Wanita Bergelar Doktor Ini Sembuh dari Corona, Begini Gejala Awal dan Cara Sederhana Hingga Sembuh
Wanita Bergelar Doktor Ini Sembuh dari Corona, Begini Gejala Awal dan Cara Sederhana Hingga Sembuh
Wanita Bergelar Doktor Ini Sembuh dari Corona, Begini Gejala Awal dan Cara Sederhana Hingga Sembuh
POS KUPANG.COM -- Hampir semua negara di dunia kini tengah siaga menghadapi ancaman meluasnya virus corona
Bahkan sejumlah kota di Eropa sudah ditutup atau lock down untuk mengantisipasi meluasnya covid-19 tersebut. Bahkan sejumlah pertandingan olahraga batal dilaksanakan atau digelar tanpa penonton
Meski jumlah korban atau pasien terus bertambah, namun angka korban yang berhasil sembuh lebih banyak dari korban meninggal.
Hal tersebut memberi harapan bahwa perang melawan virus corona bisa dimenangkan oleh manusia
Seorang pasien virus corona di Amerika Serikat berhasil sembuh dari penyakit ini. Caranya sederhana yang bisa dituruh oleh penderita atau siapapun yang kemungkinan terkena viru stersebut
• HEBOH Asmiranda Pindah Agama dan Menikah dengan Rivanno,7 Tahun Nikah Belum Punya Anak,Bayi Tabung?
• TERLALU! Bapak Tiri Lecehkan Gadis ini Sejak SD, Sampai Disetrum , Reaksi Ibunya Bikin Gemas
Virus Corona yang kini sudah menyebar ke berbagai negara membuat banyak yang panik dan berusaha menjaga kesehatan.
Meskipun orang yang terjangkit jumlahnya banyak, tak sedikit pula korban virus Covid-19 yang berhasil sembuh.
Salah satunya kisah Elizabeth Scheneider, wanita 37 tahun asal Amerika Serikat yang sembuh dari virus corona dengan melakukan perawatan di rumah.
Schneider, yang memiliki gelar doktor di bidang bioengineering, seperti dilansir AFP menyebut, kisahnya dibagikan untuk memberi sedikit harapan kepada orang-orang yang sedang dilanda kepanikan.
Kisahnya lebih umum daripada yang orang mungkin pikirkan.
Sebab otoritas kesehatan AS mengatakan, 80 persen kasus yang terjadi di sana merupakan kasus ringan.
Sisa kasus yang memerlukan rawat inap terutama dialami warga di atas usia 60 tahun dan orang-orang dengan masalah kesehatan lain, seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit paru-paru
Schneider mengungkapkan bagaimana dia pertama kali mulai mengalami gejala mirip flu pada 25 Februari lalu.
Gejala tersebut muncul tiga hari setelah dia menghadiri pesta. Belakangan, setidaknya ada lima orang lainnya di tempat tersebut yang diidentifikasi terkena virus corona.
"Ketika bangun aku merasa lelah, tetapi itu tidak lebih dari apa yang biasanya dirasakan ketika harus bangun dan pergi bekerja, dan aku pun sangat sibuk di akhir pekan sebelumnya," kata dia.
Dia merasakan sakit kepala muncul di siang hari, bersama dengan demam dan sakit-sakit pada tubuh.
Ia lalu tidur siang dan bangun dengan suhu 39 derajat celcius pada malam itu.
"Saat itu aku mulai menggigil tak terkendali dan merasa kedinginan serta kesemutan parah. Itu cukup mengkhawatirkan," ujar Schneider.
Dia kemudian mengambil obat flu yang dijual bebas dan memanggil seorang teman untuk berjaga-jaga jika dia perlu dibawa ke rumah sakit.
Namun, demamnya mereda pada hari-hari berikutnya.
Schneider sebelumnya tak mengira terjangkit virus corona, karena tidak mengalami gejala gejala seperti batuk atau sesak napas.
Dia melakukan suntikan flu, tetapi mengira penyakitnya disebabkan oleh strain yang berbeda.
Ketika mengunjungi dokter, dia diperintahkan untuk pulang, beristirahat dan minum banyak cairan.
Titik di mana dia mulai curiga adalah ketika seorang teman di Facebook mengunggah tulisan bahwa beberapa orang dari pesta itu mengalami gejala seperti yang dialaminya.
Orang-orang ini pergi ke dokter dan dinyatakan negatif terkena flu, tetapi tidak ditawari tes virus corona.
Sebab, mereka tidak menunjukkan gejala umum seperti batuk dan kesulitan bernapas.
Schneider kemudian mendaftarkan diri dalam sebuah program penelitian yang disebut Seattle Flu Study dengan harapan dapat mengatasi penyakitnya.
Dia dikirimi kit swab oleh para peneliti, yang kemudian ia kirimkan kembali. Setelah beberapa hari, tepatnya pada 7 Maret, Schneider mendapat kabar buruk. Dia dinyatakan positif Covid-19.
Anehnya, Schneider justru merasa lega.
"Aku sedikit terkejut, karena kupikir itu agak keren," kata dia.
Ia merasa kejadian ini menarik dari perspektif ilmiah.
Sebab gejalanya sudah mereda pada saat dia didiagnosis.
Otoritas kesehatan setempat kemudian memintanya untuk tinggal di rumah selama setidaknya tujuh hari setelah timbulnya gejala, atau hingga 72 jam setelah gejala berhenti.
Baca Juga: Saksikan Mobil Goyang di Parkiran Bandara Haluoleo Kendari, Petugas Ciduk Seorang Dokter dan Temukan Perawat dalam Kondisi Setengah Telanjang!
Kisah Schneider tentang kondisinya sebetulnya tidak unik.
Misalnya, laman The Post melaporkan pada hari Rabu, dokter gawat darurat Dr. Yale Tung Chen dari Madrid, Spanyol, bahkan mengunggah Tweet berseri tentang infeksi virus corona.
Kicauan itu berisi pengalamannya setelah terinfeksi, ketika merawat pasien di rumah sakit tempat ia bekerja. Dia saat ini dikarantina di rumah.
Sementara itu, Schneider yang telah merasa lebih baik selama seminggu terakhir telah mulai berkeliaran di luar.
Dia masih menghindari pertemuan besar dan memilih bekerja dari rumah. "Jika kalian pikir terkena virus ini, kalian mungkin memang kena," kata Schneider.
"Tetapi jika gejala kalian tidak mengancam jiwa, cukup berdiam di rumah, berobat dengan obat-obatan yang dijual bebas, minum banyak air, banyak istirahat, dan lihat perkembangannya."
Meski begitu, Schneider tetap mengingatkan pentingnya mempertimbangkan individu berisiko tinggi dan tinggal di rumah jika merasa sakit. (*)
Artikel ini telah tayang di grid.ID dengan judul:Mantan Penderita Virus Corona ini Berhasil Sembuh Hanya dengan Melakukan Perawatan Sendiri di Rumah