Dokter Cantik Masih Pengantin Baru Bunuh Diri, Syok Baca Pesan Cinta Pria Lain ke Suami
Dokter Cantik Masih Pengantin Baru Bunuh Diri, Syok Baca Pesan Cinta Pria Lain ke Suami
Hal itu pun membuat sang istri luluh dan mau memaafkan suaminya.
Tapi tak berselang lama, dokter itu menemukan banyak pesan cinta dari laki-laki lewat WhatsApp ke sang suami.
Ia terperanjat kaget dan syok membaca pesan-pesan romantis para lelaki pada suaminya.
Dokter itu pun marah dan minta penjelasan hingga akhirnya terkuak fakta sebenarnya kalau sang suami adalah penyuka sesama jenis.
Fakta itu benar-benar jadi pukulan keras bagi sang dokter hingga membuatnya nekat bunuh diri.
Mengetahui sang anak mengakhiri hidupnya, orang tua dokter itu pun langsung menuntut sang menantu untuk bertanggung jawab.
• Veronica Tan Dituding Selingkuh Saat Jadi Istri Ahok, Sahabat Bongkar Alasan Ibu Sean Tetap Tenang
• Ramalan Zodiak Hari Senin, 3 Februari 2020: Taurus Berpikirlah Sebelum Bicara, Scorpio Menyenangkan
• Sepasang Oknum PNS Terciduk Berduaan di Kamar Hotel, Ngaku Hanya Pacaran, Ini Tindakan Pol PP
Suami dokter itu dituntut atas tuduhan penipuan dan diminta untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 1,2 M.
Namun karena tak kunjung menemui titik terang, pihak pengadilan akhirnya melepaskan suami dokter itu dari tuntutan.

Mungkinkah Penyuka Sesama Jenis "Disembuhkan"?
Orientasi seksual yang menyukai sesama jenis sering dianggap sebagai sebuah penyimpangan atau penyakit.
Karenanya kaum homoseksual itu dituntut untuk "disembuhkan".
Meski sejak tahun 1973 para pakar psikiatri dan dokter di seluruh dunia sudah menyatakan homoseksual bukanlah gangguan jiwa, tetapi pandangan sebagian besar masyarakat tetap tidak berubah.
Hanya ada dua gender, yakni laki dan perempuan, serta ketertarikan seksual seharusnya dengan lawan jenis.
Dokter bedah saraf dari RS Mayapada Jakarta, dr.Roslan Yusni Hasan, mengatakan, orientasi seksual seseorang tidak ditentukan oleh jenis kelaminnya, melainkan melalui otaknya.
"Sebetulnya orientasi seksual manusia itu omniseksual, artinya kepada apa saja bisa. Semua itu dipengaruhi oleh pertumbuhan otaknya sejak dalam kandungan," katanya kepada Kompas.com (27/1/16).