Breaking News

Blikon Blewut Harus Jadi Leading Sector dan Fundamental Pemajuan

Museum Blikon Blewut yang berada di Seminari Tinggi St Paulus Ledalero telah menjadi rumah peradaban bagi masyarakat

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
istimewa
Dr. Frans Sales, S.Pd, MM 

Blikon Blewut Harus Jadi Leading Sector dan Fundamental Pemajuan

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Museum Blikon Blewut harus menjadi leading sector dan fundamen pemajuan kebudayaan dan pariwisata di Maumere, Kabupaten Sikka. Sebagai sebuah museum tua, Museum Blikon Blewut yang berada di Seminari Tinggi St Paulus Ledalero telah menjadi rumah peradaban bagi masyarakat Kabupaten Sikka, Flores, NTT. 

Demikian diungkapkan Dr Frans Sales kepada POS-KUPANG.COM terkait pembangunan pariwisata di Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

"Bicara pemajuan pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Sikka, maka Museum Blikon Blewut harus menjadi leading sectornya, harus jadi fundamennya," jelas Dr Frans Sales. 

Ia mengatakan, di rumah Peradaban Blikon Blewut yang terletak di seminari Tinggi Ledalero ini,  tersimpan dan terpajang rapi artefak sejarah dan budaya, demikian pula cerita masa lampau, kini dan akan datang. 

Oleh karenanya, jelas Frans Sales, baik bagi pemerintah, masyarakat, LSM/ NGO, dunia usaha atau wisatawan yang ingin mengenal dan memajukan kebudayaan dan pariwisata sebaiknya datang terlebih dahulu ke Museum Blikon Blewut

Di museum yang dibangun pada 1949 itu tersimpan sejumlah data, artefak dan cerita warisan masa lampau  sebagai indikator dan parameter pemajuan kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten Sikka. 

"Pemerintah daerah dan pelaku pariwisata budaya harus memposisikan Museum Blikon Blewut sebagai fundamen pemajuan kebudayaan dan pariwisata sehingga perkembangan pariwisata Maumere dapat memiliki karakter yang khas," kata Doktor lulusan Undana ini. 

Terkait gambaran potensi dan fenomena pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Sikka, ia menjelaskan, perlu dilakukan pengembangan pemajuan kebudayaan dan pariwisata sesuai potensi daerah. 

Selain itu, alokasi anggaran untuk pengembangan kebudayaan dan pariwisata juga harus terus ditingkatkan.

Pemerintah daerah juga diharapkan terus memberi apresiasi bagi budayawan dan pencipta seni, membangun jejaring yang kuat baik lokal, regional, nasional dan internasional serta memperbanyak gelaran budaya dan pariwisata baik dalam bentuk event lokal, nasional dan internasional. 

"Pemerintah daerah Kabupaten Sikka harus lebih berani dan lebih banyak lagi melakukan kolaborasi dengan stakeholders lain dengan cara membangun komunikasi informal authority, formal authority, koordinasi, sinkronisasi sehingga semua elemen dapat sinergi untuk pariwisata dan budaya di Kabupaten Sikka," jelasnya. 

Selain Museum Blikon Blewut sebagai sebuah leading dan fundamen, Kabupaten Sikka juga punya sejumlah destinasi wisata potensial yang menjadi rujukan pemajuan kebudayaan dan pariwisata di Maumere Kabupaten Sikka seperti. 

Ada Gereja Tua Sikka yang berasal dari zaman Portugis yang kini usianya telah lebih dari 100 tahun. Letaknya di Desa Sikka, Kecamatan Lela. Gereja Tua ini merupakan peninggal sejarah para misionaris Portugis yang pertama kali menginjakan kaki dalam misi menyebarkan iman katolik di di Maumere Flores NTT dan kini dijadikan sebagai cagar budaya warisan masa lampau. 

Patung Bunda Maria Fatima Lela, sebagai tempat wisata ziarah rohani, Patung Bunda Maria Segala Bangsa Nilo di Desa Nilo Kecamatan Nita, serta Patung Kristus Raja  yang terletak di Pusat Kota Maumere, dekat Pelabuhan Laut Lorens Say. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved