Menggembirakan, Perkembangan Industri Jasa Keuangan di NTT Tunjukkan Tren Positif
Menggembirakan, perkembangan industri jasa keuangan di NTT tunjukkan tren positif
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Kanis Jehola
Menggembirakan, perkembangan industri jasa keuangan di NTT tunjukkan tren positif
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Kantor OJK NTT kembali menggelar acara Baomong deng Media untuk membahas "Kinerja Lembaga Jasa Keuangan Provinsi NTT 2019" di Restoran Taman Laut Handayani, Jumat (31/1/2020) sore.
Kepala OJK NTT, Robert Sianipar, didampingi Kasubag Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Dony Prasetyo, Kasubag Pengawasan Bank,Suryanto Nur Hidayat dan Kasubag Pengawasan IKNB dan Pasar Modal, Muhamad Helmi Yahya, menyampaikan perkembangan industri jasa keuangan di NTT sangat baik.
• Lengkap, Polisi Akan Limpahkan Berkas Perkara Kasus Pencabulan di Kota Kupang
Bila dilihat secara kelembagaan ada sekira 85 lembaga jasa keuangan, perbankan ada 23 Bank Umum dan BPD, 12 BPR dan 56 industri keuangan non bank, seperti asuransi, dana pensiun dan pegadaian.
Lanjut Robert, dari sisi lembaga tahun lalu di NTT khususnya di Kota Kupang ada penambahan dua bank yang membuka kantor cabang yaitu Bank Mas dan Bank Capital.
Dari sisi keuangan, disebutkannya, sampai akhir 2019 total aset perbankan di NTT Rp 43,2 triliun atau tumbuh 16,31 persen.
• Kasus Penganiayaan Ryant Kopling, Polisi Akan Gelar Perkara dan Tetapkan Tersangka
Pertumbuhan aset ini dua kali lipat lebih tinggi dari nasional yang hanya 6,13 persen. Sedangkan DPK tumbuh Rp 5 triliun lebih atau 17, 2 persen dan nasional tumbuh 6,5 persen, untuk kredit sampai Desember 2019 Rp 32,8 triliun naik 12 persen dan 6,08 persen.
"Jadi dari indikator tersebut di tengah situasi ekonomi, industri keuangan NTT bertumbuh secara positif. Walaupun komposisi perbandingan bank dan bpr baru 98 persen banding 2 persen," tuturnya.
Ia menjelaskan NPL 1,95 persen masih jauh dibatasan lima persen, sebarannya di kredit modal kerja, investasi 2,6 persen dan dari sektor ekonomi paling besar di sektor kontruksi.
Pada akhir 2019 dari sisi kredit UMKM atau KUR target mencapai 95,55 persen dengan penyaluran 1,6 triliun dan 58.894 debitur.
Pencapaian ini lebih tinggi dari nasional. Khusus untuk industri BPR, kata Robert, dari 12 BPR yang ada juga tergolong baik. Permodalan yang disarankan minimal Rp 3 milyar, dari total tersebut 10 BPR sudah mencapai Rp 6 miliar lebih dan hanya dua BPR yang masih ada dikisaran Rp Rp 3 hingga 6 miliar.
Pertumbuhan kredit BPR tumbuh 13,4 persen, sementara nasional 10 persen. "Ini angka yang menggembirakan bagi industri BPR. IKNB juga lanjutnya menunjukkan tren positif," tuturnya.
OJK selain pengawasan di bidang sektor keuangan, juga terdapat edukasi dan perlindungan konsumen.
Selama 2019 angka pengaduan tercatat 63 yang tertulis dan sebagian besar 33,2 dari perbankan dan 30 dari INKB, yang melakukan pengaduan terkait polis jatuh tempo, penarikan motor, dan lainnya. (POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati)