Presiden Jokowi Tolak Pulangkan WNI yang Berperang untuk ISIS

Pengamat terorisme Al Chaidar Abdul Rahman Puteh mengungkapkan pemulangan ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) eks ISIS dapat me

Editor: Ferry Ndoen
PA via BBC
Shamima Begum ketika berusia 15 tahun sebelum meninggalkan Inggris dan bergabung dengan ISIS pada 2015. 

Presiden Jokowi Tolak Pulangkan WNI yang Berperang untuk ISIS

 AFP via Daily Mail
 Seorang ibu berjalan sambil membawa tas koper dengan bayinya di atas, dan diikuti dua anaknya ketika meninggalkan Baghouz, kota di Suriah yang menjadi benteng terakhir ISIS. 
 

POS KUPANG.COM--  Pengamat terorisme Al Chaidar Abdul Rahman Puteh mengungkapkan pemulangan ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) eks ISIS dapat memberi manfaat untuk Indonesia.

Meskipun, wacana tersebut mendapat penolakan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini.

Al Chaidar mengungkapkan ada hal yang dibutuhkan dari kepulangan mereka.

"Memang sebaiknya sekitar 660 orang WNI (eks ISIS) dipulangkan saja ke Indonesia," ujar Al Chaidar kepada Tribunnews melalui sambungan telepon, Rabu (5/2/2020).

"Karena kita membutuhkan mereka untuk program semacam deradikalisasi, untuk kelompok teroris lain yang banyak di Indonesia," lanjutnya.

Al Chaidar Abdul Rahman Puteh Pengamat Terorisme
Pengamat politik dan terorisme Al Chaidar Abdul Rahman Puteh

Menerima Lebih Baik daripada Menolak

Menurut Al Chaidar, memulangkan WNI eks ISIS lebih penting dilakukan pemerintah ketimbang menolak.

"Jika menolak, mereka akan menganggap pemerintah itu adalah pemerintah yang dzalim," ujar Al Chaidar.

Selain itu, penilaian pemerintah yang keras, otoriter, hingga tidak suka pada Islam disebut Al Chaidar akan tersemat untuk Indonesia.

Namun Al Chaidar menilai tetap ada potensi bahaya yang dibawa ratusan WNI eks ISIS jika dipulangkan ke Indonesia.

"Pasti ada (potensi bahaya), karena memang mereka sudah terpapar oleh radikalisme yang cukup mengkhawatirkan," ujarnya.

Al Chaidar menilai, perlu adanya pemeriksaan lebih lanjut kepada ratusan WNI tersebut.

Hal itu untuk memastikan paham radikalisme dan terorisme tidak lagi dipegang oleh para WNI eks ISIS.

Kepulan asap terlihat dari Baghouz, Suriah, yang diyakini merupakan bom bunuh diri dari anggota ISIS  untuk mempertahankan kantong pertahanan terakhir mereka.Furat FM via Daily Mirror Kepulan asap terlihat dari Baghouz, Suriah, yang diyakini merupakan bom bunuh diri dari anggota ISIS untuk mempertahankan kantong pertahanan terakhir mereka.
Kepulan asap terlihat dari Baghouz, Suriah, yang diyakini merupakan bom bunuh diri dari anggota ISIS untuk mempertahankan kantong pertahanan terakhir mereka.Furat FM via Daily Mirror Kepulan asap terlihat dari Baghouz, Suriah, yang diyakini merupakan bom bunuh diri dari anggota ISIS untuk mempertahankan kantong pertahanan terakhir mereka. (Furat FM via Daily Mirror)

"Mereka itu perlu di-screening atau pun perlu dimasukkan ke dalam program pemerintah yang ada. Entah program Departemen Sosial maupun BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)," ungkapnya.

Lebih lanjut, Al Chaidar menilai para WNI eks ISIS membutuhkan untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara.

"Mereka gapapa dipulangkan, mereka perlu bersilaturahmi secara humanis dengan saudara saudara dan keluarga yang mereka tinggalkan."

"Mungkin juga perlu bermaaf-maafan pada saudara yang sudah dianggap kafir atau bahkan sudah dianggap musuh," ungkap Al Chaidar.

Teror bom di Surabaya dan ilustrasi ISIS
Teror bom di Surabaya dan ilustrasi ISIS (IsraeLink/Istimewa)

Jokowi Menolak

Sementara itu menanggapi wacana pemulangan ratusan WNI eks ISIS, Jokowi hingga kini masih menolak.

Akan tetapi Jokowi menyebut langkah lebih lanjut akan dirapatkan terlebih dahulu.

"Ya kalau bertanya kepada saya (sekarang), ini belum ratas (rapat terbatas) ya. Kalau bertanya kepada saya (sekarang), saya akan bilang tidak (bisa kembali). Tapi, masih dirataskan," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2020) dilansir Kompas.com.

Jokowi menyebut, pemerintah masih memerhitungkan berbagai dampak pemulangan WNI eks ISIS.

Baik dampak positif dan negatifnya, akan dibahas Jokowi melalui rapat terbatas.

Hayat Boumeddiene, pengantin ISIS yang menjadi buronan paling dicari di Perancis setelah suaminya menyerang supermarket di Paris dan membunuh lima orang pada Januari 2015.
Hayat Boumeddiene, pengantin ISIS yang menjadi buronan paling dicari di Perancis setelah suaminya menyerang supermarket di Paris dan membunuh lima orang pada Januari 2015. (KOMPAS.com/AP via Daily Mail)

Jokowi masih ingin mendengar pandangan masing-masing menteri terkait dalam wacana pemulangan tersebut.

Tanggapan BNPT

Kepala BNPT Suhardi Alius.
Kepala BNPT Suhardi Alius. (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, rencana pemulangan ratusan WNI terduga teroris lintas batas masih dalam tahap pembahasan.

Pembahasan tersebut sedianya akan dilakukan dengan beberapa instansi terkait.

Shamima Begum ketika berusia 15 tahun sebelum meninggalkan Inggris dan bergabung dengan ISIS pada 2015.
Shamima Begum ketika berusia 15 tahun sebelum meninggalkan Inggris dan bergabung dengan ISIS pada 2015. (PA via BBC)

"Iya (belum diputuskan), masih dibahas di Kemenkopolhukam melibatkan kementerian dan instansi terkait," kata Suhardi kepada Kompas.com, Minggu (2/2/2020).

Pandangan Menteri Agama

Menteri Agama Fachrul Razi di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Menteri Agama Fachrul Razi di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (31/1/2020). (Tribunnews/Lusius Genik)

Sementara itu Menteri Agama Fachrul Razi juga menyebeut pemerintah masih mengkaji kemungkinan pemulangan WNI eks ISIS ke Indonesia.

"Rencana pemulangan mereka itu belum diputuskan pemerintah dan masih dikaji secara cermat oleh berbagai instansi terkait di bawah koordinasi Menkopolhukam," kata Fahrul, dikutip dari situs resmi Kemenag (2/2/2020).

"Tentu ada banyak hal yang dipertimbangkan, baik dampak positif maupun negatifnya," sambungnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belum Diputuskan, tapi Jokowi Bilang WNI Terduga Teroris Lintas Batas Tak Bisa Pulang".

Dalam foto yang diduga diambil pada 30 April 2019 oleh media Al-Furqan menunjukkan Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi muncul pertama kalinya dalam lima tahun sejak dia mendeklarasikan kekhalifahan pada 2014.
Dalam foto yang diduga diambil pada 30 April 2019 oleh media Al-Furqan menunjukkan Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi muncul pertama kalinya dalam lima tahun sejak dia mendeklarasikan kekhalifahan pada 2014. (AFP/SOURCES)
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved