Ternak Babi Mati Mendadak di TTU

Kadis Peternakan NTT, Dany Suhadi: Ternak Babi Mati Mendadak Terserang Hog Cholera dan ASF

Kepala Dinas Peternakan NTT, Dany Suhadi: ternak babi mati mendadak di TTU terserang Hog Cholera dan ASF

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA/Facebook Imelda Sau
Ternak babi milik Imelda Sau yang mati secara tiba-tiba. 

Kepala Dinas Peternakan NTT, Dany Suhadi: ternak babi mati mendadak di TTU terserang Hog Cholera dan ASF

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Ternak babi di NTT mati akibat terserang penyakit Hog Cholera dan African Swine Fever ( ASF) . Hingga saat ini penyakit ini menyebabkan 574 ternak babi di Kabupaten Belu mati.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dany Suhadi saat dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, Jumat (21/2/2020).

Menurut Dany, kasus penyakit ternak babi yang terjadi di beberapa kabupaten di NTT sudah ditangani oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan NTT yang berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten tempat terjadinya kasus.

Ternak Babi Mati Mendadak, Pemprov NTT Koordinasi dengan Pemkab Belu dan TTU

"Jadi hasil identifikasi awal, kematian ternak babi itu, akibat terserang penyakit Hog Cholera atau Suspec dan ASF. Kita sudah lakukan berbagai tindakan penanganan terhadap kasus atau penyakit yang menyerang ternak babi. Memang sesuai laporan kasus kematian tertinggi di Kabupaten Belu, yakni mencapai 574 ekor," kata Dany.

Dia menjelaskan, selain di Belu, kasus juga terjadi di Kabupaten TTU, yakni sebanyak 400 kasus atau 400 ternak babi yang mati.

Bupati Raymundus Minta Warga Segera Pisahkan Babi Sehat dari Babi Sakit

"Jumlah kasus kematian ternak babi ini merupakan akumulasi sejak Januari 2020 hingga sekarang. Karena itu, kita sudah lakukan penanganan, terutama pencegahan," katanya.

Dikatakan, selain kasus di Belu dan TTU, ada juga kasus di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang yang akumulasi kasusnya sebanyak 106 ekor ternak babi yang mati.

Terkait tindakan lapangan, Dany mengatakan, tindakan lapangan yang dilakukan dengan penyemprotan sterilisasi dan peningkatan biosecurity.

"Termasuk penyuntikan vaksin dan edukasi kebersihan kandang dan sample. Tim Respon cepat terdiri dari Pusat Provinsi dan kabupaten terus berkoordinasi melakukan
penanganan," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved