Ruang Isolasi RSUD Maumere dan Ambulans Belum Penuhi Standar WHO Angkut Pasien Corona

Kondisi ruang isolasi RSUD Maumere dan ambulans belum penuhi standar WHO angkut pasien virus corona

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/EGINIUS MO'A
Kepala Dinas Kesehatan Sikka, Petrus Herlemus memberikan keterangan kepada wartawan Minggu (15/3/2020) di halaman Rumah Jabatan Bupati Sikka tentang penanganan dua pasien ODD Covid-19 di RSUD dr.TC.Hillers Maumere, Pulau Flores. 

Kondisi ruang isolasi RSUD Maumere dan ambulans belum penuhi standar WHO angkut pasien virus corona

POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Penetapan RSUD Maumere di Pulau Flores menjadi salah satu rumah sakit rujukan penderita virus corona ( Covid-19) ternyata belum diikuti pemenuhan fasilitasi kesehatan yang memenuhi standar sesuai ketentuan Badan Kesehatan Dunia, WHO.

Fasilitas tekanan negatif di ruangan isolasi dan mobil ambulans yang memiliki pembatas antara pengemudi dan pasien belum dimiliki RSUD Maumere.

Clara Bernadeth: Agak Khawatir

"Ruangan, peralatan dan pakaian harus standar. Ambulans harus ada sekat kedap antara pasien dengan pengemudi. Pengemudinya juga harus punya pakaian khusus ketika mengangkut pasien," kata Kepala Dinas Kesehatan Sikka, Petrus Herlemus, menjawab POS-KUPANG.COM, Minggu (15/3/2020) di Maumere.

Herlemus, mengatakan permintaan perlengkapan ruang isolasi dan ambulans sudah disampai ke Jakarta. Namun hingga Minggu (15/3/2020) belum mendapat respon.

Hari Kelima, Enam Siswi Maumere Tetap Sehat Setelah Pulang dari Jepang

Ketika kunjungan Menkes RI, Terawan Agus Putranto ke RSUD Maumere,Senin (9/3/2020), Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, telah menyerahkan proposalnya.

Herlemus menegaskan, ruangan isolasi di RSUD belum memenuhi standar isolasi ditempati pasien virus corona. Ruangannya harus bertekanan negatif. Namun, dua ruangan yang disiapkan saat ini dengan empat tempat tidur tidak memiliki tekanan negatif.

"Namanya RS rujukan, kita manfaatkan ruang isolasi TBC. Memang tidak ada masalah, kalau tekananya keluar maka virusnya mati karena terpapar sinar matahari," kata Herlemus.

Menurut Herlemus, persediaan ruang tak bermasalah, tetapi harus memiliki filter bertekanan negatif. Tekanan udara di dalam ruangan harus lebih tinggi daripada tekanan di luar ruangan.

"Ini dibutuhkan satu filter, sehingga apapun yang dilakukan di dalam ruangan, semua buangan dalam bentuk nafas harus ditekanan keluar, sehingga difilter membunuh. Ini yang belum kita punyai, seharusnya pemerintah pusat harus siapkan ini," kata Herlemus.

Ketika pemerintah pusat menunjuk RSUD dr.TC Hillers menjadi rujukan corona regional, seharusnya menyediakan ruangan yang memiliki standar WHO. Sekarang belum tersedia, yang tersedia adalah ruangan isolasi TBC.

Herlemus mengakui, tidak masalah kalau tiba-tiba ada warga menderita corona dan harus diisolasi. Sementara ini pembuanganya keluar dibunuh oleh sinar matahai, karena virus tidak tahan terhadap paparan mahatari.

"Tenaga medis terlatih sudah disiapkan. Sekali penanganan dibutuhkan lima orang. Kita punya 13 orang di RSUD Maumere. Tidak ada dokter khusus yang tangani corona, hanya saja tatalaksananya harus sesuai standar WHO," kata Herlemus. (laporan wartawan POS-KUPANG.COM, eginius mo'a)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved