Waldermark Dedy Saekoko : Ibadah Live Streaming Berbeda Ibadah Sebelumnya. Simak Kesan Ursula Dando

Dalam konteks penghayatan iman ibadah live streaming berbeda sekali dengan ibadah sebelumnya. " Kesan yang dirasakan saat mengikuti ibadah

Editor: Ferry Ndoen
PK/Vinsen Huller
Salah seorang Jemaat GMIT Kota Baru Kupang, Waldermark Dedy Saekoko saat mengikuti ibadah live streaming, Minggu, ( 22/3). 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, VINSEN HULER

POS KUPANG.COM| KUPANG--Dalam konteks penghayatan iman ibadah live streaming berbeda sekali dengan ibadah sebelumnya.

" Kesan yang dirasakan saat mengikuti ibadah live streaming ini, memang jujur secara iman, berbeda sekali dengan ibadah-ibadah sebelumnya. Akan tetapi, Tuhan memberikan hikmat-Nya untuk kita berhikmat dalam menyikapi situasi seperti ini. Ada baiknya untuk kita tetap beribadah di rumah demi keselamatan kita semua,"

Hal ini ditulis salah seorang Jemaat GMIT Kota Baru Kupang, Waldermark Dedy Saekoko melalui pesan WhatsApp, pukul 13.14 wita, sebagaimana dikutip POS KUPANG.COM, Minggu, ( 22/3).

Diuraikan Dedy yang merupakan sapan akrab Waldermark Dedy Saekoko, dalam pemahamannya menjelaskan, Gereja menurut alkitab dan ajaran Iman sebenarnya bukan Gedungnya. Tetapi, hati kita yang benar-benar mau beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Kembali dari Belanda, Striker Persib Bandung Geoffrey Dikarantina di Bandung? Ini Jawaban Pelatih

Sebagai warga negara dan warga jemaat, terang Dedy, kami mengikuti kebijakan pemerintah dan Gereja dalam hal ibadah live streaming ini dalam situasi negara kita sedang mewabah covid 19.

Terpisah, salah satu umat paroki Assumpta Kota Kupang, Ursula Dando Lio yang mengikuti misa live streaming mengatakan, kami semua dalam rumah mengikutinya dengan khusuk. Suasana hening diciptakan serasa sedang berada di Gereja.

" Di rungan doa, kami semua berkumpul untuk mengikuti misa dan menerima komuni rohani dari pastor yang memimpin misa melalui radio verbum. Ada kepuasan batin setelah bisa mengikuti misa dan komuni batin di hari minggu prapaskah ke IV," tulis Ursula terkait kesannya mengikuti misa live streaming.

Dijelaskan Ursula, ketika mengikuti misa live streaming dan misa secara langsung di Gereja memiliki perbedaan.
Perbedaannya, ujar Ursula, adalah
Kalau misa biasa kita bisa menerima komuni (hostia). Sedangkan, misa melalui
live streaming kita tidak menerima komuni hostia, tetapi menerima komuni batin.

" Saya pribadi sangat terkesan dengan misa melalui media sosial ini karena tidak seperti biasanya. Sejak ritus pembuka sampai pada liturgi sabda, kita benar-benar meresapinya dan ketika sampai di liturgi ekaristi, sedikit berbeda karena tanpa altar Tuhan yang menjadi fokus perhatian umat. Situasi ini yang membuat kita lebih membatin dalam doa seakan sedang berbicara dengan Tuhan sendiri dan siap menerima komuni batin yang kita imani sebagai kehadiran Tuhan dalam komuni hostia," tulis Ursula.

Sambung Ursula dalam tulisannya menjelaskan, dan yang terpenting adalah tidak boleh panik mengikuti semua anjuran pemerintah dan Gereja.
Sebagai warganegara Indonesia dan umat Allah kami wujudkan rasa bela negara dengan kesadaran penuh.
Kami akan tetap di rumah mengikuti semua anjuran demi cinta akan bumi dan keselamatan kita serta keselamatan seluruh umat manusia.

"Walaupun dirumah kita bisa mengikuti misa dan menerima Komuni Bathin,"tulisnya menyimpulkan.cr3

( Laporan Reporter POS KUPANG.COM, VINSEN HULER )

Salah seorang Jemaat GMIT Kota Baru Kupang, Waldermark Dedy Saekoko saat mengikuti ibadah live streaming, Minggu, ( 22/3).
Salah seorang Jemaat GMIT Kota Baru Kupang, Waldermark Dedy Saekoko saat mengikuti ibadah live streaming, Minggu, ( 22/3). (PK/Vinsen Huller)
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved