Megawati Protes Anies Baswedan Terkait Rencana Balap Formula E di Monas, Kenapa Mesti di Situ?

Megawati Protes Anies Baswedan Terkait Rencana Balap Formula E di Monas, " Kenapa Mesti di Situ?"'

Editor: Alfred Dama
(Dokumen PDI-P)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato saat pengumuman pasangan calon kepala daerah di kantor PDIP, Menteng, Jakarta, Rabu (19/2/2020). 

POS KUPANG.COM -- Rencana penyelenggarakan balapan Formula E di  kawasan Monumen Nasional atau Monas terus menui politik

Bahkan mantan Presiden Megawati  Soekarno Putri pun ikut 'protes' penyelenggaraan balapan mobil balap listrik tersebut

Kawasan monas sebagai kawasan cagar budaya memang sepantasnya hanya untuk kegiatan-kegiatan budaya

Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri mengkritik soal rencana menggelar event balapan mobil listrik Formula E di kawasan Monumen Nasional ( Monas), Jakarta pada 6 Juni 2020.

Megawati mempertanyakan keputusan Gubernur DKI Jakarta Anie Baswedan yang menggelar balapan mobil listrik tersebut di kawasan Monas.

Bukan tanpa alasan, Megawati menegaskan, Monas merupakan cagar budaya yang dilindungi, maka sudah semestinya pemerintah melindungi kawasan tersebut. "Monas itu di dalam keputusan, peraturan, itu adalah cagar budaya," ujar Megawati di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Rabu (20/2/2020).

Kondisi Terkini BCL dan Noah Setelah Pemakaman Ashraf Sincalin Diungkap Reza Rahadian, Janji Unge

Sebelumnya, Tim Ahli Cagar Budaya Nasional menyatakan hal serupa bahwa Monas adalah cagar budaya dan tempat sakral. Mereka pun menolak kawasan Monas menjadi tempat balapan Formula E.

Megawati mengatakan, seharusnya Anies tidak menjadi kawasan Monas sebagai tempat balapan Formula E. Ia pun mempertanyakan, mengapa Anies tak mencari tempat lain selain Monas.

Ribuan warga Jakarta dan di luar Jakarta memadati kawasan silang Monas pada libur Natal yang jatuh pada hari Rabu (25/12/2013).
Ribuan warga Jakarta dan di luar Jakarta memadati kawasan silang Monas pada libur Natal yang jatuh pada hari Rabu (25/12/2013). (KOMPAS.com/Ummi Hadyah Saleh)

"Kenapa sih, mau bikin Formula E kenapa sih harus di situ? Kenapa sih enggak di tempat lain? Kan begitu. Peraturan itu ya peraturan," kata Mega.

Kenangan Soekarno Ia pun jadi teringat sosok sang ayah, Presiden pertama RI, Soekarno. Megawati masih ingat bagaimana perjuangan Soekarno membangun kawasan Monas.

Saat itu, menurut dia, Soekarno mencari dana sendiri untuk membangun Monas.

"Dulu ketika Bung Karno dilengserkan, Bung Karno itu cari uang sendiri. Beliau bilang, saya masih ingat, karena saya dengar," kata dia.

Adapun Monas merupakan proyek kebanggaan sang proklamator, Soekarno. Pembangunannya dicanangkan pada tahun 1961, sedangkan proses penyelesaiannya dilakukan di tengah situasi peralihan politik menuju Orde Baru.

Diberitakan Harian Kompas, 17 April 2019, pembangunan Monas dianggap jadi cerminan semangat gotong royong warga dari beragam suku, ras, dan agama.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6/2019)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6/2019) (KOMPAS.com/Ryana Aryadita)

Selain dari anggaran pemerintah, biaya pembangunan Monas diperoleh dari iuran masyarakat Nusantara, salah satunya, sumbangan wajib pengusaha bioskop dari seluruh pelosok Tanah Air. Sepanjang November 1961-Januari 1962, tercatat 15 bioskop menyumbang Rp 49.193.200,01.

Bioskop Parepare, Sulawesi Selatan, misalnya, menyumbang Rp 7.700,60. Kemudian bioskop Watampone, Sulawesi Selatan, Rp 1.364,20; dan bioskop Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rp 884.528,85.

Emas di puncak Monas merupakan sumbangan pengusaha Aceh, Teuku Markam. Pada 1972, total biaya pembangunan tugu Monas Rp 358.328.107,57.

Tak ingin dibenturkan dengan Anies Lebih lanjut, Megawati meluruskan, terkait polemik Monas menjadi area balapan Formula E, ia berpegang pada aturan perundangan bahwa Monas adalah cagar budaya yang harus dilindungi.

"Saya hanya ngomong, Monas itu sudah pasti peraturannya merupakan cagar budaya. Apa artinya? Tidak boleh dipergunakan untuk apa pun juga," ucap Mega.

Ia pun mengaku tak ingin publik membenturkannya dengan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Selain itu, Megawati berpesan kepada seluruh kader PDI-P untuk tak bertindak di luar ketentuan yang diatur dalam peraturan perundangan.

"Garis bawahi jangan pula saya dibentur-benturkan sama Pak Anies," kata dia

* Megawati Soekarnoputri Terima Gelar Doktor Honoris Causa ke-9, Kali Ini dari Universitas Soka Jepang

POS-KUPANG.COM - Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka, Tokyo, Jepang, Rabu (8/1/2020).

Penganugerahan gelar doktor Honoris Causa itu dimulai dengan pidato Rektor Universitas Soka Yoshihisa Baba yang membacakan Soka Friendship Award.

"Kami merasa terhormat dan gembira karena dapat menganugerahkan Doktor Honoris Causa kepada Yang Mulia Ibu Megawati. Gelar ini direkomendasikan langsung oleh Presiden Soka Daisaku Ikeda," ujar Yoshihisa dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (8/1/2020).

"Di Indonesia banyak politisi laki-laki dibanding perempuan. Jabatan presiden didominasi laki-laki tetapi beliau berani dan menjadi wanita pertama yang menjadi presiden," lanjut Yoshihisa Baba.

Yoshihisa menilai Megawati Soekarnoputri juga memiliki peran penting dalam menciptakan kestabilan di Indonesia dan negara lain.

Pada acara ini, selain didampingi keluarga, Megawati Soekarnoputri juga didampingi sederet menteri Kabinet Gotong Royong era pemerintahan Presiden Megawati pada periode 2001-2004.

Di antaranya ialah mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan serta mantan Wakil Rektor Universitas Indonesia Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Bambang Wibawarta.

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Soka Jepang, Rabu (8/1/2020). (Tim Media PDIP)
Selain Megawati, ada tiga tokoh Indonesia yang pernah menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Soka. Mereka ialah Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla.

 Cerita Megawati

Putri Presiden pertama RI Soekarno, Megawati Soekarnoputri mengaku mendapat ilmu pengetahuan secara otodidak setelah keadaan politik di bawah rezim Orde Baru (Orba) memaksanya menanggalkan bangku kuliah. 

Megawati mengatakan, setelah dipaksa agar tak menuntaskan kuliah, ia mendapat wejangan dari Bung Karno.

Soekarno menyarankan kepada Megawati agar mencari ilmu di mana saja.

"Jadi ketika saya tidak dibolehkan kuliah karena keadaan politik, ayah saya hanya mengatakan begini.

'Sudah cari ilmu pengetahuan di  mana saja'," ujar Megawati dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (6/1/2020).

Megawati mengatakan, setelah menerima nasihat tersebut, dirinya menyadari bahwa ilmu pengetahuan bisa didapat secara otodidak.

Ketua Umum PDIP itu lantas mulai senang akan buku bacaan, bertanya, hingga menyukai diskusi. 

Perjalanan itu juga, kata dia, yang membawanya menerima honoris causa, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

"Hal itu yang mungkin membuat akhirnya ada nilai, sehingga orang berikan honoris causa pada saya," katanya.

Seperti diketahui, Megawati memperoleh gelar doktor honoris causa (DR HC) dari Universitas Soka di Tokyo, Jepang, Rabu (8/1/2020).

Gelar ini akan menjadi DR HC ke sembilan bagi Megawati. Setelah Universitas Soka, Megawati dijadwalkan akan menerima penganugerahan kembali.

Namun, Megawati mengaku tak tahu mengapa sejumlah universitas dalam negeri ataupun luar negeri berniat mengapresiasi dirinya melalui gelar kehormatan.

"Ya saya tidak tahu. Kan bukan saya yang nyari. Tapi kan orang mungkin melihat saya. Mungkin dengar dari omongan dari pidato saya," kata dia.

"Karena bagi saya itu yang juga harus diketahui sering kali anak muda mengejar gelar padahal itu hanya sebuah tanda. Bahwa dia sudah selesai sekolah di sebuah tempat. Padahal yang kita ingin lakukan mencari ilmu pengetahuan," terang dia.

Daftar 9 Gelar Doktor Honoris Causa Megawati Soekarnoputri

1. Universitas Waseda, Tokyo, Jepang (2001)

Universitas Waseda di Tokyo memberikan gelar doktor honoris causa pada Megawati Soekarnoputri dalam bidang hukum. Gelar tersebut menjadi gelar doktor pertama yang didapatkan Megawati dan diberikan pada 2001

2. Moscow State Institute of International Relation, Rusia (2003)

Pada 2003, Moscow State Institute of International Relation, Rusia memberikan gelar doktor HC di bidang politik kepada Megawati. Gelar tersebut diberikan sebagai apresiasi terhadap putri Presiden Soekarno itu atas jasanya dalam mengembangkan sikap saling pengertian antarbangsa dan interaksi antarperadaban.

3. Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korsel (2015)

Korea Maritime and Ocean University menjadi kampus ketiga yang memberikan gelar doktor HC pada Megawati. Penganugerahan tersebut diberikan Korea Maritime and Ocean University karena Mega dinilai berjasa di bidang politik.

Gelar tersebut diberikan pada Senin 19 Oktober 2015 di Kota Busan dan ditemani oleh putranya, Mohamad Rizky Pratama , fungsionaris DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira beserta mantan Menteri Kelautan Rokhmin Dahuri.

4. Universitas Padjadjaran (2016)

Megawati Soekarnoputri kembali dianugerahi gelar doktor HC bidang politik dan pemerintahan oleh Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat pada 25 Mei 2016.

“Pemberian gelar kehormatan ini sebagai pengakuan bagaimana dalam masa transisi demokrasi yang penuh tantangan, Ibu Megawati Soekarnoputri mampu membawa stabilitas politik dan mengatasi tantangan perekonomian nasional akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan,” kata Rektor Universitas Padjajaran, Tri Hanggono Achmad saat itu.

Tri menambahkan bahwa gelar doktor HC yang diberikan merupakan titik pijak dari seluruh kajian akademik yang dilakukan Unpad, baik saat Megawati berjuang melawan rezim otoriter maupun setelah masa kepemimpinannya berakhir.

5. Mokpo National University, Mokpo, Korsel (2017)

Mokpo National University Korea Selatan memberikan gelar doktor HC di bidang ekonomi demokrasi ke Megawati pada 16 September 2017.

Kampus yang terkenal dengan teknik kelautannya itu memberikan gelar tersebut atas jasa Megawati dalam memperjuangkan ekonomi Pancasila. Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut dinilai dapat secara konsisten memperjuangkan paradigma ekonomi Pancasila untuk menggantikan sistem ekonomi kapitalisme yang dinilai dapat menimbulkan ketimpangan sosial ekonomi yang besar.

6. Universitas Negeri Padang (2017)

Hanya berselang sebelas hari, Megawati kembali mendapat gelar doktor honoris causa bidang pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP). Megawati dinilai berjasa dalam membangun pendidikan selama menjabat presiden RI.

Gelar tersebut disematkan langsung oleh Rektor UNP, Profesor Ganefri di Auditorium UNP pada Rabu, 27 September 2017. Penganugerahan tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2009-2014, Profesor Boediono, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Puan Maharani dan jajaran menteri Kabinet Kerja.

7. Institut Pemerintahan Dalam Negeri / IPDN (2018)

Megawati mendapat gelar doktor HC dalam bidang politik pemerintahan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Ini juga kali pertama IPDN memberikan gelar doktor HC kepada tokoh di luar kampusnya.

Prosesi penyematan doktor HC ke Megawati dilakukan langsung Gubernur IPDN, Prof. Ermaya Suradinata di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (8/3/2018) atau bertepatan dengan Hari Perempuan International.

“IPDN memberikan gelar doktor kehormatan sebagai pengakuan kenegarawanan Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata Ermaya.

“Beliau sosok yang berpengetahuan luas mengenai politik dan pemerintahan serta konsisten menegakkan demokrasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau sosok yang meletakkan dasar kebijakan desentralisasi yang berkesinambungan untuk Indoneaia Raya," sambungnya.

8. Fujian Normal University (FNU), Fuzhou, Tiongkok (2018)

Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri menerima gelar Honoris Causa atau Doktor Kehormatan di bidang Diplomasi Ekonomi dari  Fujian Normal University (FNU), Fuzhou, Tiongkok, Senin (5/11/2018).

Ini sekaligus menjadi kali kedelapan Honoris Causa (HC) bagi Megawati.

9.  Universitas Soka, Tokyo, Jepang (2020)

Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka, Tokyo, Jepang, Rabu (8/1/2020). Penganugerahan gelar doktor honoris causa itu dimulai dengan pidato Rektor Universitas Soka Yoshihisa Baba yang membacakan Soka Friendship Award.

(Kompas.com/berbagai sumber)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Megawati Kritik Anies soal Formula E: Dari Monas Cagar Budaya hingga Kenang Soekarno...",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved