Penularan Virus Corona Bisa Tanpa Gejala Guys, Begini Cara Mengetahuinya !

Untuk itu masyarakat mesti waspada jika tidak ingin penyebaran Covid-19 semakin meluas di lingkungan kita.

Editor: Rosalina Woso
(Shutterstock)
Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia. 

Penularan Virus Corona Bisa Tanpa Gejala Guys, Begini Cara Mengetahuinya !

POS-KUPANG.COM--Penularan Virus Corona Bisa Tanpa Gejala Guys, Begini Cara Mengetahuinya !

Tahukah Anda, ternyata penularan virus corona bisa tanpa gejala?

Ini merupakan hasil studi baru yang dilakukan para ahli medis.

Untuk itu masyarakat mesti waspada jika tidak ingin penyebaran Covid-19 semakin meluas di lingkungan kita.

Penyebaran virus corona sangat cepat menjelajah seluruh dunia.

Covid-19 berawal pada bulan Desember 2019 kemarin di China.

Termasuk Indonesia, yang jumlah pasien positifnya semakin bertambah.

Orang yang menderita covid-19 akan memiliki beberapa gejala.

Mulai dari demam, batuk hingga kesulitan bernapas.

Namun ada studi baru tentang cara penyebaran virus corona.

Salah satunya adalah orang yang tertular tak memiliki gejala umum yang awalnya dibicarakan.

Bagaimana jika penularan virus corona terjadi pada orang yang tak bergejala?

1. Orang Tanpa Gejala

Dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Senin (23/3/2020), terdapat setidaknya 82 kasus tanpa gejala ditemukan di sebuah klaster virus corona di Massachusetts.

Penularan tanpa gejala atau disebut asimptomatik dapat terjadi meski itu bukan faktor yang signifikan.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar pada 1 Maret lalu.

Dilansir Medical News Today, Selasa (17/3/2020), peneliti dari AS, Perancis, China, dan Hong Kong secara khusus meneliti seberapa cepat SARS-CoV-2 menyebar.

Salah satunya membahas mengenai transmisi senyap atau silent transmission.

Transmisi senyap terjadi ketika seseorang yang tertular virus tidak menunjukkan gejala, tetapi menularkan virus ke orang lain.

Untuk menyelidiki ini, para peneliti mempelajari 450 laporan kasus dari 93 kota di China.

Mereka menemukan bukti paling meyakinkan hingga saat ini bahwa orang dapat menularkan virus sebelum gejala dimulai, sebuah skenario yang juga dikenal sebagai penularan presimptomatik atau asimptomatik.

Penelitian menunjukkan, hanya 1-3 persen yang disebut pembawa asimptomatik.

2. Metode Tes Corona

Dilansir Health, Selasa (17/3/2020), metode pengujian corona secara umum yang ada saat ini dinilai tidak efektif oleh President ACCESS Health International William Haseltine.

Hal itu mengingat virus corona tak hanya disebarkan oleh orang bergejala.

Haseltine merekomendasikan sistem pengujian yang dikenal sebagai contact tracing atau pelacakan kontak.

Metode pengujian virus corona itu sudah diterapkan saat ini di Korea Selatan dan Singapura.

Metode itu melibatkan pengujian setiap orang dengan gejala terlebih dahulu.

Namun, setelahnya berusaha menemukan dan menguji setiap orang yang berhubungan atau kontak dengan orang tersebut selama lebih dari dua minggu.

Menurut Haseltine, penting untuk menemukan mereka lebih awal sebelum mereka sakit.

Ini bukan tentang berapa banyak tes yang dilakukan di suatu daerah, lanjutnya, tetapi bagaimana tes itu digunakan.

3. Metode Deteksi Virus

Lebih jauh, Aryati menjelaskan, ada empat metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi virus.

Metode tersebut adalah melalui:

Kultur
Molekuler
Antigen
Antibodi.

Metode dengan keakuratan paling tinggi adalah metode kultur atau biakan virus.

Akan tetapi metode ini sulit dilakukan karena biayanya mahal serta memerlukan tenaga terlatih.

Adapun metode PCR yang selama ini digunakan termasuk metode molekuler. Metode ini memiliki keakuratan di bawah metode kultur.

“Molekular itu deteksinya asam nukleat yaitu DNA atau RNA dari patogen tersebut. Nah itu yang dipakai untuk deteksi SARS-CoV2 selama ini,” lanjut dia.

Metode ketiga, antigen, memiliki keakuratan di bawah PCR. Akan tetapi metode ini belum ada reagennya di Indonesia.

Sementara, metode keempat, dengan kepercayaan terendah, adalah metode antibodi. Salah satu metode antibodi adalah rapid test.

“Tetapi memang antibodi itu mudah didapat, dikerjakan. Bisa dari sampel darah, darah utuh, bisa serum, bisa pula plasma,” ujar Aryati.

4. Cara Pengujian Rapid Test

Hampir seluruh tes yang dilakukan di Australia dimulai dengan sampel yang diambil dari hidung atau belakang tenggorokan atau keduanya menggunakan swab khusus.

Michael Harrison, ahli patologi dan CEO bisnis patolofi yang berbasis di Brisbane, Sullivan Nicolaides, mengatakan, perusahannya saat ini melakukan sekitar 1.500 tes per hari melalui laboratorium mereka.

"Hidung dan bagian belakang tenggorokan adalah dua situs tempat virus bereplikasi," kata Harrison.

Oleh karena itu, penyeka mengambil sel-sel di mana virus berada.

Tes swab digunakan untuk mencocokkan bahan genetik yang ditangkap pada swab dengan kode genetik Covid-19.

Staf medis yang mengambil sampel perlu menggunakan alat pelindung diri termasuk sarung tangan, masker, pakaian khusus, dan pelindung wajah.

Seorang dokter umum di Melbourne dan dosen perawatan primer di University of Melbourne Dr Chance Pistoll menjelaskan, sangat penting bagi tenaga medis memiliki peralatan pelindung yang cukup.

Ia mengatakan, siapa pun yang merasa berpotensi terinfeksi harus menelepon terlebih dahulu dan mengikuti sistem yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang untuk melindungi pasien, orang lain, dan staf medis.

Pistoll menegaskan, jika seseorang diuji untuk Covid-19, sangat penting melakukan isolasi diri hingga mendapatkan hasilnya.

"Anda harus berada dalam pengasingan sendiri sampai tahu hasilnya. Jika telah diuji, harus menganggap Anda memilikinya sampai tahu bahwa Anda tidak memilikinya," ujar dia.

5. Sampel Uji Covid-19

Setelah spesimen diambil dan disegel, selanjutnya dipindahkan ke laboratorium dan diuji dalam batch.

Teknik yang digunakan dikenal sebagai reaksi berantai polimerase atau PCR.

Sampel melalui proses yang sebagian besar otomatis mengekstraksi materi genetik sebelum ditempatkan ke dalam mesin PCR dalam batch.

Direktur Doherty Institute Prof Sharon Lewin menjelaskan, teknik PCR yang digunakan untuk Covid-19 juga digunakan pada pengujian lain seperti HIV, Hepatitis C, dan influenza.

"Cara untuk melakukan ini adalah menemukan bahan genetik virus. PCR memperkuat materi genetik sehingga dapat dengan mudah mendeteksinya," kata dia. (*)

* Rocky Gerung Tuding Jokowi Panik Hadapi Virus Corona, Bintang ILC TV One Sebut 2 Juta Turis China Jadi Sebab

Upaya pemerintah menangani wabah Virus Corona mendapat kritikan dari berbagai kalangan.

Salah satunya dari Pengamat Politik, Rocky Gerung.

Rocky Gerung turut berkomentar soal wabah Virus Corona yang telah menjangkit ratusan warga Indonesia

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlalu tergesa-gesa dalam mengambil kebijakan.

Menurut dia, pemerintah justru panik dalam menangani Virus Corona.

Hal itu secara terang-terangan disampaikan Rocky Gerung dalam channel YouTube Rocky Gerung Official, Senin (16/3/2020).

Mulanya, Rocky Gerung menyoroti turunnya sektor pariwisata akibat wabah Corona.

"Saya kira faktor utama adalah panik pemerintah karena membayangkan pemasukan melalui pariwisata yang masih drop," ujar Rocky.

"Misalnya dua juta turis China yang potensial tidak bisa lagi memasukkan devisa."

Ia menjelaskan, pemerintah sempat mengalami dilema dalam menghadapi wabah Corona.

"Jadi mendua pikirannya pemerintah, antara kebutuhan devisa dan kecemasan terhadap virus ini," kata Rocky

Lantas, Rocky menyebut adanya miskoordinasi yang menyebabkan banyaknya informasi yang simpang siur.

"Itu yang menyebabkan enggak ada koordinasi isu maka setiap orang di dalam pemerintahan antara mau ngomong dan enggak mau ngomong," kata Rocky

"Ditanya pun harus ngomong, keluarnya kacau."

Menurutnya, pemerintah kini dihadapkan pada resiko ekonomi setelah mengumumkan adanya kasus Corona di Indonesia. "Koordinasi siapa mesti biara duluan juga tidak terjadi," terang Rocky

"Karena enggak tahu apa yang mesti dilakukan, dalam keadaan banyak pilihan kalau bikin beginian nanti dianggap bahwa Indonesia berbahaya."

"Sehingga turis enggak masuk, investasi tertunda dan segala macam," sambungnya.

Terkait hal itu, Rocky lantas menyinggung beda informasi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dengan fakta yang disampaikan langsung oleh Jokowi

Itu yang terlihat kan kita lihat Menteri Kesehatan tidak ada, suatu hari kemudian presiden bilang ada."

"Anies Baswedan punya informasi yang enggak mungkin juga dia buka secara publik," ujar Rocky.

"Tapi pasti dia tahu dari dinas kesehatan, di antara dokter juga informasinya sudah tersebar."

Lebih lanjut, ia menjelaskan Jokowi terlalu tergesa-gesa saat menghadapi wabah Corona.

"Jadi kelihatannya Pak Jokowi enggak ingin kehilangan momentum," kata dia.

"Sehingga dia harus secara tergesa-gesa mengumumkan."

Wabah Corona Kapan Berakhir?

Sebelumnya, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Ari Fahrial Syam angkat bicara soal wabah Virus Corona yang telah menjangkit lebih dari 100 warga Indonesia.

Ari Fahrial Syam meminta masyarakat untuk menaati imbauan pemerintah agar wabah ini segera berakhir.

Menurut Ari Fahrial Syam, masyarakat benar-benar harus mengurangi kegiatan di luar rumah.

Karenanya, ia menyebut wabah Virus Corona ini bisa berakhir jika semua kasyarakat kompak tak keluar rumah

Mulanya, Ari menyinggung soal kabar yang menyebut pasien yang sembuh dari Corona tak dapat kembali terjangkit.

Namun, Ari membantah kabar tersebut

Report di Jepang menunjukkan bahwa reinfeksi, jadi antibodi yang terbentuk itu turun lagi," ujar Ari dikutip dari YouTube Talk Show tvOne, Minggu (15/3/2020).

"Tapi kita enggak tahu, kan macam-macam orang menjaga daya tahan tubuh."

Menurut dia, kegiatan yang dilakukan setiap warga memengaruhi daya tahan tubuh setiap orang.

Karena itu, tak dapat dipastikan pasien yang sembuh dari Corona tak kembali tertular virus yang sama

"Bisa saja orang kecapekan lagi, stres lagi, mungkin merokok dan segala macam," ucap Ari.

"Akhirnya daya tahan tubuh turun dan kena lagi."

Lantas, Ari pun berharap semua masyarakat bisa kompak mencegah merebaknya Virus Corona.

Terkait hal itu, ia mengimbau masyarakat tak keluar rumah untuk sementara waktu.

"Tapi yang terpenting kita mesti kompak," kata Ari.

"Ketika kita semua ini bersepakat memang mesti menghindari keluar rumah, semuanya ya jangan keluar rumah."

Ia menilai, hal tersebut bisa membantu mencegah merebaknya Virus Corona.

"Jangan sampai ada yang masih di luar rumah, jadi kan enggak selesai-selesai masalah ini," terang Ari.

"Ini kita kan mesti kompak, udah deh gathering-gathering itu dihindari, temu alumni, arisan-arisan juga mestyi dihindari."

Lebih lanjut, Ari menyoroti pusat perbelanjaan yang hingga kini masih ramai pengunjung.

Menurut dia, pusat perbelanjaan juga perlu dihindari untuk sementara demi mencegah penularan Virus Corona.

"Saya terus terang melihat mal-mal masih ramai," terang Ari.

"Ya sebenarnya apa sih tujuan kita ke mal? Hiburan kan bisa diperoleh di rumah semua. Kalau makan kan sekarang banyak online bisa datang ke rumah."

"Jadi boleh dibilang enggak ada alasan lagi untuk keluar rumah," sambungnya. (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Rocky Gerung Sentil Cara Presiden Jokowi Tangani Corona, Singgung Dua Juta Turis China, https://wartakota.tribunnews.com/2020/03/18/rocky-gerung-sentil-cara-presiden-jokowi-tangani-corona-singgung-dua-juta-turis-china?page=all.

Artikel ini telah tayang di TribunMataram.com berjudul Penularan Covid-19 Bisa Tanpa Gejala, Begini Cara Mengujinya dan Metode Tes Virus Corona

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Ternyata Penularan Virus Corona Bisa Tanpa Gejala, Bagaimana Cara Mengetahuinya?, https://bangka.tribunnews.com/2020/03/23/ternyata-penularan-virus-corona-bisa-tanpa-gejala-bagaimana-cara-mengetahuinya?page=all.

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved