Prediksi Rocky Gerung, Anies Baswedan Bakal Maju di Pilpres 2024, Bakal Bersaingn dengan Kubu Jokowi

Rocky Gerung menyatakan Anies Baswedan akan menjadi pesaing terberat di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Editor: Agustinus Sape
Youtube/Resonansi.tv
Pengamat Politik, Rocky Gerung saat tampil di Resonansi.tv. 

Prediksi Rocky Gerung, Anies Baswedan Bakal Maju di Pilpres 2024, Singgung Persaingan Kubu Jokowi

POS-KUPANG.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung menduga adanya sinyal pertarungan antara kubu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan kubu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung menyatakan Anies Baswedan akan menjadi pesaing terberat di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Melalui tayangan YouTube Resonansi TV, Jumat (10/1/2020), Rocky Gerung terang-terangan menyebut kubu penguasa kini tak memiliki calon yang layak diusung di Pilpres 2024.

Mulanya, Rocky Gerung menyinggung soal resolusi pemerintah di 2020 ini.

"Yang bikin resolusi itu kan berharap sebetulnya ada kemajuan walaupun cuma sedikit," ucap Rocky.

Lantas, ia pun menyinggung soal bencana banjir yang melanda DKI Jakarta dan sekitarnya beberapa waktu terakhir.

Tak hanya itu, Rocky Gerung juga menyinggung soal klaim China atas perairan Natuna.

"Tapi setelah banjir segala macam ini, politik internasional memburu situasi di Natuna," ujar Rocky Gerung.

"Lalu orang berpikir bahwa mungkin ada sejarah baru yang akan ditulis di semester pertama."

"Soal dunia maupun soal Indonesia, itu satu paket."

Rocky melanjutkan, di 2020 ini akan terjadi semacam persaingan antara kubu penguasa dengan Anies Baswedan.

"Udah pasti selama 2020 akan ada semacam pseudo Pemilu itu," ujarnya.

"Pemilu yang seolah-olah terselubung antara grup kekuasaan Presiden Jokowi versus Anies Baswedan."

Menurut Rocky Gerung, banyak pihak yang menduga Anies Baswedan mampu menjadi penguasa di periode selanjutnya.

 "Karena secara real kita lihat itu hari-hari ini orang mengkhawatirkan bahwa Anies akan punya kemampuan untuk mengakumulasi kekuasaan," kata Rocky.

Pengamat Politik Rocky Gerung dalam tayangan YouTube Resonansi TV, Jumat (9/1/2020).
Pengamat Politik Rocky Gerung dalam tayangan YouTube Resonansi TV, Jumat (9/1/2020). (YouTube Resonansi TV)

Ia pun menyinggung soal Pemilu 2024.

Rocky menduga, kubu Jokowi tak memiliki calon yang layak dimajukan di Pilpres 2024.

"Dan sekarang kubu Jokowi enggak punya calon," kata dia.

Rocky menilai, Anies Baswedan kini menjadi harapan kubu oposisi untuk bisa memenangkan Pilpres 2024.

"Oposisi kira-kira berharap Anies bisa diajukan sebagai tokoh itu," ujarnya.

"Karena media segala macam dan kemampuan Anies menghadap bullying."

Terkait hal itu, Rocky Gerung pun mengaku heran.

"Sementara di kubu jokowi enggak ada calon," bebernya.

"Kan itu yang terjadi, aneh saya perhatikan."

Menurut Rocky Gerung, hujatan yang diarahkan ke arah Anies Baswedan justru tak berdasar.

Bahkan, Rocky Gerung menduga pihak yang menghujat Anies Baswedan menolak Gubernur DKI Jakarta itu maju di Pilpres 2024.

"Orang mem-bully Anies seharusnya dihadap-hadapkan dengan calon penantang," ungkap Rocky.

"Istilah publik Jakarta sekarang RT sebelah enggak punya calon RT baru."

Rocky menambahkan, meskipun kerap dihujat, Anies Baswedan memiliki kemampuan untuk mengelola isu secara baik.

"Sementara RT di sini walaupun kebanjiran tapi namanya ada terus dan kemampuan mengolah isu publik terus diandalkan," ujar Rocky.

"Dan enggak ada itu dari kubu penguasa sekarang."

Simak video berikut ini dari menit awal:

Yang Belum Dikerjakan Anies Baswedan

 Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PSI, Justin Andrian mengungkap hal yang tidak dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hingga membuat ibu kota banjir pada awal 2020.

Justin Andrian meminta agar Anies Baswedan berhenti mengatakan hal-hal yang manis dan terus lanjutkan pekerjaan.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tvOne pada Kamis (9/1/2020), Justin Andrian meminta agar jangan hanya menyalahkan keadaan.

"Jadi saya pikir kita harus berhenti berkelit saya pikir harus berhenti bersembunyi di balik kata-kata yang manis bahwa ini musibah dari force merjeure (kejadian di luar kemampuan manusia-red) dan sebagainya, dan saya minta mulai bekerja," kritik Justin.

Pasalnya, banjir di Jakarta sudah cukup tinggi meski belum ada banjir kiriman.

Sehingga, Justin menilai banjir terjadi karena faktor daya tampung di Jakarta cukup rendah.

"Adalah fakta bahwa banjir yang terjadi kemarin itu terjadi sebelum banjir kiriman, sebelum air kiriman karena ini terjadinya dini hari."

"Ini berarti bermasalah Jakarta dengan daya tampung airnya," ungkap Justin.

Selain itu, Justin mengatakan bahwa banyak sungai yang belum dikeruk selama pemerintahan Anies.

Akibatnya, hal itu ia akan laporkan ke laporan reses DPRD.

"Dan yang kedua adalah, adalah fakta bahwa sungai-sungai kecil ini berdasarkan hasil riset di lapangan itu banyak yang tidak dikeruk pada zaman Anies menjabat."

"Dan saya sudah masukan ini ke dalam riset saya," jelas dia.

Lantaran mengalami pendangkalan, kini lumpur banyak masuk ke rumah warga.

"Sehingga terjadi pendangkalan, sehingga setiap ada hujan dengan durasi yang cukup panjang lumpur-lumpur masuk ke rumah masyarakat," ucap Justin.

"Dan ini sudah saya masukkan ke dalam laporan riset saya," imbuhnya.

Kini Justin berharap agar pemerintah Jakarta segera melakukan tugasnya dengan anggaran yang ada.

"Saya harap dengan anggaran yang ada di 2020 ini akan dikerjakan," harapnya.

Lebih lanjut, Justin mengatakan pihaknya tidak terlalu peduli langkah apa yang digunakan untuk mengatasi banjir.

Terpenting adalah kerja nyata.

"Sebenarnya masalah normalisasi atau naturalisasi enggak masalah juga, yang penting dikerjakan," ungkap dia.

Tak berhenti di sana, Justin kemudian mengkritik masalah-masalah terkait pengendalian banjir.

"Yang kemarin ini masalah serapan anggaran juga banyak yang rendah mbak."

"Sebenarnya enggak cuma masalah pembebasan lahan saja, ini pengadaan pemasukan pompa pengendali banjir di Jakarta Pusat hanya 0,67 persen," kritiknya.

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)

Di Musim Banjir Ini, Cebong Hidup Lagi

Pengamat politik, Rocky Gerung, angkat bicara soal banjir yang melanda DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui banjir merendam beberapa wilayah di Jakarta dan sekitarnya.

Komentar Rocky Gerung untuk banjir di Jakarta disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (10/1/2020).

Dari narasi yang beredar bahwa Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan disalahkan karena dinilai tidak mampu mengatasi persoalan banjir Jakarta.

 "Jadi saya lihat banjir itu mengendapkan lumpur tapi sekaligus mengangkat ke atas kebencian-kebencian sosial yang laten," terang Rocky Gerung.

"Jadi dengan banjir ini kita lihat sebetulnya perekat sosial kita itu rapuh sekali," imbuhnya.

Anies Baswedan di gugat warga DKI Jakarta
Anies Baswedan di gugat warga DKI Jakarta (Tangkap layar kanal YouTube metrotvnews)

Rocky Gerung menegaskan jika kebanyakan yang menyalahkan Anies adalah dari pihak yang mendukung Pemerintah Indonesia.

"Padahal presiden sudah bilang, udah berhenti cebong sama kampret, nah justru di musim banjir ini, cebong itu eksisten lagi, hidup lagi," ungkap Rocky Gerung.

Lebih lanjut, Rocky Gerung menyebut, orang tidak mengambil aspek solidaritas dari banjir tersebut, tetapi justru muncul aspek intimidasi terhadap Anies.

"Orang tidak ambil aspek solidaritasnya tapi aspek untuk menghukum, aspek untuk membully itu," kata Rocky Gerung.

Rocky Gerung pun lantas mengaitkan negara yang berprinsip gotong royong dengan serangan yang diperoleh Anies saat banjir Jakarta.

"Kalau dibilang bangsa ini gotong royong, gotong royong untuk membully gubernur kan," jelasnya.

Rocky Gerung menilai, adanya musibah banjir tersebut membuat sebagian orang balas dendam.

Balas dendam yang dimaksud Rocky Gerung adalah saat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjabat Gubernur DKI Jakarta, ia juga pernah dibully untuk masalah yang sama.

"Jadi membalas dendam pun itu buruk sebetulnya kan," ujarnya.

Rocky Gerung pun menyebut, ada dimensi politik untuk melecehkan legitimasi dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

"Jadi tetap dimensi politik untuk melecehkan legitimasi gubernur itu tinggi sekali di pihak pengikut istana sebetulnya," terang Rocky.

Rocky Gerung menilai, dengan kejadian banjir yang melanda Jakarta justru terlihat bangsa ini tengah terbelah.

Hal tersebut lantaran, banyak pihak-pihak yang justru saling menyalahkan terkait banjir Jakarta.

Terkait hal ini, Rocky Gerung menjelaskan, antropologi bangsa ini sebenarnya bukan gotong royong.

Melainkan menyimpan dendam dan bahkan mengakumulasi dendam.

"Jadi seolah-olah nunggu kapan Anies salah langkah tuh."

"Kalau dia nggak bikin salah langkah, taruh lumpur di depannya supaya dia kepleset secara politik," jelas Rocky.

Rocky Gerung menjelaskan, sebetulnya bangsa ini dididik dalam sebuah istilah yang disebut local wisdom.

"Tapi kemudian variabel local wisdom itu tidak muncul karena diintervensi sangat jauh."

"Semacam politik to be or not to be atau semacam Jokowi atau bukan Jokowi, jadi itu soalnya kan," tutur Rocky Gerung.

Sehingga, Rocky Gerung menuturkan, pemerintah seharusnya membuat persiapan agar publik bisa membaca arah politik ke depan.

"Bahwa Jokowi punya kandidat atau dari partai mana untuk diajukan," ujar Rocky Gerung.

"Tapi karena tidak ada maka orang ingin batalkan lawan potensialnya, yaitu Anies," tandasnya.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Anies Baswedan Disalahkan Soal Banjir Jakarta, Rocky Gerung: Di Musim Banjir Ini, Cebong Hidup Lagi, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/01/12/anies-baswedan-disalahkan-soal-banjir-jakarta-rocky-gerung-di-musim-banjir-ini-cebong-hidup-lagi?page=all.

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved