Bupati Sumba Tengah Larang Cium Hidung

GUNA mencegah penularan virus corona, Bupati Sumba Tengah Drs Paulus SK Limu mengimbau warga untuk membatasi cium hidung

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/PETRUS PITER
Bupati Sumba Tengah, Drs.Paulus SK Limu 

POS-KUPANG.COM - GUNA mencegah penularan virus corona, Bupati Sumba Tengah Drs Paulus SK Limu mengimbau warga untuk membatasi cium hidung, menyentuh wajah dan berjabatan tangan. Berciuman hidung merupakan budaya warga Sabu Raijua dan Pulau Sumba.

Larangan cium hidung termuat dalam surat bernomor DTNKES.4+0/488 l s3.r7/ril/2020 tentang Upaya Pencegahan Penularan Covid-19.

Surat tersebut ditujukan kepada pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), camat, kepala sekolah, tokoh agama, kepala Puskesmas dan para kepala desa/lurah se-Sumba Tengah.

Cegah DBD Pemda Ngada Adakan Fogging

Pria yang akrab disapa Paul Limu ini menyampaikan bahwa WHO telah menetapkan virus corona ( Covid-19) sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional yang beresiko terjadinya penularan antarnegara.

Dalam rangka upaya pencegahan penularan Covid-19, Paul Limu menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai imbauan Kementerian Kesehatan RI, yaitu menjaga area kerja, fasilitas umum dan sekolah tetap bersih dan higienis dengan membersihkan permukaan meja, telepon, keybord dan alat-alat perkantoran lainnya dengan desinfektan secara berkala.

Pasola Wanokaka Ricuh, Penonton Kecewa

Selain itu, menyediakan akses sarana cuci tangan berupa air mengalir dan sabun atau hand sanitizer di tempat umum area kerja dan sekolah seperti pintu masuk, ruang rapat, ruang kelas dan toilet.

Berikutnya, meyediakan tisu dan masker bagi pegawai dan tamu/pengunjung yang memiliki gejala batuk atau pilek dan demam. Memasang pesan-pesan kesehatan di tempat-tempat strategis, membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat antara lain,
cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir dan hand sanitizer secara rutin.

"Batasi menyentuh wajah (hidung, mulut dan mata) sebelum mencuci tangan.
Menerapkan etika batuk (tutup hidung dan muiut dengan tisu atau lengan bagian atas dalam," demikian Paul Limu.

Hal lainnya, yakni menggunakan masker jika batuk atau flu, membatasi berjabat tangan, meningkatkan daya tahan tubuh denganmengkonsumsi gizi seimbang, minum air putih yang cukup dan aktivitas fisik minimal 30 menit /hari, menjaga jarak dengan rekan rekan kerja yang sedang demam/batuk/bersin.

Mengenai perjalanan dinas, Paul Limu mengatakan, sebelum melakukan perjalanan dinas keluar daerah, ASN memperhatikan daerah yang telah terjangkit Covid-19 dan menghindari penugasan pegawai yang memiliki resiko penyakit.

Setelah kembali dari perjalanan dinas dari daerah terjangkit, kata Paul Limu, pegawai diminta melakukan pemantauan secara mandiri selama 14 hari terhadap gejala yang timbul dan mengukur suhu 2 kali sehari. Melakukan pemantauan pegawai yang telah kembali dari daerah terjangkit.

Sementara itu, pengelola SMA Negeri I Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) melarang siswa dan guru untuk bersalaman.

"Sebelumnya, setiap pagi guru dan siswa saling bersalaman. Namun semenjak adanya informasi mengenai virus Corona, maka mulai hari Sabtu pekan lalu tidak bersentuhan secara langsung. Itu salah satu cara untuk menghindari virus Corona. Kita tidak bersalaman dan bersentuhan langsung," kata Kepala SMA Negeri 1 Kefamenanu, Siprianus Maga saat ditemui di ruang kerjanya,Senin (16/3). (gem/mm)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved