Kata Bupati Sunur Soal Kasus Penganiayaan Anak Bawah Umur oleh Oknum ASN di Lembata
Soal kasus penganiayaan anak bawah umur oleh oknum ASN di Lembata, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengatakan tak ikut campur
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Soal kasus penganiayaan anak bawah umur oleh oknum ASN di Lembata, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengatakan tak ikut campur
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menyebutkan dirinya sama sekali tidak ikut campur dalam kasus kekerasan kepada anak di bawah umur oleh oknum ASN.
"Kalau hal-hal lain bukan urusan kita. Urusan hukum itu urusan penegak hukum. Itu kan ada domain aparat penegak hukum," tegasnya saat ditemui di Kuma Resort, Waijarang, Rabu (4/3/2020).
• Ini Tanggapan DPRD NTT Soal Perang Tanding di Flotim
"Itu urusan penegak hukum. Kita mau campur seperti apa. Kita tunggu kalau sudah inkrah baru kita atur bagaimana. Saya sendiri juga tidak pernah panggil pelakunya, tidak. Nanti dipikir kita intervensi lagi," lanjutnya.
Menurut Bupati Sunur, kalau ikut campur, maka nantinya akan dinilai pemerintah dinilai melakukan intervensi.
Namun lanjutnya, orang juga perlu menilai kasus ini tidak hanya dari satu sisi saja.
• Excavator dan Traktor Hasil Perjuangan Ansy Lema Tiba di NTT
"Jangan hanya satu sisi saja terhadap kekerasan, ada juga pencabulan di bawah umur, kalau dua dua ada masalah duduk bicara baik-baik tidak perlu terlalu banyak libatkan orang. Kasihan anak anak punya masa depan. Kalau pemerintah masuk nanti bilang saya mau intervensi lagi. Ini kan situasional di Lembata. Makanya pemerintah selalu pantau saja. Harus bedah dua kasus baik-baik," imbuhnya.
Bupati Sunur juga menilai kedatangan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait ke Lembata juga sudah tidak independen lagi karena tidak menyelesaikan dua kasus yang beriringan tersebut.
"Kalau mau datang selesaikan dua-dua. Diurus baik-baik dua duanya ini punya kepentingan di dalam," katanya.
Di lain pihak, dirinya sangat mendukung upaya deklarasi anti kekerasan terhadap anak Lembata yang diselenggarakan LSM Permata, Arist Merdeka Sirait dan puluhan anak pelajar di Taman Swaolsa Titen Rabu kemarin.
"Semua kekerasan harus kita awasi sama sama, kita nyatakan stop pada kekerasan. Kita dukung itu," katanya.
Sementara itu, pada saat jumpa pers Rabu kemarin di Taman Swaolsa Titen, Sirait sempat meminta Bupati Lembata untuk mendukung dan mendorong upaya proses hukum yang sedang berlangsung.
"Pemerintah tidak boleh menahan-nahan ini dan menghambat," tegasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)