Dandim Koerniawan: Masuk Anggota TNI Gratis

Untuk menjadi anggota TNI, Dandim 1621/TTS Letkol CZI Koerniawan Pramulyo menegaskan tidak dipungut biaya alias gratis

Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Dion Kota
Dandim 1621/TTS Letkol CZI Koerniawan Pramulyo 

POS-KUPANG.COM | SOE - Untuk menjadi anggota TNI, Dandim 1621/TTS Letkol CZI Koerniawan Pramulyo menegaskan tidak dipungut biaya alias gratis.

Untuk menjadi anggota TNI, masyarakat harus mendaftar dan akan mengikuti serangkaian tahap seleksi. Jika dinilai oleh panitia seleksi memenuhi persyaratan dan dinyatakan lulus, maka akan diterima menjadi anggota TNI.

DPRD Ende Apresiasi KPH yang Memberdayakan Hutan Kebesani

"Kalau pesertanya sudah memenuhi persyaratan dan dinyatakan lulus maka akan diterima menjadi anggota TNI. Prosesnya gratis tidak ada biaya. Jadi kalau ada oknum yang mengaku-ngaku bisa membantu meloloskan peserta seleksi dengan syarat diberikan sejumlah uang jangan percaya," tegas Dandim Koerniawan.

Ketika dikonfirmasi terkait dugaan penipuan dengan modus akan Direkrut menjadi anggota TNI asalkan diberikan sejumlah uang yang diduga dilakukan oleh LAI KGS, Dandim Koerniawan mengatakan, pihaknya masih mendalami hal tersebut. Dirinya masih enggan berkomentar terkait hal tersebut.

"Kalau soal LAI KGS untuk sementara saya belum bisa berkomentar karena masih dalam penyelidikan kita. Anggota kita masih bekerja," jelasnya.

Stok VAR di Ende Cukup Untuk Dua Bulan Kedepan

Diberitakan sebelumnya, dua warga Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS, Jemi Faot dan Kus Asbanu memberikan sejumlah uang kepada Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) Komando Garuda Sakti (KGS) Kupang dengan iming-iming akan direkrut menjadi anggota TNI. Untuk masuk menjadi anggota TNI, Ormas LAI mematok harga 25 juta per orang.

Hal ini diungkapkan oleh Camat Amanuban Selatan, Jhon Asbanu kepada POS- KUPANG.COM, Senin (3/2/2020) melalui sambungan telepon.

Jhon mengatakan, dirinya baru mendengar keberadaan lembaga tersebut. Dirinya kaget saat mengetahui dua orang warganya diduga kuat menjadi korban penipuan dari lembaga tersebut.

Jemi Faot diketahui telah menyetorkan uang sejumlah 8,5 juta kepada LAI KGS. Sedangkan Kus Faot, mengaku sudah menyetor uang sejumlah 15 juta, tetapi tidak ada bukti penyetoran. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Dion Kota)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved