Corona Virus
Atlet dan Pesepak Bola Bisa Terpapar Covid-19, Ini Penyebabnya, Simak Faktanya
Di Eropa, beberapa pesepak bola tenar seperti Daniele Rugani, Paulo Dybala, Callum Hudson Odoi, hingga Patrick Cutrone terkonfirmasi p
POS KUPANG.COM-- -- Di Eropa, beberapa pesepak bola tenar seperti Daniele Rugani, Paulo Dybala, Callum Hudson Odoi, hingga Patrick Cutrone terkonfirmasi positif Covid-19.
Sementara di Indonesia, penyerang Persib Bandung Wander Luiz, menjadi atlet atau pesepak bola pertama yang terkonfirmasi positif virus corona.
Terkait adanya atlet atau pesepak bola yang terkena virus, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung, dr Rita Verita pun angkat bicara.
Menurut Rita, virus corona ini memang bisa menyerang siapa saja, termasuk atlet.
Terlebih, ketika daya tubuh mereka sedang tidak bagus, maka virus bisa menyerang mereka.
• Liga Champions Atalanta vs Valencia Dituding Penyebaran COVID-19 di Italia, Berikut Data Korban
"Karena virus ini kan bisa menyerang siapapun. Yang bisa menangkal virus ini adalah orang dengan daya tahan tubuh yang baik. Bagi seseorang yang punya daya tahan tubuh yang kurang bagus tentu tidak bisa menahan virus ini walaupun dia olahragawan," kata Rita.
Secara umum, Rita tidak menampik, rata-rata atlet memiliki daya tahan tubuh yang baik.
Hal tersebut dikarenakan asupan gizi dan aktivitas fisik mereka yang bagus.
Hanya saja, atlet juga manusia, yang bisa mengalami penurunan daya tahan tubuh dalam situasi tertentu.
Dalam kondisi daya tahan tubuh yang menurun ini, virus bisa masuk ke dalam tubuh manusia.
• Ini Waktu Tepat Berjemur untuk Cegah Corona, Simak Hasil Peneltiannya, Simak Faktanya
"Mungkin, pada saat terkena virus ini, daya tahan tubuhnya sedang tidak baik, sehingga akhirnya virus tidak bisa dilawan dan akhirnya dia terkena," tutur Rita.
Seperti apa yang disampaikan Rita, dalam situasi tertentu, daya tahan tubuh seorang atlet bisa mengalami penurunan.
Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan hal tersebut, salah satunya bisa disebabkan karena aktivitas latihan yang terlalu berat.
Beban latihan yang berat berpotensi membuat imunitas seorang atlet menurun.
Saat menjalani aktivitas latihan yang terlalu berat, memungkinkan seorang atlet mengalami Over Training Syndrome (OTS).
