Sopir Mobil Tangki Air dan Pengendara Motor Sampaikan Unek-Unek, Begini Tanggapan Max Foenay
Sopir mobil tangki air dan pengendara motor sampaikan unek-unek, begini tanggapan Max Foenay
Penulis: PosKupang | Editor: Kanis Jehola
Sopir mobil tangki air dan pengendara motor sampaikan unek-unek, begini tanggapan Max Foenay
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sopir mobil tangki air pola dan para pengendara kendaraan roda dua menyampaiakan ' unek-unek', ketika melintasi Jalan Anggrek di RT 05, RW O2, Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, lantaran struktur permukaan jalan yang berlubang, bebatuan, berlumpur dan licin.
"Apakah jalan ini akan dibuat sawah.? Karena merasa was-was melintasi jalan ini, maka terpaksa saya memacu kendaraan seperti 'kura-kura," kata Opa Tangki, yang kesehariannya berprofesi sebagai Sopir mobil tangki, Rabu (5/2/2020) di Oepura.
• Ini Alasan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Laporkan Akun Facebook yang Diduga Menghina Dirinya
Dikatakan Opa Tangki, semenjak dirinya mengendarai mobil tangki air, jalan yang letaknya persis di jembatan dekat mata air Pola sebelumnya tidak pernah diperbaiki.
Jika pemerintah berniat memperbaiki jalan ini, kalau bisa dibuat juga saluran air dan juga dilihat kemiringan badan jalan. Apabila struktur permukaan jalan, ujar Opa Tangki, terlalui rata akan mengakibatkan air tergenang hingga akhirnya menyebabkan jalan menjadi rusak.
• Mau Tahu Perkembangan Rencana Pemangkasan Jumlah BUMN? Simak Info Kartika Wirjoatmodjo
Sementara itu, seorang pegemudi kendaraan roda dua, Noldi Anin, dalam tanggapannya mengatakan, jalan di sini selain tidak bagus, tetapi juga berlumpur dan berbatu-batu.
Lokasi jalan ini, ujar Noldi, berada dalam lingkup kota. Akan tetapi, struktur permukaan jalannya serasa di kampung-kampung.
Pengeluhan yang tidak jauh berbeda diutarakan Jefry Manu, salah satu siswa SMA Negeri di Kota Kupang, mengaku ketika melintasi jalan ini dirinya merasa tidak nyaman karena jalannya berlubang, tergenang dan rusak.
Ketua RT 05, RW 02, Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa, Max Foenay saat dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, membenarkan bahwa jalan yang lokasinya persis di jembatan, dekat mata air pola, Oepura, belum pernah diperbaiki.
Dibawah jembatan menuju ke sawah, urai Max, tidak pernah dicor. Apalagi teksturnya merupakan tanah sawah. Jadi mau tidak mau menjadi rusak.
Sedangkan, jalan di depan kantor PDAM Kabupaten Kupang, sebelumnya pernah diperbaiki. Tetapi pada proses pengerjaanya tidak dilakukan pengecoran karena warga setempat menginginkan agar dalam proses perbaikan jalan tersebut, seharusnya terlebih dahulu menggaruk material aspal yang tertimbun; lalu kemudian dilakukan pengecoran agar struktur permukaan jalan menjadi rata dan tidak tinggi dari rumah warga.
Sedangkan, pada areal jalan yang letaknya berhadapan dengan warung/ cafe yang miliknya, ujar Max, sebelumnya memang pernah diperbaiki dan dilakukan pengecoran. Akan tetapi, pada proses pengerjaan jalan tersebut, hanya ditambal sehingga mengakibatkan struktur permukaan jalan semakin tinggi.
Selain itu, ucap Max, drainase yang dibuat sama sekali tidak berfungsi.
Menurut Max, apabila dikemudian hari dilakukan perbaikan jalan. Maka dirinya meminta untuk terlebih dahulu mengaruk material yang telah tertimbun sebelumnya.
Dikatakan Max, dirinya sudah menyampaikan hal ini di tingkat kelurahan, sebab pada dasarnya masyarakat di sini mengiginkan sesuatu yang baik bagi lingkungannya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Vinsen Huler)