Warga Amfoang Utara Menjerit Soal Akses Telkomsel

Masyarakat pun berpikir miris bahwa pengelola tower Telkomsel di area Amfoang Utara ini mungkin diambang kebangkrutan.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Warga Amfoang Utara Menjerit Soal Akses Telkomsel
POS-KUPANG.COM/Frans Krowin
Pada pohon lontar ini dipasang alat penguat signal seperti tampak dalam gambar, Rabu (8/8/2018).

Warga Amfoang Utara Menjerit Soal Akses Telkomsel

POS KUPANG.COM I OELAMASI--Warga di Amfoang Utara, Kabupaten Kupang menjerit soal layanan akses telkomsel. Saat ini tower yang tersedia masih terbatas, juga jaringan listrikpun belum menjangkau semua wilayah.

Salah satu warga Amfoang Utara, Paul Elliek menyampaikan hal ini ketika menghubungi Pos Kupang dari Amfoang, Senin (13/1/2020).

Paul menceritrakan bahwa jika diperhatikan, di sudut kanan atas telepon seluler nampak simbol-simbol tertentu yang penting.  Selain ada gambar simbol jumlah tenaga baterai, juga sering muncul simbol seperti H+, H, E, 2G, 3G dan 4G.

Simbol-simbol itu berfungsi untuk menjelaskan tipe sinyal yang ditangkap oleh ponsel pintar. Tentu ada perbedaan makna di balik simbol-simbol yang beragam itu.

"Ada G merupakan tahapan teknologi seperti 1G, 2G, 3G, 3.5G, 4G dan yang terkini adalah 5G. G berarti Generation dan berhubungan dengan kecepatan transmisi data," ujarnya.

Teknologi sekarang, kata Paul, sudah sangat maju dan GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA adalah generasi yang dapat dianggap sudah ketinggalan jaman.

GPRS adalah generasi pertamanya disusul dengan Edge dengan memberikan layanan agak cepat, lalu 3G dengan menghadirkan layanan yang lebih cepat.

Dan akhirnya teknologi sekarang 4G menyingkirkan semua yang lama dengan menghadirkan layanan sangat cepat untuk mengakses data. 

Dengan akan hadirnya layanan 5G, maka pengguna ponsel pintar akan menikmati lompatan kemajuan yang lebih signifikan.

"Sungguh menyedihkan, di saat teknologi komunikasi semakin progresif, warga masyarakat di Amfoang Utara masih berkutat menggunakan layanan GPRS," ujar Paul.

Dia menambahkan, fasilitas tower jaringan komunikasi yang terletak di Desa Afoan tak terurus. Seakan tak penting untuk dikembangkan lebih baik padahal di Amfoang Utara dengan jumlah penduduk lebih dari 7000 orang sangat membutuhkan  layanan komunikasi digital yang mumpuni.

Selain itu, terdapat berbagai fasilitas layanan publik yang membutuhkan pula dukungan piranti telekomunikasi canggih, seperti bank, kantor pos dan sekolah-sekolah serta instansi pemerintah lainnya.

"Sangat disayangkan, bahwa tower transmisi sinyal yang dibangun di Amfoang Utara hanya didukung dengan arus listrik yang berasal dari lempengan solar cell yang kini nampak berantakan,' beber Paul.

Ada solar cell yang telah terpental jatuh dihempas angin dan separuhnya menggelantung tak menentu seakan menunggu waktu untuk jatuh tercampak hempasan angin kencang berikutnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved