TERBARU Korban Meninggal Virus Corona di China Tembus ke Angka 304 Orang
TERBARU Korban Meninggal Virus Corona di China Tembus ke Angka 304 Orang TERBARU Korban Meninggal Virus Corona di China Tembus ke Angka 304 Orang
TERBARU Korban Meninggal Virus Corona di China Tembus ke Angka 304 Orang
POS KUPANG.COM, BEIJING -- Ancaman virus corona terus meluas dan memakan korban. Jumlah korban terus berjatuhan sementara pemerintah Tiongkok belum juga menemukan formula untuk menghentikan wabah ini.
Pemerintah China menyatakan, korban meninggal virus corona mencapai 304 orang dengan negara lain yang mengonfirmasi kasus positif juga bertambah.
Dengan Inggris, Rusia, dan Swedia mengonfirmasi adanya kasus virus, patogen dengan kode 2019-nCov itu menjangkiti lebih dari 20 negara.
AS dan Australia sudah mengumumkan larangan masuk bagi warga China , atau mereka yang baru saja bepergian ke Negeri "Panda" dalam dua pekan terakhir.
• Kronologi Nikita Mirzani Aniaya Dipo Hanya Lecet, Pernah Tertawakan Kriss Hatta, Kini Ditahan Polisi
• Veronica Tan Dituding Selingkuh Saat Jadi Istri Ahok, Sahabat Bongkar Alasan Ibu Sean Tetap Tenang
• Dokter Cantik Masih Pengantin Baru Bunuh Diri, Syok Baca Pesan Cinta Pria Lain ke Suami
"Warga asing, kecuali permanent resident atau keluarga dari warga AS, dilarang menginjakkan kaki di sini," ucap Menteri Kesehatan Alex Azar.
Australia meminta warganya yang baru saja dari China untuk "mengisolasi diri" di rumah masing-masing selama 14 hari penuh.

Vietnam melarang segala penerbangan dari daratan utama China
Sementara Rusia mengumumkan menangguhkan visa kerja maupun visa turis bagi turis China
Semua kebijakan negara itu muncul setelah China mengumumkan terdapat 45 laporan kematian baru di Hubei dalam 24 jam terakhir, membuat angkanya menembus 304 orang.
Kemudian seperti dilansir AFP Minggu (2/2/2020), 14.300 orang terkonfirmasi positif, membuat jumlahnya melampaui korban Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2002-2003.
Pejabat tinggi Wuhan, kota di mana virus corona pertama kali menyebar, mengakui bahwa jajarannya bertindak terlalu lambat dalam menangkalnya.
"Jika kontrol ketat diberlakukan, tentunya hasilnya tidak akan sebanyak ini," ujar Ma Guoqiang, Ketua Partai Komunis cabang Wuhan.
Otoritas setempat mendapat kritikan di dunia maya karena menahan informasi soal wabah tersebut, meski sudah mengetahuinya beberapa pekan sebelumnya.
Mereka bertindak cepat pada pekan lalu, ketika memutuskan menutup Wuhan dan kota di sekitarnya, membuat puluhan juta jiwa terisolasi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan status darurat pada Kamis (30/1/2020), menyebut virus corona adalah penyakit "luar biasa" yang butuh penanganan "luar biasa" juga.