Puluhan Penumpang dari Surabaya Turun di Maumere

para penumpang diperiksa ketika turun dari kapal. Begitu pula kendaraan dan barang-barang bawaan disempot cairan disinfektan.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/EUGENIUS MOA
Penumpang KM Windu Karsa mengisi data diri pada Satgas Pencegahan Covid-19 di halaman Terminal Pelabuhan Penyebarangan Namangkewa, 7 Km arah timur Kota Maumere, Pulau Flores, Senin (30/3/2020) malam. 

Puluhan Penumpang dari  Surabaya Turun  di Maumere 

POS-KUPANG.COM|MAUMERE--Ketika  warga  Kabupaten  Sikka   di Pulau  Flores sedang diliputi  kecemasan  terhadap  warga yang tiba  dari   daerah  positif  virus  corona  (Covid-19), Senin  (30/3/2020)  sekitar pukul  19.00  Wita,  sekitar   30-an penumpang dari  Surabaya turun dari KM  Windu  Karsa  di pelabuhan penyeberangan  Namangkewa, 7 Km arah  timur  Kota Maumere.

Kapal  jenis  Roro,  membawa  sekitar  30-an penumpang termasuk 16 orang siswa/i  SMK Keperawatan St.Thomas  Maumere  yang dipulangkan  dalam  praktek kerja  industri (Prakerin). Kapal ini  juga  mengangkut 30-an unit mobil  termasuk  lima unit  truk  besar.

Keterangan dihimpun POS-KUPANG.COM, Senin  (30/3/2020) malam,  para penumpang diperiksa  ketika turun  dari  kapal. Begitu pula kendaraan  dan barang-barang bawaan disempot  cairan disinfektan.

 Para personil  dari Satgas  pencegahan  Covid-19 Kabupaten Sikka sudah  siaga di  terminal penumpang.  Para personil  berasal dari   Dinas Kesehatan  Sikka,  Dinas Perhubungan,  HAKLI,   PMI dan personil  TNI dan Polri.

Siswi   Kelas   XI  SMK Keperawatan St.Thomas  Maumere, Agustina Soru mengatakan, ia bersama  15  rekanya  diperintahkan pulang oleh  sekolah   karena adanya surat  dari  Bupati  Sikka dan Pemda  NTT. Meski   mereka baru  tiga   minggu  menjalani  Prakerin di  Panti  Werdha Hargo   Dedali  Surabaya.

”Kami  pulang   karena ada surat dari Pemda  Sikka dan  Gubernur NTT   membatalkan  Prakerin  bagi siswa/i yang melakukan praketk di luar kota untuk mencegah  virus   corona. Sekolah kami  tidak mau ambil resiko, sehingga dipulangkan,”kata   Agustina.   

Ketika turun  dari  kapal,  kata Agustina,  mereka diwajibkan  petugas  mencuci tangan dengan  sabun,  disemprot  disinfektan,   pemeriksaan suhu tubuh  menggunakan  thermo  gun  dan mengisi   data diri.

Keuskupan Agung Ende Beri Bantuan untuk Pemda

Ancaman Sampah Plastik Terhadap Lingkungan di Kota Lewoleba

Hadapi Kebijakan Relaksasi, Bank NTT Perlu Siapkan Langkah Antisipatif Khusus

“Kami  diminta  lakukan karantina  mandiri  di rumah   14  hari   sampai 12 April  2020,” imbuh Agustina.  (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Euginius Mo’a).

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved