Tari Caci: Bertarung Tapi Bersahabat, Ikatan Manggarai Raya Kupang Gelar Pentas Budaya Manggarai

Tari Caci: bertarung tapi bersahabat, Ikatan Manggarai Raya Kupang gelar pentas budaya Manggarai

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI.
Atraksi Caci di Halaman Gereja Katolik Santo Yoseph Naikoten dalam Pentas Budaya Keluarga Manggarai Raya Kupang, Jumat (17/1/2020). 

Menurutnya, celana panjang putih yang dikenakan penari Caci, tanda bahwa seorang yang penari Caci harus benar-benar bersih, tidak melanggar pantangan dan melakukan ritus adat. "Jadi kalau mau menari Caci harus bersih," tegasnya.

Lanjutnya, kelompok penari biasanya dibagi menjadi dua bagian dan dipertarungan satu lawan satu. Atraksi caci diiawali dengan Tari Tandak atau Tari Danding Manggarai.

"Tarian ini oleh penari laki-laki dan perempuan sebagai pembuka acara dan untuk meramaikan pertunjukan Tari Caci. Setelah itu barulah atraksi Caci," ungkapnya.

Menurutnya, dalam atraksi ini juga terdapat beberapa aturan yang harus dipatuhi, diantaranya, penari Caci hanya boleh memukul pada tubuh bagian atas lawanya saja, seperti bagian lengan, punggung dan dada.

Selain itu penari harus bisa menangkis atau menghindar dari serangan lawan. Pertunjukan Tari Caci biasanya diiringi oleh alat musik tradisional, seperti gendang dan gong, serta nyanyian nenggo atau dare dari para pendukung.

Dalam pertunjukan tersebut, setiap kelompok juga memiliki pendukung sendiri-sendiri. Seperti layaknya sebuah pertandingan olahraga, para pendukung juga bersorak-sorak memberikan dukungan dan semangat kepada para penari andalan mereka agar bisa menang.

Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man yang turut hadir menyaksikan Pentas Budaya tersebut mengapresiasi inisiatif IMKE menggelar acara Pentas Budaya.

"Ini memberi warna tersendiri di Kota Kupang yang sangat beragam ini, mengangkat kebudayaan dan seni kita tentu sesuatu yang sangat baik, sebagai pelestarian dan pewarisan budaya dan edukasi kepada kaum muda," ungkapnya.

Herman menegaskan, pemerintah mengapresiasi setiap pegelaran seni dan budaya mana pun di Kota Kupang. Untuk itu ia mendorong setiap etnis di Kota Kupang untuk menampilkan kekayaan seni dan budaya masing-masing daerah.

Dengan begitu, kata Herman, memberi warga bahwa Kota Kupang dibangun dalam kebhinekaan. "Ini event yang sangat bagus membuat masyarakat Kota Kupang mengenal kekayaan seni dan budaya di Nusa Tenggara Timur," pungkas Herman. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved