Pendidikan

Merdeka Belajar: Kemendikbud Anggarkan Rp 595 M untuk Ormas Penggerak

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) menganggarkan dana sekitar Rp 595 miliar per tahun untuk organisasi penggerak.

kompas.com
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim terkait organisasi penggerak 

Dengan begitu, organisasi penggerak tak hanya terbuka bagi organisasi besar atau organisasi yang sudah berjalan saja, namun organisasi kecil yang memiliki ide-ide terhadap pembelajaran di sekolah juga bisa berkontribusi.

Namun, Supriano menegaskan, ini bukanlah program bagi-bagi uang.

Sebab program ini berbasis bukti di mana organisasi lebih dahulu mengajukan proposal berisi program dan dana yang dibutuhkan.

Lalu, mereka juga harus membuat laporan pertanggungjawaban serta melampirkan bukti berupa foto, video, hingga kajian program terhadap hasil belajar siswa.

Bila organisasi tidak mampu menjalankan program sesuai target, maka akan dikaji ulang kelanjutannya dalam Program Organisasi Penggerak.

Langkah awal menuju Sekolah Penggerak
Pendaftaran program organisasi penggerak sendiri sudah dibuka secara online sejak 2 Maret dan masih akan berlangsung hingga
16 April 2020.

Selalu Jadi Starter Persib Bandung di Liga 1 2020, Kim Kurniawan Belum Puas, Terus Memperbaiki Diri

Organisasi Penggerak diharapkan dapat menginisiasi lahirnya banyak Sekolah Penggerak di Indonesia.

Untuk bisa menjadi Sekolah Penggerak, sekolah idealnya memiliki empat komponen.

Pertama, Kepala Sekolah memahami proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar.

Kedua, Guru berpihak kepada anak dan mengajar sesuai tahap perkembangan siswa.

Ketiga, Siswa menjadi senang belajar, berakhlak mulia, kritis, kreatif, dan kolaboratif (gotong royong). Keempat, terwujudnya Komunitas Penggerak yang terdiri dari orang tua, tokoh, serta organisasi kemasyarakatan yang diharapkan dapat menyokong sekolah meningkatkan kualitas belajar siswa.

"Kemendikbud mendorong hadirnya ribuan Sekolah Penggerak yang akan menggerakkan sekolah lain di dalam ekosistemnya sehingga menjadi penggerak selanjutnya," pungkas Supriano. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved