VIDEO Detik-detik Pawang Ular Tewas Digigit Ular King Korbra, Tertawa Saat Dipatuk, 2 Jam Kemudian?

VIDEO Detik-detik Pawang Ular Tewas Digigit Ular King Korbra, Tertawa Saat Dipatuk, 2 Jam Kemudian?

Editor: Alfred Dama
soso.grid.id
Norjani tewas digigit ular kobra saat atraksi sambil tertawa. 

Pawang Ular Tewas Digigit Ular Peliharaanya, Masih Tertawa Saat Dipatuk King Kobra, 2 Jam Kemudian?

POS KUPANG.COM -- Ular sekelas King Kobra memiliki bisa yang mematikan. Sekali patuk, bisa ular ini bisa membunuh belasan ekor gajah, apalagi manusia

Bermain-main dengan ular berbisa terpanjang di dunia ini sama dengan bermain-main dengan kematian, sebab satu gigitan saja bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh dan meninggal dalam waktu yang sangat cepat

Menagani hewan buas memang diperlukan kewaspadaan yang ekstra.

Sekalipun orang yang telah ahli dalam menangani mereka.

Sebab, mereka tetaplah hewan buas yang tak bisa kita kontrol.

Namun, pria yang satu ini nampaknya tak mengindahkan bahaya tersebut.

Warga Desa Pak Utan, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat ini tewas usai beratraksi dengan ular jenis king kobra.

Demi Veronika Tan, Putri Ahok Nathania Larang Ayahnya Nikahi Puput Nastiti Devi, Bergini Sikap BTP

MERINDNG, Video Viral Kota Wuhan yang Mencekam di Malam Hari, Warga Teriak Saling Beri Semangat

Ramalan Zodiak Besok Hari Rabu 29 Januari 2020 Virgo Tak Hanya Kejutan , Sagitarius Impian Terwujud

Detik-detik menegangkan ketika ia beratraksi hingga digigit ular beredar di media sosial.

Dalam video yang beredar itu, terlihat seorang pria tengah bermain-main dengan seeokor ular kobra yang berukuran besar.

Pria itu nampak tertawa dan santai memainkan si hewan melata.

Sekalipun hewan itu mengembangkan kepalanya dengan mulut menganga seolah siap menggigit siapa pun yang ada di depannya.

Ketika ular itu berusaha menggigit, pria itu kemudian memegang leher si ular.

Tak disangka si ular kemudian mengigit tangan kanan si pria.

Terdengar teriakan warga yang panik melihat pria itu digigit oleh ular berbisa mematikan.

Baca Juga: Berkat Kucing Peliharaannya, Satu Keluarga Selamat dari Teror Ular Kobra yang Menyerang Hingga 3 Kali Berturut-turut

Tak lama setelah itu, ular tersebut kembali mengigit si pria di bagian keningnya.

Walaupun digigit berkali-kali oleh ular king kobra, pria itu nampak santai tak khawatir.

Namun sayang, melansir dari Tribun Pontianak, pria bernama Norjani itu akhirnya meninggal dunia akibat gigitan ular tersebut.

Kapolsek Toho Dede Hasanudin pun membenarkan insiden yang menimpa pria yang dikenal sebagai pawang ular di desanya ini.

"Benar memang ada warga yang juga diduga pawang ular yang dipatuk ular dan akan dimakamkan hari ini, namanya Norjani warga Desa Pak Utan, Toho," ujar Dede, Senin (27/1/2020), seperti dikutip Sosok.ID dari Tribun Pontianak.

Dede menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi pada Sabtu (25/1/2020) sekitar pukul 16.00 WIB ini bermula ketika Norjani melakukan atraksi dengan ular kobra.

"Pada saat melakukan atraksi tersebut ular king kobra menggigit di bagian tangan sebelah kanan dan bagian kening," terang Dede.

Setelah pria berusia hampir 70 tahun itu digigit, atraksi kemudian dihentikan.

Norjani tewas digigit ular kobra saat atraksi sambil tertawa.
Norjani tewas digigit ular kobra saat atraksi sambil tertawa. (soso.grid.id)

Lalu sekitar pukul 18.30 korban dilarikan ke klinik klinik susteran yang terletak di Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak.

"Tetapi nyawa korban tidak tertolong dan korban meninggal dunia," ujar Dede.

Melansir dari Kompas.com, Dede mengungkapkan nasib ular berukuran 5 meter yang mengigit korban.

"(Ularnya) sudah dibunuh sama keluarganya," kata Dede, saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Diketahui bahwa, Norjani sempat menolak untuk diobati setelah digigit ular berbisa tersebut.

Namun, setelah mengalami demam tinggi, ia akhirnya dibawa ke klinik.

Norjani sempat mendapat perawatan medis.

Namun, sayangnya nyawa Norjani tak tertolong.

Baca Juga: Musim Penghujan Tiba Ular Kobra Bermunculan Begini Cara Cegah Ular Masuk Rumah, Garam Tak Akan Mempan

Ia akhirnya meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan pada Senin (27/1/2020).(*)

Sebagian artikel ini telah tayang di sosok.grid.id dengan judul: Tak Kenal Rasa Takut, Pria Ini Tertawa Bahagia Lakukan Atraksi dengan King Kobra Sepanjang 5 Meter, Tetap Santai Meski Digigit si Ular Berkali-kali, Tapi Nasibnya Berakhir Tragis

* Racun Sebabkan Kematin

 Terkena gigitan ular berbisa sangat berbahaya. Racun pada ular bahkan bisa menyebabkan kematian.

Apalagi, bagi Anda yang kerap melakukan pekerjaan di tempat rawan munculnya ular.

Ancaman gigitan ular pun semakin tinggi, seperti di lokasi tambang, sawah, dan hutan.

Lokasi rawan itu pun akan menyulitkan untuk mendapatkan pertolongan dari tim medis.

Terlebih jika di sana tak ada satu orang pun yang bisa menolong.

Melansir dari Kompas.com, saat terkena gigitan ular dan sedang sendirian, sebaiknya tak boleh melakukan pergerakan.

Hal ini disampaikan pakar gigitan ular dan toksikologi Tri Maharani.

Jika berlari, bisa ular justru akan menyebar ke seluruh tubuh.

Oleh karena itu, lebih baik posisi tubuh langsung dibaringkan.

Saat tubuh berbaring, bisa ular akan tetap berada di sekitar bagian tubuh yang digigit (lokal).

Artinya, bisa ular itu tak akan menyebar secara sistemik.

Posisi ini justru akan memembuat metabolisme tubuh mengeluarkan sendiri racun dari tubuh.

Tri Maharani pun mengutip penjelasan dari buku panduan WHO.

Saat racun masih ada pada fase lokal, dalam dua sampai tiga hari racunnya sudah keluar.

"Kalau ada di fase lokal, (bisa) keluar dengan sendirinya. Minimal observasi 24-48 jam. Jadi, kalau tergigit dan hanya sendiri, nggak bisa kemana-mana, dalam 2-3 hari sudah keluar (racunnya),” kata Tri Maharani.

Nah, agar memastikan racunnya sudah keluar, perlu diperhatikan pula gejala yang ditimbulkan.

Ada perbedaan gejala dari setiap jenis racun dari bisa ular.

Pertama, gigitan ular king kobra, ular laut, dan ular weling menghasilkan racun neurotoksin.

Gejala yang timbul adalah rasa kantuk.

Mata akan sulit dibuka karena otot kelopak mata lumpuh, pita suara pun ikut lumpuh, dan sesak nafas.

Kedua, ular tanah, ular hijau berekor merah, dan ular picung menghasilkan racun hemotoksin.

Gejalanya berupa pendarahan. Mulai dari mimisan, air mata darah, kencing darah, hingga kotoran darah.

Ketiga, ada pula racun sitotoksin yang gejalanya berupa pembengkakan di bagian tubuh yang terkena gigitan.

Mengutip dari Info Hewan, contoh ular mengandung racun sitotoksin ini adalah kobra India.

Keempat, gejala dari racun miotoksin yakni rasa nyeri para otot.

Mengutip dari Info Hewan, contoh ular beracun miotoksin adalah ‘bothrops moojeni’ atau dikenal Brazilian lancehead snake.

Nah, jika semua gejala itu berhenti, maka kondisi tubuh sudah mulai membaik.

“Kalau semua gejala itu tidak ada, berarti kondisinya sudah mengalami perbaikan. Kalau di rumah sakit sudah lebih enak, tapi kalau terpaksa sendirian di tengah hutan nggak bisa kemana-mana," kata Tri Maharani.

Namun, perlu diingat penangangan diri sendiri ini bisa dilakukan saat racun masih beredar di daerah lokal gigitan ya.

Jika, racun itu sudah menyebar secara sistemrik ke seluruh tubuh, hanya serum anti bisa ular yang bisa menolongnya.

“Kita kan banyak yang kerja di hutan, tambang, dan sawah. Jadi, korban gigitan ular nggak perlu mencari pertolongan, tapi dia yang dicari sama penolongnya,” ujar Tri Maharani.

Tentang Ular Weling

Pada vlog-nya yang diunggah pada 22 Agustus 2019 berjudul 'Ular Weling Tewaskan Satpam di Tangerang/Yuk Kenali Ular!', Panji Petualang menjelaskan lebih jauh tentang ular weling.

Perlu diketahui, ular weling atau bungarus candidus termasuk dalam suku atau golongan Elapidae.

Menurut Panji Petualang, ular berbisa itu masuk ke dalam keluarga besar ular kobra.

"Ular weling jenis Bungarus spesies, Bungarus adalah keluarga ular golongan Elapidae yang masuk dalam keluarga besarnya kobra, hanya mereka berbeda spesies," ujarnya.

Di antara ular Elapidae, ular weling termasuk pasif dan cenderung jinak. Berbeda dengan ular king kobra yang sangat agresif.

"Di antara jenis elapidae, mmang jenis bungarus termasuk ular yang pasif, tidak seperti king kobra yang sangat agresif, bugnarus cenderung jinak," kata Panji Petualang.

Namun, tetap saja ancaman gigitan ular berbisa itu tak bisa dielakkan.

Apalagi jika ular weling merasa terusik atau terancam.

Saat sang ular berada dalam kondisi terancam, maka akan lansgung melakukan gigitan.

"Namun ketika mereka merasa terusik dan terancam, mereka tak akan segan menggigit," katanya.

Panji Petualang menyebut, ular weling memang sulit ditebak. Ular tersebut disebut nyaris mirip dengan ular paling mematikan di dunia, yakni ular laut.

"Ular weling, berbisa namun pasif, aktif di malam hari, hampir mirip ular paling mematikan di dunia yaitu ular laut, namun merek asulit ditebak," katanya.

Selain itu, Panji Petualang pun mengungkapkan, terkait serum antibisa untuk gigitan ular berbisa.

Menurutnya, di Indonesia baru ada antibisa jebolan Biofarma, yakni Biosave Polivalen.

Menurutnya, antibisa itu bisa mengobati gigitan ular weling, ular tanah, dan ular kobra.

"Bisa mengobati gigitan dari bungarus, yaitu welang atau weling, gigitan ular tanah, gigitan ular kobra," ujar Panji Petualang.

Namun, untuk ular berbisa lainnya seperti king kobra, Panji Petualang menyebut tak ada obatnya.

"Dan beberapa ular berbisa lainnya seperti king kobra dan lain-lain tidak bisa diobati dengna antibisa tersebut," katanya.

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved