Diskusi Publik Peran Organisasi Perempuan Sukseskan NTT Bangkit dan Sejahtera
publik tentang Peran organisasi perempuan dalam mengaktualisasikan program pemerintah menuju NTT bangkit dan sejahtera
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Diskusi Publik Peran Organisasi Perempuan Sukseskan NTT Bangkit dan Sejahtera
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Badan Organisasi Kerja Sama Wanita (BKOW) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar diskusi publik tentang Peran organisasi perempuan dalam mengaktualisasikan program pemerintah menuju NTT bangkit dan sejahtera di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Rabu (29/1/2020).
Diskusi publik tersebut menghadirkan tiga narasumber, antara lain, Ketua DPRD Provinsi NTT Emy Nomleni, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT Sylvia R Peku Djawang dan Dr. David Pandi M. Si.
Rangkaian diskusi dibuka oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang diwakili oleh Kadis Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT Sylvia R Peku.
Ketua BKOW Provinsi NTT, Kristofora Bantang dalam sambutannya menjelaskan, perjalanan terbentuknya BKOW sudah hampir mencapai 40 tahun.
Dia katakan, persoalan perempuan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat kompleks dan terus berjalan dari waktu ke waktu.
"Persoalan kemiskinan yang paling rentan dialami kaum perempuan, angka kematian ibu dan bayi baru lahir yang terus naik, kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam berbagai bentuk terus meningkat," ungkapnya.
Dia mengatakan berdasarkan Data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (21PZA), Provinsi NTT, Januari-April 2019 sudah terdapat 60 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Menurutnya, dari 60 kasus yang ada, 40 kasusnya terjadi dalam rumah sendiri, yang lainnya terjadi di rumah keluarga, penginapan, kos-kosan dan lain-lain.
"Angka tertinggi adalah kekerasan dalam rumah tangga, disusul pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, perdagangan perempuan dan anak,pemerkosaan dan lain-lain," katanya.
Dia mengatakan, penyebab kasus kekerasan terhadap perempuan banyak sekali motifnya dan salah satu penyebab yang sering dilaporkan adalah persoalan ekonomi.
Menyadari situasi dan status kehidupan perempuan di Provinsi di NTT lanjutnya, seluruh organisasi perempuan di tingkat Provinsi bersama organisasi perempuan di kalangan pemuda dan mahasiswa maka melakukan Konsolidasi dan diskusi publik tersebut.
Ia menegaskan, tujuan konsolidasi dan diskusi publik tersebut yakni, pertama, membangun semangat solidaritas perempuan dalam upaya mencegah dan menangani berbagai persoalan perempuan dan anak di Provinsi NTT.
• Tak Berpasangan Dengan Niga Dapawole, Wabub Sumba Barat : Saya Taat Perintah Panglima
• Sakit Hati Pada Veronica Tan, Ahok Ungkap 2 Hal Buat Ibunda Nathania Hingga Tak Lagi Komunikasi
Kedua, membangun semangat kerja bersama dalam membebaskan perempuan dan anak di Provinsi NTT dari berbagai persoalan kemiskinan, traffiking, kekerasan dalam berbagai bentuk dan berbagai motif, kesehatan yang buruk, keterbatasan sumber daya dan ketrampilan yang memadai dan berbagal persoala sosial dan ekonomi.
Ketiga, membangun kekuatan organisasi perempuan lintas suku, lintas agama, lintas profesi dan lintas generasi dalam upaya mengaktualisasi program pemerintah menuju NTT Bangkit dan Sejahtera.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)