Gerakan Sekolah Hijau, Siswa SMAN 3 Rindi Umalulu Tanam Kelor

Para siswa bersama guru di SMAN 1 Rindi Umalulu, di Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur tanam kelor di lingkungan sekolah

Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Para siswa bersama guru sedang menanam kelor 

POS-KUPANG. COM | WAINGAPU - Para siswa bersama guru di SMAN 1 Rindi Umalulu, di Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur tanam kelor di lingkungan sekolah tersebut. Kegiatan itu sebagai bentuk gerakan program Sekolah Hijau.

Kepala Sekolah SMAN 1 Rindi Umalulu, Juniaty Simanullang, S.Pd kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (12/3/2020) menjelaskan, anakan pohon kelor yang ditanam pihaknya itu berjumlah 1.600 pohon. Dengan rincian 600 pohon sumbangan Polhut dan 1000 pohon pengadaan khusus dari dana BOS untuk sekolah hijau.

Ayu Ting Ting dan Vicky Nitinegoro Bagikan Foto Mesra, Nikita Mirzani Ngamuk, Sebut Hal ini

"kami akan tanam bertahap, 2 minggu sekali pada setiap hari Jumat berkolaboras dengan berbagai elemen terkait baik dari unsur pemerintah daerah, Polhut, Polsek, Danrami, Komite Sekolah. Pada kegiatan tanam kelor perdana dengan Kapolsek Umalulu, Danramil dan Polhut, Komite sekolah serta Orang tua peserta didik, setelah itu setiap kelas wajib tanam 20 pohon di muka belakang kelas dibimbing wali kelas yang ada di 33 Rombel,"jelas Juniaty.

Dikatakan Juniaty, pada setiap hari Jumat dalam dua pekan sekali, ada kegiatan ekstra kurikuler (Ekskul) berupa 'sekolah hijau' dengan icon utamanya menanam kelor.

MoU Tambak Garam PT Tamaris dengan Warga Toineke Gagal Lagi, Bupati TTS: Ada Oknum yang Bermain

Juniaty menjelaskan, program sekolah itu untuk Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM). Selain itu juga pihaknya, melakukan combine pengolahan limbah/sampah organik jadi pupuk bokase dan sampah anorganik/plastik di daur ulang.

"Kami MoU dengan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan dari Dinas Pertanian dan DLH sebagai narasumber dari luar sekolah secara bertahap.Ke depan targetnya untuk membangun jiwa enterpreneur/kewirausahaan dengan olahan kelor bisa dibuat jadi daun teh untuk dikonsumsi warga sekolah,"ungkap Juniaty.

"Jadi tdk membeli lagi daun teh, menghemat pembelian kemasan teh dan yang sudah terealisasi dalam olah pangan lokal bahan dasar 'kelor' dan ini praktek ujian sekolah Mapel Prakarya untuk kelas XII. Sementara kelas X prakaryanya tenun ikat Pahikung dan Kelas XI prakaryanya pengolahan limbah plastik didaur ulang,"tambah Juniaty.

Juniaty juga menambahkan, pada setiap hari Jumat pihaknya dibagi secara kelompok antara guru dan siswa untuk membuat pagar dari batang Kehi di batas lingkungan sekolah. Batang kehi itu dibawa peserta didik 1 batang/ siswa

Juniaty juga mengaku, pihaknya juga mempunyai program untuk membuat kebun budidaya kelor di lahan seluas 4 hektar lebih. Namun yang menjadi masalah adalah pagar di sekolah khususnya samping kiri, kanan dan belakang batas lahan sekolah belum ada permanen sehingga dikwatirkan menjadi pintu masuk ternak milik warga masuk untuk merusak budidaya tanaman kelor mereka.

Sehingga Juniaty, berharap ada sponsor untuk membuat pagar nantinya, sehingga program Sekolah Hijau bisa berjalan dengan secara bertahap. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved