Begini Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore Memaknai Ulang Tahunnya yang ke 60
eharmonisan antar umat beragama di Kota Kupang tetap terjaga serta terjalin baik meskipun masyarakatnya majemuk
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Begini Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore Memaknai Ulang Tahunnya yang ke 60
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI. Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore menerima kue ulang tahun dari jajaran pimpinan Harian Pos Kupang di ruang kerja Wali Kota Kupang, Rabu (15/1/2020).
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pada 13 Januari 2020, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore genap berusia 60 tahun. Politisi Partai Demokrat ini bersyukur atas rahmat kehidupan dan berkomitmen akan terus berkarya melayani Tuhan dan sesama.
Bagi Jefri, ia berada Kota Kupang dan menjadi Wali Kota Kota Kupang merupakan kehendak yang Maha Kuasa. Tugasnya membuat Kota Kupang lebih baik hari demi hari dan mensejahterakan masyarakat di Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut.
"Saya dari dulu tidak pernah pikir ulang tahun gara-gara sibuk dengan pekerjaan saya, serius!," ungkap Jefri kepada POS-KUPANG.COM, di ruang kerjanya, Rabu (15/1/2020).
Pada hari ulang tahunnya yang ke 60, mantan anggota DPR RI ini tengah berada di Jakarta, mengikuti berbagai pertemuan membahas program pembangunan di Kota Kupang. Ia baru tiba di Kota Kupang, kemarin, Selasa (14/1/2020).
Rombongan Harian Pos Kupang, Erniwaty Madjaga selaku Pemimpin Perusahaan, Hasyim Ashari selaku Pemimpin Redaksi dan Hilarius Jahang selaku Koodinator Liputan menunggu kurang lebih tiga jam di ruang tamu untuk bertemu Jefri. Maklum, hari ini Wali Kota yang familiar dengan nama Jeriko, tengah kebanjiran tamu.
Tujuan Harian Pagi Pos Kupang bertemu Jefri untuk menyampaikan selamat ulang tahun sekaligus menanyakan berbagai program penting Pemerintah Kota Kupang ke depan.
Saat masuk ke ruang kerja Wali Kota, Jefri dengan ramah menyalami. Setelah menyerahkan kue ulang tahun kepada Jefri, mereka foto bersama dan berdiskusi.
"Terima kasih, kalian sudah meluangkan waktu untuk menemui saya di sini, yah hari ini saya memang cukup sibuk," ungkap Jefri. Erni Madjaja, sontak mengatakan, mereka hadir, sebagai bentuk cinta dan perhatian terhadap Wali Kota.
"Kami datang ke sini karena cinta dan perhatian kami untuk pa Wali Kota, terutama dalam menjalankan tugas sebagai Wali Kota membuat Kota ini maju dan masyarakatnya sejahtera," kata Erni.
Hilarius Fery Jahang, lantas bertanya, " Pa Wali apa makna hari ulang tahun pa Wali yang ke 60 ini, yang bisa dishare kepada masyarakat?,". Jefri mengatakan, selama ini ia memang tidak terlalu memikirkan ulang tahunnya, karena sibuk dengan pekerjaan.
Namun, Jefri menekankan ada dua hal penting yang selalu ia ingat. Pertama, sebagai orang beriman Jefri yakin bahwa keberadaannya di Kota Kupang dan menjadi Wali Kota Kupang, merupakan kehendak dan rencana yang Maha Kuasa. Kedua, tugasnya, membuat Kota Kupang lebih maju dan mensejahterakan masyarakat, terutama mereka yang berkekurangan dan susah.
"Banyak orang susah di Kota ini, tahun ini kami akan memberi perhatian lebih kepada mereka melalui berbagai program dan dana untuk itu memang cukup besar, jadi kita ingin mengangkat saudara-saudari kita yang kurang beruntung," ungkapnya.
Fery juga memberi apresiasi kepada Jefri yang akan menerima penghargaan dari Kementerian Agama karena dinilai berkontribusi dalam bidang pembagunan pendidikan agama dan keagamaan.
"Bagaimana pa Wali dengan penghargaan dari Kementerian Agama, saya kira memang tidak mudah memimpin Kota Kupang yang heterogan ini," ungkap Fery.
Jefri menjelaskan, masyarakat Kota Kupang memang sangat beragam. "Nah kita memang terus menjaga keberagaman itu, kebersamaan dan persaudaraan. Bantuan-bantuan yang kami berikan selalu adil, jadi kami merangkul semua," kata Jefri.
Namun, Jefri menegaskan, dirinya tidak pernah memikirkan penghargaan. Menurutnya yang paling penting masyarakat di Kota Kupang bisa hidup harmonis, aman, damai dan sejahtera.
"Kalau soal penghargaan sebaiknya jangan tanya saya, kepada mereka yang menilai. Prinsipnya kami ingin Kota Kupang ini harmonis, aman dan damai," tambah Jefri.
Jefri menjelaskan, penghargaan tersebut rencananya akan diberikan pada acara Malam Tasyakuran dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti ke-74 Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2020 pada Kamis, 16 Januari 2020 di Auditorium H. M. Rasjidi Gedung Kementerian Agama Republik Indonesia, Jl. MH. Thamrin No. 6 Jakarta Pusat.
Menurutnya akan dijadwalkan untuk memenuhi undangan dan hadir dalam acara tersebut. "Pemerintah Kota Kupang berperan dalam pembangunan kehidupan dan kerukunan umat beragama di Kota Kupang yang terwujud melalui fasilitasi kegiatan keagamaan dan bantuan sarana serta prasarana
peribadatan," kata Jefri.
Dia katakan berbagai program dan kegiatan seperti memberangkatkan Jemaah haji setiap tahunnya
bahkan tahun 2019 Pemkot juga memberikan bantuan ibadah Umroh bagi 10 orang hasil seleksi MUI Kota
Kupang.
Jefri juga membeberkan, Pemkot Kupang juga memfasilitasi lintas keagamaan lainnya, seperti perayaan natal bersama masyarakat kurang mampu, kegiatan, orang muda Katholik, pelaksanaan Lomba Pesparani Tingkat Kota Kupang, pelaksanaan pawai ogoh-ogoh dalam rangka perayaan hari raya Nyepi umat Hindu di Kota Kupang, dan masih banyak kegiatan lainnya.
Menurutnya apa yang dilakukan Pemkot Kupang ini sejalan dengan misi ke 6 Pemerintah Kota Kupang yakni Membangun Kota Kupang sebagai Rumah Besar Persaudaraan dan kerukunan Lintas SARA atau dikenal dengan KUPANG RUKUN DAN AMAN.
Dalam bidang pendidikan agama, kata dia, tahun 2019 Pemerintah Kota Kupang menetapkan sebanyak 16 formasi jabatan Guru Agama dalam Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Pemerintah Kota Kupang tahun
anggaran 2019 yang terdiri dari 1 formasi guru agama Hindu, 5 guru agama islam, 4 guru agama Katholik
dan 6 guru agama Protestan.
September 2019 lalu, Wali Kota Kupang meresmikan Kelurahan Fatubesi sebagai Kampung Kerukunan di Kota Kupang yang digagas oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Kupang dan mendapat dukungan dari Kementerian Agama Republik Indonesia.
"Adanya kampung kerukunan tersebut merupakan cerminan dan indikasi sekaligus harapan bahwa kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama di Kota Kupang tetap terjaga serta terjalin baik meskipun masyarakatnya majemuk dan terdiri dari beragam suku, agama dan ras," ungkapnya.
Lanjutnya, tahun 2018, Kota Kupang masuk dalam 10 besar sebagai Kota dengan skor Indeks Toleransi tertinggi
berdasarkan Survey Indeks Kota Toleran di 94 kota seluruh Indonesia yang dilaksanakan oleh SETARA
Institute.
• Disebut Pernah Komunikasi dengan Ketua KPU soal PAW Harun Masiku, Begini Tanggapan Johan Budi
• Tepuk Pramuka Berbau SARA dan Yel-Yel Islam Yes Kafir No, VIRAL, Simak YUK
Menurutnya komposisi penduduk menjadi salah satu para meter dalam mengukur indikator toleransi karena berkenan dengan tingkat kompleksitas tata kelola keragaman di kota.
Ia menjelaskan, 4 variabel sebagai alat ukur dalam survey tersebut antara lain regulasi pemerintah, tindakan pemerintah, regulasi sosial dan demografi agama.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)