Data Terkini: ODP Corona di NTT Sudah Mencapai 92 Orang, Ini Sebarannya
Orang Dalam Pemantauan ( ODP) virus Corona atau Covid-19 di NTT terus meningkat dan hingga saat ini mencapai 92 orang
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Orang Dalam Pemantauan ( ODP) virus Corona atau Covid-19 di NTT terus meningkat dan hingga saat ini mencapai 92 orang.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Dr.drg. Domi Mere saat Jumpa Pers dengan wartawan di depan Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Sabtu (21/3/2020).
Menurut Domi, pihaknya akan terus mengupdate data ODP di wilayah NTT. Data ODP dilaporkan oleh kabupaten dan kota setiap hari.
• NEWS ANALYSIS Agus Pambagio Pengamat Kebijakan Publik: Genjot Social Distancing
"Tentang jumlah, berdasarkan data notifikasi dari teman-teman di kabupaten dan kota . Jumlah ODP dari hasil notifikasi sebanyak 92 orang dan tentu hari ini pasti sudah berbeda," kata Domi.
Dijelaskan, pihaknya tidak lagi menghitung apabila ODP itu sudah terpantau selama 14 hari.
"Kalau sudah melewati 14 hari, maka secara notifikasi akan berkurang dan kita tidak lagi hitung. Karena itu, data ini bisa saja berubah setiap saat," katanya.
• Jokowi Pesan 3 Juta Obat Antimalaria
Didampingi Karo Humas dan Protokol Setda NTT, DR. Jelamu Ardu Marius dan Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum, Valeri Guru, S.Sos, Domi mengatakan, perubahan data itu bisa jika diperoleh juga dari hasil wawancara di kepala dinas di kabupaten dan kota.
"Itu berdasarkan pantauan mereka, tapi yang kami pedomani adalah data notifikasi, jadi kami catat notifikasi," katanya.
Sedangkan soal pasien yang masih menjalani perawatan di rumah sakit, Domi merincikan di RSUD Prof. WZ. Johannes Kupang sebanyak 3 orang, RSUD TC Hillers Maumere sebanyak 2 orang dan RSUD Ende sebanyak 1 orang.
Domi merincikan data ODP di beberapa daerah, yakni Kota Kupang 14 orang, Lembata 2 , Sikka 14 orang, Mabar 7 orang, Kabupaten Kupang 1 orang, TTS sebanyak 3 orang, Manggarai Timur 1 orang, Flotim 4 orang, Kabupaten Malaka 1 orang, Alor 1 orang, Sumba Timur 2 orang, Belu 1 orang, Sumba Barat Daya 7 orang.
"Kami minta agar warga NTT yang baru pulang dari luar daerah supaya bisa mengisolasi diri dan proaktif memeriksakan diri ke rumah sakit. Kenapa,karena kalau kita sudah Carrier atau pembawa virus Corona, maka kita bisa puluhan hingga ratusan orang," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)
* Cegah penyebaran virus corona, Keuskupan Weetabula tiadakan misa mingguan, harian dan Jalan Salib
Pihak Keuskupan Weetabula, Sumba Barat Daya, NTT memutuskan sementara meniadakan misa mingguan, ibadah harian, jalan salib, latihan koor dan kegiatan gereja lainnya selama 14 hari ke depan terhitung tanggal 21 Maret 2020 sampai tanggal 8 April 2020 untuk mencegah tertularnya wabah penyakit mematikan virus corona.
Surat keputusan keuskupan Weetabula, Sumba Barat Daya, NTT tersebut ditandatangani Vikjen Keuskupan Weetabula, Sumba Barat Daya, NTT, Pater Agustinus Malo Bulu, CSsR tertanggal 20 Maret 2020.
Surat keputusan keuskupan Weetabula, Sumba, NTT sebagaimana diperoleh POS-KUPANG.COM, Sabtu (21/3/2020) pagi disebutkan keputusan tersebut diambil demi mencegah meluasnya penyebaran virus corona di Sumba dan seiiring keputusan pemerintah demi mencegah tertularnya virus corona di wilayah ini.
Dengan keputusan tersebut maka para iman, pastor paroki dan biarawan biarawati segera menyampaikan hal itu kepada seluruh umat katolik di Pulau Sumba untuk mengikutinya.
Para imam,biarawan dan biarawati dan pimpinan komunitas se-keuskupan Weetabula agar menuruti apa yang telah diputuskan demi mencegah menularnya virus corona di daerah ini.
Para imam, biarawan dan biarawati diharapkan mendoakan agar berbagai upaya yang terus dilakukan pemerintah dapat mengurangi atau menghentikan penyebaran virus corona dapat terwujud.
Dengan demikian, umat katolik khususnya dan masyarakat umumnya kembali beraktivitas seperti biasa tanpa merasa cemas dan gilisah lagi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter)
* Imbauan Uskup Torang
Umat Katolik Kota Kupang dan sekitarnya tidak mengikuti peribadatan Jalan Salib serta misa harian dan misa mingguan di gereja- geraja yang tersebar di wilayah Keuskupan Agung Kupang. Upaya ini untuk mencegah penyebaran virus Corona ( Covid-19).
Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang, Pr meniadakan kegiatan liturgis selama dua pekan ke depan di gereja, terhitung sejak Jumat (20/3). Informasi ini dibenarkan Vikjen Keuskupan Agung Kupang, RD Gerardus Duka, Pr.
Rohaniwan yang akrab disapa Romo Dus ini mengatakan, keputusan Keuskupan Agung Kupang menindaklanjuti seruan pemerintah mencegah penyebaran virus Corona.
Menurut Romo Dus, pihaknya telah menginformasikan kepada semua pastor paroki yang bertugas di wilayah Keuskupan Agung Kupang.
"Sikap yang diambil pemerintah kita, itu juga menjadi sikap dari gereja. Gereja tidak jalan sendiri, pemerintah juga tidak jalan sendiri. Kita bersama sebagai masyarakat warga negara, baik gereja maupun pemerintah mengambil langkah-langkah yang cepat dan benar untuk mengatasi Covid-19 ini," kata Gerardus saat ditemui di Istana Keuskupan Agung Kupang, Jumat (20/3).
* WNI Tiba Kupang
Menurut Gerardus, Covid-19 bukan lagi suatu wabah yang sifatnya lokal tetapi global. Keprihatinan global menjadi keprihatinan gereja universal maupun gereja yang bersifat lokal.
Ia mengungkapkan, keuskupan-keuskupan di Indonesia secara lokal atau gereja setempat sudah mengeluarkan himbauan-himbuan kepada umat. Salah satunya adalah bentuk-bentuk ibadat yang mengumpulkan banyak umat, untuk sementara waktu ditiadakan.
"Gereja mengikuti arahan pemerintah, yaitu tidak mengumpulkan banyak massa atau dalam hal ini umat untuk mengantisipasi menyebar secara massif Covid-19," katanya.
Gerardus menyebut, misa pada Minggu (22/3) dan Minggu (29/3) ditiadakan. "Dalam kurun waktu seminggu ke depan, untuk sementara meniadakan semua ibadat termasuk misa mingguan maupun misa harian. Untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak banyak mengumpulkan umat di suatu tempat itu kita minta kepada para pastor bisa melayani," ucapnya.
Ibadat Jalan Salib merupakan salah satu devosi dalam Gereja Katolik. Devosi ini dibuat untuk merenungkan sengsara dan wafat Yesus. Jalan salib juga dengan jalan penderitaan (via dolorosa). Gereja melaksanakan devosi ini pada setiap hari Jumat selama masa Prapaskah dan pada hari Jumat Agung.
Pastor Paroki, St. Yoseph Pekerja Penfui, Rm Krispinus Saku mengatakan, segala petunjuk dan arahan dari pemerintah untuk kebaikan, kebenaran, kesehatan badan warga patut disikapi dengan serius.
Romo Kris mengatakan, pihaknya mengikuti arahan Uskup Agung Kupang melalui Vikjen Keuskupan Agung Kupang meniadakan kegiatan peribadatan.
Di Gereja St Yoseph Naikoten, ibadat Jalan Salib masih berlangsung Jumat kemarin.
"Hari ini masih ada ibadat jalan salib pada pujul 12:00 dan 16:30," sebut Pastor Paroki Gereja St Yoseph Naikoten, Pater Dagobertus Sota Ringgi, SVD.
Menurut Pater Dagobertus, ibadat Jalan Salib seizin Vikjen Keuskupan Agung Kupang, Romo Gerardus Duka, Pr.
"Pemberitahuannya baru tadi pagi dan sudah disebarkan ke WhatsApp, tapi ada umat yang tidak ada media sosial. Jadi hari ini kita adakan jalan salib sekalian kita beri tahu umat bahwa kegiatan rohani ditiadakan sampai tanggal 3 April" sambungnya.
Gereja-geraja di wilayah Keuskupan Atambua juga meniadakan peribadatan Jalan Salib, misa mungguan dan harian.
Informasi ini disampaikan Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku Pr melalui keterangan tertulis yang diterima Pos Kupang di Atambua, Jumat kematin.
Ada lima point yang disampaikan Uskup Atambua. Pertama, Jalan Salib Jumat (20/3) dijalankan secara pribadi di rumah masing-masing untuk menghindari kontak fisik antar manusia dan kerumunan banyak orang.
Kedua, Misa Hari Minggu Prapaskah 4, diganti dengan doa/ibadat pribadi di rumah atau di tempat doa. Ketiga, kegiatan pastoral dan pelayanan sakramental dari tanggal 20-28 Maret ditiadakan.
Keempat, para pastor dan imam tetap mengaplikasikan misa privat untuk memupuk kesuburan hidup dan pelayanan Imamat dan mendoakan umat beriman.
Kelima, hal-hal lain segera disusulkan dalam himbauan pastoral Uskup Atambua.
Sementara itu Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur (MPH PGIW NTT) mengimbau seluruh warga anggota PGIW NTT untuk berperan aktif dalam mendukung upaya-upaya pemerintah dalam menangani penyebaran Covid-19 dengan mengikuti protokol yang sudah ditetapkan pemerintah RI.
PGIW NTT berharap ibadah Minggu yang berlangsung di tiap-tiap gereja (majelis jemaat) harus memperhatikan social distancing seperti menyediakan air bersih untuk cuci tangan, sabun, tisu, alat pengukur suhu dan hand sanitizer di setiap pintu masuk gereja untuk memastikan seluruh jemaat dapat menjalankan ibadah dengan aman, tenang, dan tidak menularkan virus.
Selain itu, anggota jemaat diminta untuk duduk dengan jarak aman penyebaran virus minimal 1 meter antar tiap anggota dan peralatan ibadah seperti mike, alat musik, dan peralatan lainnya dipastikan steril.
Pengambilan persembahan jemaat (kolekte) pun tidak dilakukan dengan cara membawa kotak persembahan atau tempat persembahan ke tiap-tiap anggota jemaat, melainkan disediakan beberapa kotak persembahan sehingga masing-masing jemaat dapat megumpulkan persembahannya pada kotak persembahan yang tersedia.
Demikian pres release PGIW NTT yang diterima Pos Kupang, Kamis (19/3). Pernyataan tertulis itu ditandatangani Ketua MPH PGIW NTT, Pdt Dr Mery L Kolimon.
MPH PGIW NTT juga meminta para jemaat menunda kegiatan yang mengumpulkan orang dalam jumlah besar atau perayaan besar untuk paskah seperti pawai dan prosesi paskah di tiap rayon dan klasis.
* Tetap Sholat
Berbeda dengan umat Kristiani, jemaah Muslim masih melaksanakan sholat Jumat (20/3). Hal ini terpantau di beberapa masjid, termasuk di Masjid Raya Nurussa'adah Kota Kupang.
Ketua Ta'mir Masjid Raya Nurussa'adah, HM Djafar menyatakan mendukung kebijakan Gubernur NTT untuk mencegah penyebaran virus Corona di wilayah NTT.
"Itu bagus dalam rangka menangkal penyebaran Covid-19. Jadi, kita mendukung sepenuhnya instruksi dari gubernur. Kita semua mesti mendukung pemerintah. Kita juga mesti menjaga diri sendiri dan keluarga supaya bisa menangkal penyebaran virus Covid-19," ujar Djafar saat ditemui di kediamannya, Jumat (20/3).
Ia mengakui di Masjid Raya Nurussa'adah masih berlangsung sholat. Pihaknya belum menerima dan membaca Fatwa MUI.
Djafar mengaku telah menelepon Ketua MUI NTT, H Abdul Kadir Makarim. Ia memperoleh informasi bahwa Ketua MUI NTT belum mendapatkan Fatwa MUI.
"Kalau sudah dapat, kita akan umumkan. Pasti kita jelaskan kepada umat," ujarnya.
Selain Masjid Raya Nurussa'adah, umat Muslim masih sholat di Masjid Nurul Hidayah Kelapa Lima, Jumat siang. Imam Masjid Nurul Hidayah, Hj Daiman Achmad menjelaskan, sholat Jumat tetap ada.
"Kita tetap laksanakan ibadah shalat Jumat karena ini hukum wajib. Kita belum terima himbauan atau apapun dari pemerintah (Pemkot Kupang)," katanya.
Daiman juga mengaku belum mendapat arahan dari MUI Kota Kupang dan MUI Provinsi NTT.
Umat Muslim di Kota Bajawa, Kabupaten Ngada juga melaksanakan sholat Jumat di Masjid Agung AL-Ghuraba Baiturahman, Jumat (20/3).
Di Kabupaten Sumba Timur, umat Muslim tetap sholat namun menjaga jarak antarjemaah.
Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI dan Ketua LPTKI Sumba Timur, Zainal Arifin Abbas mengatakan, saat ini sudah ada instruksi social distancing dari pemerintah. Namun untuk sementara kegiatan sholat Jumat tetap berjalan seperti biasa. (cr3/cr5/yon/jen/cr1/gg/hh/rob)