POS-KUPANG.COM - Begini Cara Melihat Gerhana Bulan Penumbra 11 Januari 2020, Lengkap dengan Amalan yang Harus Dilakukan
Pada 11 Januari 2020 dini hari, akan ada fenomenagerhana bulan penumbrayang dapat disaksikan dari Indonesia.
Untuk diketahui,gerhana bulanadalah peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.
Sementara itu, gerhana bulan penumbra adalah peristiwa ketika bulan masuk ke wilayah penumbra bumi. Penumbra merupakan bayangan kabur ketika terjadi gerhana.
Pada fenomena gerhana bulan penumbra yang akan terjadi dini hari nanti, dipaparkanBMKG, gerhana mulai pukul 00.57 WIB.
Kemudian puncak gerhana terjadi pada pukul 02.10 WIB, dan akan berakhir pada pukul 04.14 WIB.
Gambar di atas adalah peta gerhana bulan penumbra pada 11 Januari 2020 di Indonesia, mulai dari gerhana mulai (P1), puncak gerhana, hingga gerhana berakhir (P4).
"Garis miring bertanda P1 yang melewati Maluku menunjukkan proses gerhana mulai (P1) bersamaan dengan waktu terbit bulan di lokasi yang ditandai garis tersebut," tulis BMKG dalam keterangan resminya.
Kemudian di sebelah barat garis P4, itu adalah area di mana seluruh proses gerhana bulan penumbra dapat diamati.
Ini karena bulan belum terbenam ketika fase gerhana bulan berakhir (P4) terjadi.
"Adapun pengamat yang berada di sebelah timur garis P4 akan mengamati bulan dalam fase gerhana penumbra ketika bulan terbenam," imbuh BMKG.
Disebutkan BMKG, seluruh proses gerhana bulan penumbra dapat dilihat di Asia, Eropa, sebagian besar Afrika bagian Timur, sebagian kecil Australia bagian Barat, dan Samudera Hindia.
Proses gerhana pada saat bulan terbit dapat diamati di Afrika bagian barat, Samudera Atlantik, sebagian kecil Amerika bagian timur laut, dan sebagian kecil Amerika Selatan bagian timur.
Proses gerhana pada saat bulan terbenam dapat diamati di Amerika Utara bagian barat laut, Samudera Pasifik bagian barat, dan sebagian besar Australia bagian timur.
"Gerhana ini tak dapat diamati di sebagian besar wilayah Amerika dan Samudera Pasifik bagian timur," tulis BMKG.
Gerhanaselalu terjadi setiap tahun. Menurut pengamatan BMKG, di tahun ini ada 6 fenomenagerhana.
Dilansir laman resmi NASA, gerhana terjadi ketika suatu benda langit sepertibulanatau planet bergerak ke dalam bayangan benda langit lainnya.
Ada dua jenis gerhana yang dapat terlihat dariBumi, yaknigerhana bulandan gerhanamatahari.
Gerhana Bulan
Bulanbergerak dalam orbit mengelilingi Bumi, pada saat yang sama Bumi mengorbitMatahari.
Dalam pergerakannya, Bumi berada di tengah-tengah antara Matahari dan Bulan.
Saat berada di posisi ini, cahaya Matahari terhalang oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.
Menurut situs resmi BMKG, fenomena gerhana bulan merupakan salah satu akibat dari dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan.
"Fenomena gerhana bulan hanya terjadi saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya," tulis BMKG.
Sementara itu,gerhana Bulanhanya dapat dilihat pada malam hari.
Ada dua jenis gerhana bulan, yakni gerhana bulan total dan gerhana bulan parsial.
Gerhana bulantotal
Gerhana bulan total terjadi ketika bulan dan matahari berada di sisi Bumi yang berseberangan.
Meskipun bulan berada dalam bayang-bayang Bumi, beberapa sinar matahari tetap mencapai bulan.
Sinar matahari melewati atmosferbumi, yang menyebabkan atmosfer bumi menyaring sebagian besar cahaya biru. Ini membuat bulan tampak merah bagi penduduk Bumi.
Gerhana bulan sebagian
Sementara itu, gerhana bulan parsial terjadi ketika hanya sebagian dari bulan yang memasukai bayangan Bumi.
Dalam gerhana sebagian, bayangan Bumi tampak sangat gelap di sisi bulan yang menghadap Bumi.
Apa yang orang lihat dari Bumi selama gerhana bulan parsial tergantung pada bagaimana matahari, Bumi, dan bulan berbaris.
Gerhana bulan biasanya berlangsung selama beberapa jam. Setidaknya dua gerhana bulan parsial terjadi setiap tahun, tetapi gerhana bulan total jarang terjadi. Aman untuk melihat gerhana bulan.
Penampakan puncak gerhana matahari cincin yang diabadikan oleh Tim BMKG dari Singkawang, Kalimantan Barat, Kamis (26/12/2019). Menurut daftar yang dirilis BMKG, fenomena astronomi gerhana matahari cincin akan melewati 25 kota/kabupaten di Indonesia pada Kamis hari ini.(HANDOUT/BMKG)
Gerhana matahari
Terkadang saat bulan mengorbit Bumi, ia bergerak di antara matahari dan Bumi.
Ketika ini terjadi, bulan menghalangi cahaya matahari untuk mencapai Bumi.
Ini menyebabkangerhana matahari. Selama gerhana matahari, bulan melemparkan bayangan ke Bumi.
Dengan kata lain, pada fenomena gerhana matahari, cahaya Matahari terhalangi Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Hal ini terjadi pada fase Bulan baru.
Jika digambarkan, pada gerhana Bulan posisinya Matahari - Bumi - Bulan. Sementara pada fenomena gerhana matahari posisinya, Matahari - Bulan - Bumi.
Ada tiga jenis gerhana matahari, yakniGerhana MatahariTotal (GMT), Gerhana Matahari Parsial, dan Gerhana Matahari Cincin (GMC).
Gerhana matahari total
Gerhana matahari total hanya terlihat dari area kecil di Bumi. Orang-orang yang melihat gerhana total berada di tengah bayangan bulan ketika menabrak Bumi.
Langit menjadi sangat gelap, seolah-olah malam. Agar gerhana total terjadi, matahari, bulan, dan Bumi harus berada dalam garis langsung.
Gerhana matahari parsial
Ini terjadi ketika matahari, bulan dan Bumi tidak persis berbaris. Matahari tampaknya memiliki bayangan gelap hanya pada sebagian kecil dari permukaannya.
Gerhana matahari cincin
Gerhana matahari cincin (GMC) terjadi ketika bulan paling jauh dari Bumi.
Karena bulan jauh dari Bumi, tampaknya lebih kecil. Itu tidak menghalangi seluruh pandangan matahari.
Bulan di depan matahari terlihat seperti cakram gelap di atas cakram berwarna matahari yang lebih besar. Ini menciptakan apa yang tampak seperti cincin di sekitar bulan.
Gerhana matahari terjadi setiap 18 bulan sekali. Tidak seperti gerhana bulan, gerhana matahari hanya berlangsung selama beberapa menit.
6 gerhana bulan di 2020
Disebutkan BMKG, pada 2020 terjadi enam kali gerhana, yakni dua kaligerhana Mataharidan empat kali gerhana Bulan.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
Gerhana Bulan Penumbra (GBP), 11 Januari 2020 dan dapat diamati dari Indonesia.
Gerhana Buan Penumbra (GBP), 6 Juni 2020 dan dapat diamati dari Indonesia.
Gerhana Matahari Cincin (GMC) 21 Juni 2020. Pengamatan dari Indonesia berupa Gerhana Matahari Sebagian, kecuali sebagian besar Jawa dan sebagaian kecil Sumatera bagian Selatan.
Gerhana Bulan Penumbra (GBP), 5 Juli 2020. Fenomena ini tidak dapat diamati dari Indonesia.
Gerhana Bulan Penumbra (GBP), 20 November 2020. Fenomena ini dapat diamati dari wialyah Indonesia bagian Barat menjelang gerhana berakhir.
Gerhana Matahari Total (GMT), 14 Desember 2020. Fenomena ini tidak dapat diamati dari Indonesia.
b. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa
c. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
d. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya
e. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd"
f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama
g. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya
h. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal)
i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali
j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya
k. Salam
Setelah itu, imam akan menyampaikan khutbah kepada para jemaah.
Khotbah tersebut berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.
Berikut niat salat gerhana bila dilakukan sendirian: