Teman Sekamar Jadi Tersangka, Perseteruan Kakek-kakek di Panti Jompo Berujung Maut, Hal Sepele
Perseteruan antara dua kakek di panti jompo ini terjadi di Panti Werdha Gau Ma Baju, Desa Romangloe, Kecamatan Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan.
Akibat saling singgung saat jam malam, salah satu kakek di yang tinggal sekamar di panti jompo tersebut kehilangan nyawa.
Kini, teman sekamar kakek yang kehilangan nyawanya tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka.

-Perseteruan antara dua kakek di panti jompo ini terjadi di Panti Werdha Gau Ma Baju, Desa Romangloe, Kecamatan Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan.
Polisi yang mendapat laporan tewasnya pada Kamis (23/1/2020) langsung menuju panti itu dan menggelar olah tempat kejadian.

Polisi kemudian menetapkan IA (75) sebagai tersangka atas tewasnya seorang penghuni Panti Jompo di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, bernama Toa Tho (79).
Diketahui, keduanya bertengkar di Panti Jompo tersebut hingga menyebabkan nyawa Toa menghilang, Rabu (22/1/2020).
Saat diperiksa, IA mengaku peristiwa itu terjadi di kamar asrama 4 Panti Trisna Werdha, pukul 21.11 WITA, Rabu.
Pertengkaran terjadi karena ketersinggungan.
"Dia (korban) sering ngomel-ngomel, padahal sudah jam tidur. Kalau saya tegur dia malah yang duluan marah," kata AI saat menjalani pemeriksaan di Mapolres Gowa, Kamis (23/1/2020).
Kasat Reskrim Polres Gowa mengatakan, pihaknya menetapkan tersangka terhadap AI setelah melalui serangkaian pemeriksaan.

"AI sudah kami tetapkan sebagai tersangka atas pengakuan sendiri setelah kami interogasi. Motifnya adalah ketersinggungan, di mana korban dan tersangka tinggal satu sekamar," kata Jufri kepada sejumlah awak media.
Sebelumnya diberitakan, pertengkaran terjadi antara penghuni Panti Werdha Gau Ma Baju, Desa Romangloe, Kecamatan Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan.
Akibat perkelahian itu, seorang penghuni panti jompo bernama Toa Tho (79) alias Sangkala tewas mengeluarkan banyak darah.
Polisi yang mendapat laporan tewasnya korban pada pada Kamis, langsung menuju panti dan menggelar olah tempat kejadian.
"Pada jasad korban terdapat beberapa jumlah luka berdasarkan pemeriksaan medis oleh Biddokkes Polda Sulsel," kata Kasubag Humas Polres Gowa, AKP Mangatas Tambunan.
Viral Foto Kakek Meninggal Kelaparan Sambil Meringkuk, Keluarga Ungkap Fakta Sebenarnya
Belum lama ini beredar foto seorang kakek meninggal karena kelaparan.
Tak hanya itu, keluarga sang kakek disebut tak mendapatkan pinjaman ambulans untuk membawa jenazah.
Namun belum lama Ini keluarga sang kakek mengungkapkan kejadian Sebenarnya.
Dilansir dari sosok.id dalam artikel dengan dengan judul 'Tak Dipinjami Ambulans oleh Kepala Desa, Keluarga Terpaksa Gotong Jenazah Kakek yang Diduga Meninggal karena Kelaparan Menggunakan Sarung', kakek itu rupanya sudah pikun.

Berikut ini fakta-fakta terkait kabar kakek meninggal karena kelaparan.
1. Awal Penemuan
Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan temuan jasad seorang kakek berusia 75 tahun.
Kakek yang diketahui bernama Ambo Tang Daeng Tutu itu ditemukan telah tak bernyawa di dekat tumpukan batu gunung.
Ia diketahui merupakan warga Dusun Punagayya, Desa Bontorappo, Tarowang, Kabupaten Janepoto, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu diduga meninggal dunia karena kelaparan.
Jasadnya ditemukan di dekat tumpukan batu gunung di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo, Jumat 17 Januari 2020.
2. Reaksi Pemerintahan Setempat
Sebelumnya pria yang kerap disapa Kakek Ambo itu dikabarkan hilang setelah meninggalkan rumahnya pada Rabu 15 Januari 2020 lalu.
Mendengar kabar ini, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan keprihatianannya.
"Kejadian ini sangat menyayat hati, sangat menyedihkan, Ambo Tang meninggal dunia diduga karena kelaparan," ungkapnya kepada wartawan.
Berkaca dari kejadian ini, ia mengaku telah memberi perintah pada para stafnya untuk menyalurkan bantuan sembako kepada keluarga yang membutuhkan.
"Kami selaku pihak pemerintah seharusnya mendeteksi informasi kondisi keluarganya sebelum kejadian."
"Saya harap kejadian serupa tidak terulang kembali," ungkapnya.
Ia juga meminta kepada seluruh bupati serta wali kota di wilayah Sulsel untuk lebih memperhatikan rakyat miskin.
"Kami instruksikan untuk seluruh bupati dan wali kota agar menyisir keluarga fakir miskin serupa dan menunda agresifitas alokasi anggaran fisik konstruksi bukan prioritas jika masalah sosial menjadi momok menakutkan," pintanya.
3. Konfirmasi Keluarga
Walaupun dikabarkan bahwa Kakek Ambo meninggal dunia karena kelaparan, namun pihak keluarga dengan tegas membantah informasi tersebut.
Diungkapkan seorang kerabat, Sahabuddin mengungkapkan bahwa Kakek Ambo sudah pikun dan sering meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan anaknya.
“Diduga karena pikun, Ambo Tang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga pada akhirnya tersesat dan baru ditemukan keesokan harinya dalam kondisi telah meninggal dunia," kata Sahabuddin, Minggu 19 Januari 2020.
4. Tak Dipinjami Ambulans
Setelah ditemukan, jenazah Kakek Ambo segera dibawa ke rumah duka untuk kemudian dimakamkan.
Namun, penderitaan Kakek Ambo nampaknya belum berakhir.
Sebab, Kepala Desa Bontorappo tak mau meminjamkan mobil ambulans siaga desa untuk mengangkut jenazah Kakek Ambo.
Karena tak dipinjami, keluarga akhirnya mengangkut jenazah Kakek Ambo menggunakan sarung.
“Padahal, saat penemuan jenazah Ambo Tang, Kepala Desanya datang dengan mengendarai mobil ambulans."
"Jadi terpaksa digotong menggunakan sarung,” kata seorang keluarga korban, Sahabuddin.
5. Keterangan Kepala Desa
Menurut keterangannya, keluarga menggotong jenazah Kakek Ambo secara bergantian sambil berjalan kaki menempuh jarak sepanjang 10 kilometer.
Namun, Kepala Desa Bontorappo, Mustafa Dg Ngenteng membantah tuduhan tersebut.
Ia mengaku telah menghubungi pihak puskesmas untuk menyediakan jasa mobil ambulans jenazah.
Tetapi pihak keluarga tak mau menunggu kedatangan mobil jenazah dan langsung menggotongnya.
"Saya sudah menghubungi pihak puskesmas agar mengirim mobil ambulans jenazah dan sementara dalam perjalanan ke lokasi penemuan jenazah Ambo Tang, tapi pihak keluarga tidak mau menunggu dan langsung menggotong jenazah," bantahnya.
Mustafa juga mengungkapkan bahwa keluarga terburu-buru mengambil jenazah Kakek Ambo.
"Padahal kan, kalau ada penemuan jenazah itu harus menunggu dulu datangnya polisi.
Jadi polisi belum datang dan mobil ambulans jenazah belum datang, tapi jenazah Ambo Tang sudah dibawa pihak keluarga," bebernya