News
Alaram untuk NTT, Tiga ABK KM Lambelu yang Sandar di Maumere Positif Corona, Warga tak Perlu Panik
Data yang diperoleh menyebutkan, kapal tersebut mengangkut 255 penumpang dan 95 orang ABK.
Penulis: Aris Ninu | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Aris Ninu/Egy Moa
POS KUPANG, COM, MAUMERE- Kepanikan melanda ratusan penumpang KM Lambelu ketika diketahui tiga orang anak buah kapal (ABK) terinfeksi covid-19 setelah melalui pemeriksaan menggunakan rapid test.
Dalam surat Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo, S.Sos, MSi kepada Direktur Pelni di Jakarta menyebutkan, pihaknya telah mengambil sampel dari 22 orang anak buah kapal (ABK) KM Lambelu.
Data yang diperoleh menyebutkan, kapal tersebut mengangkut 255 penumpang dan 95 orang ABK.
Untuk memeriksa ABK di atas kapal, petugas medis dari Maumere berlayar menuju KM Lambelu yang berlabuh sekitar dua mil dari Pelabuhan Lorens Say Maumere.
Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan rapit test dan pemeriksaan laboratorium RSUD dr. TC Hillers Maumere diketahui tiga orang ABK positif terinfeksi corona.
Ketiganya adalah seorang penjaga kantin dan dua orang ABK.
Setelah mengetahui adanya tiga orang terinfeksi covid-19 tersebut, Bupati Roberto bersama unsur Forkompimda Sikka sekitar menumpang kapal patroli menuju lokasi lego jangkar KM Lambelu untuk memberi imbauan kepada para penumpang.
Surat yang dikirim Bupati Sikka tersebut ternyata ramai diperbincangkan masyarakat Sikka, khususnya di Kota Maumere.
Atas pertimbangan itu Bupati Sikka melarang KM Lambelu bersandar di Pelabuhan Lorens Say.
Kedatangan Bupati Sikka yang mengimbau penumpang tidak bisa turun di Maumere justru mendatangkan masalah baru. Tiga orang penumpang kapal yang tidak kuasa mendengarkan himbauan yang dilakukan dari kapal Patroli Polair di sekitar KM Lambelu menceburkan diri ke laut.

Diduga ketiga penumpang tersebut panik karena tidak diizinkan turun di Maumere. Sementara para penumpang lainnya berteriak tidak puas, karena kapal masih berada di tengah laut sejak semalam.
Diduga akibat reaksi penumpang tersebut sehingga pemerintah memutuskan kapal tersebut sandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Selasa (7/4/2020) malam.
Begitu kapal sandar di dermaga, Bupati Sikka, Robby Idong langsung membacakan imbauan kepada para penumpang.
"Kami izinkan KM Lambelu bersandar di Pelabuhan Lorens Say. Semua penumpang harus mengikuti semua petunjuk dan arahan pemerintah," jelas Robby.
Robby menambahkan, para penumpang dari Kabupaten Flores Timur supaya dengan tertib naik ke kendaran yang sudah disiapkan Bupati Flotim.Kita
"Kita beri kesempatan kepada para penumpang berasal dari Flores Timur yang akan melanjutkan perjalanannya menuju Flores Timur secara teratur nanti barang-barang bawaan langsung diturunkan bersama dengan penumpang," tambahnya.
Sedangkan penumpang yang berasal dari kabupaten lain seperti Ende, Ngada dan Nagekeo serta kabupaten lainnya belum ada jemputan supaya tetap berada di atas kapal.
"Untuk penumpang dari Kabupaten Sikka akan diturunkan secara bertahap 20 orang.
Penumpang laki-laki di SCC Maumere dan perempuan di Rujab Bupati Sikka. Penumpang Sikka akan jalani karantina selama 14 hari," tambah Robby.

Koordinasi dengan Gubernur NTT
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, DR. Jelamu Ardu Marius, MSi mengatakan, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo,S.Sos,M.Si telah melakukan koordinasi dengan Gubernur NTT ,Viktor Bungtilu Laiskodat terkait pelarangan KM.Lambelu untuk sandar di Pelabuhan Lorens Say, Maumere.
Menurut Marius, untuk pelarangan KM.Lambelu agar tidak sandar itu tentu telah dikoordinasi dengan Pemprov NTT.
"Tentu pak Bupati Sikka telah koordinasi dengan bapak Gubernur NTT," kata Marius.
Sedangkan terkait hasil rapid test yang menyebutkan ada tiga ABK yang terinfeksi Covid-19, Juru Bicara Pemerintah NTT dalam Penanganan Covid -19 ini mengatakan, sampai saat ini gugus tugas belum mendapat informasi tersebut.
Kepala Dishub NTT, Isyak Nuka, S.T, M.M secara terpisah menjelaskan, telah melarang KM. Lambelu untuk sandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, karena ada dugaan bahwa tiga ABK di kapal itu terindikasi terinfeksi Covid-19.
"Jadi memang benar bahwa pemerintah telah larang KM Lambelu untuk sandar di pelabuhan, karena ada tiga ABK yang dinyatakan terinfeksi Covid-19," kata Isyak.
Dijelaskan, pelarangan tersebut dengan alasan bahwa ada tiga orang ABK yang hasil rapid testnya menyatakan terinfeksi Covid-19.

Pantauan Pos Kupang di Pelabuhan Lorens Say semalam, tampak puluhan personil TNI AL, Polres Sikka, Brimob dan Satpol PP berada di areal pelabuhan. Tak satu pun warga yang diperkenankan masuk ke dalam areal pelabuhan itu.
Suasana di pelabuhan masih tampak sepi. Bahkan sejak pagi, tak terlihat kegiatan bongkar dan muat di sana.
Warga Kota Maumere yang hendak menyaksikan kedatangan kapal yang membawa 255 penumpang memantaunya dari Pelabuhan Pendaratan Ikan (TPI).
Elias, warga Kelurahan Madawat, Kecamatan Alok, mengaku sangat khawatir dengan kehadiran ratusan penumpang yang turun di pelabuhan ini.
"Kita belum tahu, jam berapa kapal ini sandar. Kita tidak berani dekat, kita tidak pernah tahu seperti apa yang akan terjadi," kata Elias.
Sebelum larangan bersandar di Dermaga Lorens Say Maumere, Pemkab Sikka sebenarnya telah menyiapkan lokasi karantina penumpang KM Lambelu.
Lokasi yang disiapkan adalah Gedung Sikka Convention Center (SCC) yang telah ditata para personil BPBD.
Para petugas BPBD tersebut membuat sekat dari tripeks dan memasang kain pembatas untuk karantina penumpang. Setiap kotak pembatas ditempatkan tiga kasur busa dan bantal untuk tiga orang.
Di halaman gedung SCC juga telah didirikan empat tenda, dua tenda dari Tagana, satu tenda dari TNI AL dan satu buah tenda dari BPBD.
"Sekat kami kerjakan sejak tadi malam melibatkan para personil dari BPPBD. Kami hanya beli material kayu usuk dan tripleks. Teman-teman bisa kerjakan," kata Sekretaris BPBD Sikka, Avelinus Yuvensius.
Ia memperkirakan di dalam gedung hanya menampung sekitar 120-an orang dari rencana 233 penumpang kapal yang akan turun.
"Kalau di dalam gedung penuh maka akan ditampung di tenda. Kami sudah siapkan tempat tenda. Di dalam tenda BPBD, kami pasang tedang (bale-bale) dialas kasur busa dan bantal untuk tempat tidur," ujarnya.
Avelinus mengaku belum memastikan berapa banyak penumpang yang akan menjalani karantina di Gedung SCC. Tugas BPBD saat ini menyiapkan lokasi karantina. "Kami siapkan sesuai manifest," kata Avelinius. *