Forum Pembauran Kebangsaan Gelar Konferensi Pers, Simak 7 Poin yang Dihasilkan
Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT menggelar Konferensi Pers di Aula Kesbangpol NTT.
Forum Pembauran Kebangsaan Gelar Konferensi Pers, Simak 7 Poin yang Dihasilkan
POS KUPANG.COM| KUPANG--Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT menggelar Konferensi Pers di Aula Kesbangpol NTT.
Dalam Konferensi Pers tersebut dihadiri oleh 17 anggota Forum Pembauran Kebangsaan ( FPK) dan yang bertindak sebagai pembicara dalam Konferensi Pers tersebut yakni Ketua FPK NTT tahun 2020, Theodorus Widodo, didampingi Wakil Ketua FPK NTT, Raymundus Lema dan Bendahara FPK NTT Haji Darwis serta Kabid Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Badan Kesbangspol Provinsi NTT, Ursula Dando Lio.
" Kegiatan yang kita akan lakukan ini dilatarbelakangi oleh isu-isu tentang radikalisme dan upaya-upaya untuk mengantikan ideologi Pancasila. Untuk itu, kami akan mengadakan kegiatan yang bisa melibatkan banyak orang agar orang bisa mengingat kembali tentang Pancasila; mengingat kembali tentang bagaimana perjuangan para pendahulu-pendahulu kita untuk meraih kemerdekaan,"
Hal ini dikatakan Kabid Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Badan Kesbangspol Provinsi NTT, Ursula Dando Lio, Kamis, (19/3) di aula Kesbangpol Provinsi NTT.
Kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia, ujar Ursula, tidak mudah. Para pahlawan bangsa telah mengorbankan jiwa, darah dan juga banyak hal yang dikorbankan pada saat itu. Hari ini, orang tidak lagi melihat bahwa kemerdekaan itu adalah sebuah upaya dan Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara.
Dikatakan Ursula, orang sudah tidak peduli lagi dengan ideologi bangsa karena adanya begitu banyak tawaran informasi yang menantang karena keterbukaan.
Generasi muda zaman sekarang, terang Ursula, lebih banyak menerima paham-paham atau ideologi lain yang berisi ajakan-ajakan yang sesungguhnya sedang menjebak mereka ke dalam satu situasi yang tidak menguntungkan dirinya dan sebagai warga negara Indonesia
Demikian pun, dalam hidup sosial kemasyarakatan dengan sesama, yang mana ada tendensi individualisme yang merusak dan sudah cukup menganggu negeri kita ini.
Menurut Ursula, walaupun NTT sebagai tempat dirumuskan Pancasila. Akan tetapi, tidak serta merta kita merasa bahwa NTT itu aman.
Apalagi, imbuh Ursula, kemarin muncul berita ada HTI yang sedang masuk ke kampus-kampus dan hal itu sebenarnya warning kepada kita.
Dikatakan Ursula, untuk itu, pihaknya akan mengadakan Festival Pancasila dan akan berkolaborasi dengan Festival Sarung yang gagas oleh DEKRANASDA NTT dalam kepemimpinan ibu Juli Lasikodat.
Kesbangpol, ujar Ursula, menangkap kesempatan ini sebab kegiatan tersebut bernuansa budaya sebagai wujud bela Negara, menjaga kekayaan bangsa berupa tenunan yang kaya dengan nilai-nilai budaya dan pesan moral melaui motif-motif kain tenun yang sangat beragam.
Menurut Ursula, tema kegiatan Kolaborasi Festival Sarung dan Festival Pancasila bertajuk
" Harmoni Pancasila Dalam Festival Sarung dan Pariwisata Untuk NTT Bangkit dan NTT Sejahtera. " Kegiatan ini, urai Ursula, baru pertama kali diadakan degan model kolaborasi kegiatan Kesbangpol NTT dan DEKRANASDA Provinsi NTT.
"Festifal Sarung itu merupakan kegiatan utama dari DEKRANASDA Provinsi NTT dan kami telah mendesainnya agar di festival sarung itu peserta bukan hanya memperkenalkan sarung yang beragam, tetapi juga ada upaya pembumian kembali Pancasila. Kegiatan tersebut akan melibatkan 10 ribu orang peserta dan akan di awali degan orasi kebangsaan oleh bapak Gubernur NTT yang isinya tetag penguatan wawasan kebangsaan serta pembacaan narasi sarung tenunan dari masing-masing daerah di NTT oleh perwakilan dari masing2 kabupaten dan kota yg ada di NTT yang akan dibawakan oleh masing etnis NTT. Hal ini merupakan model pembumian Pancasila dari NTT, karena dari sarung-sarunh tenunan NTT ada pesan-pesan moral sosial budaya lokal NTT," ucapnya.
Dijelaskan Ursula, ketika seseorang mengenakan sarung dalam pentas itu, sebenarnya telah ikut mengkampanyekan pesan-pesan moral sosial budaya yang ceritanya adalah berkaitan dengan kebijakan-kebijakan lokal sebagai embrio rumusan Pancasila.
Dikatakan Ursula, kegiatan ini rencana akan diadakan pada tanggal 6 Juni dalam rangka hari Pancasila. Tetapi, karena isu Covid-19 pihaknya terpaksa harus menunda dan kemungkinan akan diadakan pada bulan Agustus.
Kegiatan Kolaborasi Fesitival Sarung dan Festival Pancasila kali ini memiliki taget MURI sesuai harapan ibu Kaban Kesbangpol NTT Johanna E Lisapaly dan Ketua DEKRANASDA NTT Bunda Juli Laiskodat maka strateginya adalah melakukan festival secara serentak di seluruh kabupaten di NTT dan untuk Kota Kupang akan dilaksanakan star dari depan gedung Sasando diawali dengan orasi dilanjutkan dengan pembacaan Narasi Tenun dan melalui Life Streeming akan terjadi perpaduan pembacaan Narasi dan life Festival dari kabupaten- kabupaten secara berurutan.
" Kegiatan besar ini akan menjadi kenangan bagi anak cucu tentag upaya bela negara dan cinta tanah air," tandasnya.
*Penyataan Pers Forum Pembauran Kebangsaan Sebagai Simpul Pers Confrence*
Ada pun poin-poin Pernyataan Pers Forum Pembaruan Kebangsaan NTT 19 Maret 2020 sebagai berikut:
1. Forum Pembaruan Kebangsaan disingkat FPK adalah wadah berkumpulnya wakil-wakil etnis yang bermukim di suatu wilayah.
2. Misi utama FPK adalah meningkatkan semangat nasionalisme dan persaudaraan di antara sesama anak bangsa dan antar etnis melalui berbagai dialog dan aksi-aksi nyata sosial kemasyarakatan.
3. FPK difasilisitasi oleh pemerintah dan biaya operasionalnya berasal dari anggaran Kesbangpol dan swadaya pengurus.
4. Menyikapi situasi merebaknya wabah covid-19, masyarakat dihimbau tetap tenang, tidak panik,menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungan masing-masing. percayakan semuanya kepada petugas kesehatan dan patuhi semua arahan atau petunjuk pemerintah
5. FPK NTT mendukung sepenuhnya program Pemprov NTT cq. DEWAN KERAJINAN MASYARAKAT DAERAH NTT (DEKRANASDA) dengan tema - Harmoni Pancasila dalam festival Sarung dan Pariwisata untuk NTT bangkit dan NTT sejahtera.
6. Mendukung implementasi segera mungkin Surat Gubernur No. BU.003/126/Kesbangpol/2019 perihal perlunya menyelenggarakan 4 hal yaitu :
6.1 Pelaksanaan Golden days berupa pesta Hari lahir Pancasila dan Hari kemerdekaan RI dimulai dari tanggal 1 Juni sampai dengan 31 Agustus setiap tahun.
6.2 mewajibkan setiap radio Pemda dan Radio Swasta mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebabyak 2 kali sehari yakni pada jam 10 Wita dan jam 17.00 wita setiap hari. Pada saat lagu dikumandangkan semua kita yg mendengarnya berhenti sejenak dari semua aktifitas untuk mendengarkan dan mengahayatinya
6.3 menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan lagu-lagu perjuangan lainnya pada acara-acara pemerintah dan acara seremonial lainnya pada sektor publik dan pariwisata.
6.4 mengarahkan pihak-pihak pengelola ruang publik untuk mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya pada jam yang sama
7. FPK NTT akan mendukung dan berpartisipasi pada perayaan hari-hari besar Nasional dalam berbagai bentuk dan implementasinya baik yang digagas oleh pemerintah maupun inisiatif berbagai pihak yang terkait antara lain berupa :
- Pawai proklamasi
- Parade Bhineka Tunggal Ika dalam nuansa keberagaman budaya etnis pada 18 desember 2020 dalam rangka memperingati hari Bela Negara ke 74 dan Hari Ulang Tahun NTT tahun 2020
• Karya Bakti Bersama Masyarakat, Dandim Kupang : Babinsa Harus Selalu Siap Membantu Kesulitan Rakyat
• Persib , PSS Slemen dan Bhayangkara FC Disebut Tergantung Produk Asing, Sampai 3 Menang Berturut
• Paranormal Ungkap Niat Didi Riyadi Dekati Ayu Ting Ting, Madam Arra Sebut Iseng-iseng Berhadiah
_ konser kebangsaan indoor atau outdoor disekitar tanggal 17 Agustus
- Sarasehan lintas generasi. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Vinsen Huler)