Salam Pos Kupang

Mencermati Pengelola Bandara Komodo

Mari membaca dan simak Salam Pos Kupang berjudul: mencermati pengelola Bandara Komodo

Penulis: PosKupang | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Mencermati Pengelola Bandara Komodo
Dok
Logo Pos Kupang

Mari membaca dan simak Salam Pos Kupang berjudul: mencermati pengelola Bandara Komodo

POS-KUPANG.COM - MENGEJUTKAN mungkin kata yang tepat soal kehadiran Konsorsium Perusahaan Singapura mengelola dan mengembangkan Bandara Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. PT Cardig Aero Service Tbk (CA) sebagai induk konsorsium, bersama dua perusahaan lainnya.

Mengapa mengejutkan? Sebetulanya, dalam logika sederhana masyarakat, pengelolaan bandara dimana pun juga di Indonesia selalu ditangani PT Angkasa Pura. Menjadi aneh, Bandara Komodo beralih pengelolaannya dari Angkasa Pura kepada konsorsium perusahaan asing dengan jangka waktu kerja sama 25 tahun.

Di Selalejo, Akses Transportasi Putus Total Sejumlah Kendaraan Bermotor Terjebak Longsor

Pertanyaan mungkin muncul, mungkinkah hal ini terjadi pasca ditetapkannya Komodo sebagai destinasi wisata premium? Kalau itu merupakan dampak dari penetapannya, mungkin juga bisa digugat dari perspektif lainnya.

Menjadi pertanyaan orang, seberapa sibuknya Bandara Komodo sehingga harus dikelola pihak asing? Memangnya, berapa ribu penerbangan dalam sehari di Bandara Komodo?

Rasa-rasanya, kesibukan Bandara Komodo hanya sepersekian persen dari Bandara Internasional Ngurah Rai atau Soekarno-Hatta. Kalau kita tidak mau katakan, kesibukan di Bandara Komodo terbilang sebentar saja dan tidak ada penerbangan malam hingga dini hari.

Pemprov NTT Alokasikan Rp 26 M untuk Perbaiki Jalan Provinsi di Malaka

Tentu saja, 'menggugat' peran pihak asing di Bandara Komodo tentu sesuatu yang tidak benar. Keterbukaan sekarang sangat memungkinkan untuk masuknya investasi asing di seluruh pelosok tanah air.

Kalau Indonesia tidak mau menjadi bagian maka kita tentu akan terseok-seok dalam keterbatasan akan komunikasi perdagangan internasional.

Mungkin kita bisa mengambil hikmahnya saja dari konteks kerja sama ini. Sudah saatnya, kita tetap belajar dari dunia luar yang lebih maju dalam berbagai bidang kehidupan. Kita jangan menjadi seperti katak dalam tempurung. Kota harus bisa memberi nuansa yang baik dalam pergaulan hidup internasional. Kita harus bisa belajar sesuatu yang baik dari orang lain yang telah maju. Namun kita juga jangan sampai terlena untuk tidak belajar atau berbuat apa-apa.

Mengelola sesuatu yang bersifat investasi tentu beda dengan menjual jasa biasa. Investasi biasanya memberi nilai tambah setelah jangka waktu tertentu bukan seperti menjual kacang goreng yang langsung mendapatkan uang.

Perlu menjadi catatan bagi pemerintah, kehadiran pihak asing mengelola Bandara Komodo hendaknya jangan menjadi penghalang bagi pribumi untuk tidak memanfaatkan bandara itu sesuai yang diinginkan. Jangan sampai kita hanya menjadi pesuruh di daerah kita sendiri. Lalu, orang lain yang menikmati apa yang telah kita punya selama ini.

Kita juga meyakini bahwa apa yang dilakukan pemerintah dengan menyerahkan pengelolaan Bandara Komodo kepada konsorsium perusahaan Singapura tentunya dengan pertimbangan matang. Termasuk berkontribusi kepada negara, daerah serta masyarakat NTT khususnya Manggarai Barat. Semoga. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved