Dua Warga Lembata Batuk dan Pilek Baru Pulang dari Inggris Dirujuk ke Maumere

Dua warga Lembata batuk dan pilek baru pulang dari Inggris dirujuk ke Maumere

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Shutterstock
Ilustrasi virus corona 

Dua warga Lembata batuk dan pilek baru pulang dari Inggris dirujuk ke Maumere

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA -Dua orang warga Lembata yang baru pulang dari Inggris masih dalam pemantauan di RSUD Lewoleba. Kedua pasien ini merupakan pasangan suami istri yang baru pulang dari Inggris dan sekarang sudah berada di ruang isolasi RSUD Lewoleba.

Pemerintah Kabupaten Lembata sudah berkoordinasi dengan Pemprov NTT dan pada Sabtu (14/3) keduanya akan dirujuk ke RSUD TC Hillers Maumere sebagai rumah sakit rujukan di NTT.

DPD Partai Demokrat NTT Dukung Penuh AHY Jadi Ketua Umum

Ditemui di Desa Dikesare, Kecamatan Lebatukan, Sabtu (14/3), Direktur RSUD Lewoleba, dr Bernard Beda menyebutkan, dua orang warga Lembata itu masih dalam pemantauan tim medis. Keduanya, sudah menetap di Inggris selama 15 tahun.

"Masuk rumah sakit tadi malam. Suaminya masuk batuk pilek, panas dari tiga hari yang lalu, dan kemudian didiagnosa usus buntu akut, lalu mau dioperasi tetapi karena riwayatnya baru dari Inggris jadi kita pastikan ada terindikasi Covid-19 dulu," jelasnya.

TransNusa Sediakan Masker Gratis Bagi Penumpang

Dia menambahkan yang pertama dibawa ke rumah sakit itu adalah sang suami. Kemudian pihak rumah sakit langsung melakukan perawatan medis untuk istrinya yang juga sudah mengeluhkan sakit batuk dan pilek sejak semalam.

Dokter Bernard mengungkapkan dua orang pasien itu tiba di Indonesia pada 29 Februari 2020 dan sempat berada di Jakarta selama seminggu. Keduanya pun tiba di Lembata pada 9 Maret 2020.

"Suhu tubuh katanya panas. Pasien di ruang isolasi. Perawatan tetap seperti biasanya," ungkapnya.

"Kita sudah koordinasi dengan provinsi untuk kirim ke Maumere. Dua pasien ini masih dalam pemantauan, jadi kita pakai kapal Pemda, tidak bisa pakai kapal umum," tambahnya.

Sementara itu, ditemui di Desa Dikesare, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur memastikan Sabtu hari ini (kemarin, Red) pemerintah daerah akan membawa dua orang pasien itu untuk dirujuk ke Maumere.

"Kita akan bawa karantina di Maumere. Saat ini sementara siap bawa ke sana. Para ABK sudah siap. Kapal juga akan disterilkan dengan desinfektan," pungkasnya.

Bupati Yentji Sunur tidak ingin warga Lembata merasa panik dengan informasi adanya pasien yang baru pulang dari Inggris yang berada dalam pemantauan Covid-19 di ruang isolasi RSUD Lewoleba.

Oleh karena itu, dia sangat menyayangkan ulah oknum ASN lingkup Pemkab Lembata yang menyebar informasi pasien secara detail di media sosial dan membuat kegaduhan di seantero Lembata. Dia meminta kepala dinas yang bersangkutan sebagai atasan menegur keras oknum ASN yang menyebar informasi secara detail.

"Itu tidak boleh, apalagi informasi itu simpang siur, tidak melihat langsung dari sumber yang lain. Saya sudah minta atasan untuk tegur secara keras, tidak boleh diulangi lagi, semua postingan dihapus," ungkap Bupati Sunur.

Pemerintah Kabupaten Lembata juga akan melakukan pendataan dan pemantauan terhadap keluarga pasien di Lembata terutama yang melakukan kontak langsung dengan pasien.

"Saya minta para camat dan kepala desa untuk berikan edukasi kepada masyarakat supaya bisa kenal corona ini. Kita tetap waspada. Kita belum tahu pasien ini masuk suspect atau apa tapi mungkin derajatnya masih di bawah," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sikka, Petrus Herlemus mengaku tak ada informasi resmi dari Dinas Kesehatan Lembata dan pimpinan RSUD Lewoleba yang akan merujuk dua Orang Dengan Pemantauan (ODP) corona ke RSUD dr.TC.Hillers Maumere.

"Saya sudah telpon Kepala Dinas Kesehatan Lembata dan Direktur RSUD Lembata, mereka tidak respon. Saya tanya Pak Kepala Dinas Kesehatan Propinsi NTT juga mengaku belum tahu. Kalau model begini, saya akan tolak rujukan dari Lembata," tegas Petrus Herlemus.

Herlemus mengaku terkejut dengan rencana rujukan dua pasien ODP virus corona, pasangan suami dan istri yang saat ini diisolasi di RSUD Lewoleba ke RSUD Maumere.

"Kalau tidak ada komunikasi, saya akan tolak. Dinas Kesehatan Propinsi saja belum tahu. Ini virus yang sangat berbahaya," kata Herlemus. (ll/ius)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved