Duta Petani, Gesti : Bertani Itu Sexy, Tingkatkan Hasil Pertanian dengan Penggunaan Listrik

Kalau dulu orang sering mengatakan bertani itu jorok dan kotor. Tapi sekarang bertani itu sexy

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/YENI RACHMAWATI
Usaha pertanian Gesti di Desa Penfui Timur, Rabu (19/2/2020). 

Duta Petani Indonesia Kupang, Gesti : Bertani Itu Sexy, Tingkatkan Hasil Pertanian dengan Penggunaan Listrik

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- “Kalau dulu orang sering mengatakan bertani itu jorok dan kotor. Tapi sekarang bertani itu sexy. Sexy dalam arti dapat uang dan banyak bergerak dalam bekerja," kata Duta Petani 2018, Gestianus Sino, Rabu (19/2/2020).

Dinobatkan sebagai Duta Petani dalam ajang Jaringan AgriProFocus Indonesia, yaitu Oxfam di Indonesia ini, Gesti adalah petani organik NTT yang terintegrasi terdiri dari Pertanian, Perternakan dan perikanan Dimana mengembangkan konsep pertanian terpadu di atas lahan seluas sekitar 1000 Meter persegi di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang sejak 2013.

Sebagai tamatan fakultas pertanian Undana, Gesti menyampaikan memulai usaha ini dengan membongkar lahan dimana 90% batu karang ini karena yang terutama untuk kesehatan keluarga, jadi dengan membuat perkebunan sendiri, tanam dari hasil panen sendiri seperti panen pepaya, brokoli, kailan, ikan, ayam, kambing dan lainnya yang dipasarkan ke hotel, hypermart, dan kantor-kantor.

“Dulu selama dua tahun diawal belum ada listrik dan air, akhirnya kita identifikasi pengeluaran air, listrik, dan tenaga kerja, dan memutuskan untuk pasang listrik. Di tahun ketiga juga saya belajar bagaimana menggunakan teknologi pertanian agar hemat waktu, tenaga, dan biaya. Pada tahun 2016 saya mulai memakai sprinkle (alat siram untuk putar otomatis untuk taman), alat kemas untuk packing sayur semua pakai listrik," tuturnya.

Perbandingan dengan penggunaan listrik, menurut Gesti yang pernah belajar pertanian di Australia, lebih hemat jauh sekali.

"Waktu kita masih angkat siram manual membutuhkan 9-10 tenaga kerja , lalu kita melihat standard UMR di Provinsi NTT dulu Rp 1,6 juta. Kalau dikalikan dengan 10 orang sudah 16 juta, tapi masih pusing dengan mengatur orangnya. Namun dengan adanya listrik, pengeluaran kita hanya Rp 1,2-1,8 juta tertinggi bisa dilihat iritnya seperti apa," ujarnya.

Pertanian Gesti yang memulai usaha sendiri ini sangat tergantung sekali dengan listrik. Jadi usaha sangat bergantung dengan listrik dan apabila tidak ada listrik pasti macet.

Agus Harimurti Yudhoyono Duduk Talepo di Taman Bundaran Tirosa Warga Senang

"Harapan saya kedepan, apabila kita ingin bertani, ayo bertani yang total dan menurutnya uang itu ada disekitar kita, pasti ada jalan untuk mengembangkan usaha apapun," tuturnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati).

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved