persib-luis-simoes-dan-istri.jpg)