Drainase Jalan Trans Lembata Penuh Sampah dan Tanah

Kondisi drainase di Jalan Trans Lembata Kelurahan Selandoro, Kecamatan Nubatukan sangat memprihatinkan pada saat musim hujan

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG.COM/RICKO WAWO
Kondisi drainase di Jalan Trans Lembata Kelurahan Selandoro masih dipenuhi sampah, tanah dan air yang tergenang. Gambar diabadikan, Kamis (9/1/2020) 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Kondisi drainase di Jalan Trans Lembata Kelurahan Selandoro, Kecamatan Nubatukan sangat memprihatinkan pada saat musim hujan. Karena sampah yang menumpuk dan tumpukan tanah di dalam drainase semakin memperburuk kondisi drainase sehingga air tersumbat dan meluber sampai ke jalan.

Pada saat hujan lebat air dari drainase yang tersumbat menggenangi sebagian jalan raya. Melihat kondisi drainase seperti ini, Lurah Selandoro, Apolinaris Demong, langsung mengerahkan masyarakatnya untuk mengeruk kembali tumpukan tanah dan sampah yang menyumbat drainase di sepanjang jalan protokol tersebut.

Panitia CPNS Sumba Barat Siapkan 65 Kompute Perlancar Tes CPNS Tahun 2020

"Selama seminggu ini saya dan tim kebersihan serta masyarakat, kami mau gali lagi. Tim itu ada 10 orang dari kelompok masyarakat juga," ungkap Apolinaris saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (9/1/2020).

Menurut dia setiap tahun memang wilayah jalan protokol selalu banjir dan air dalam drainase akan meluap. Selain karena ada tumpukan sampah dan tanah, kata Apolinaris, sistem aliran drainasenya juga tidak baik.

Kades Satar Punda Barat Saran Lakukan Penghijauan Agar Tidak Terjadi Banjir Lagi

"Memang kita prihatin juga. Dari tahun ke tahun tumpuk terus. Saya bersama masyarakat buat giat kebersihan. Ada jalur yang mentok dan tidak tembus. Sehingga tidak teralirkan," katanya.

Drainase yang membawa air sampai ke laut juga hanya satu. Kondisi drainase seperti ini, lanjutnya, juga disebabkan karena adanya perencanaan pembuatan drainase yang kurang bagus.

"Timbunan tanah di parit 1 meter lebih. Ukuran drainase juga kecil. Parit agak datar sehingga aliran air tidak lancar," tambahnya.

"Perencanaan juga kurang bagus karena banyak belokan. Harus buat perencanaan kembali soal parit karena air tidak mengalir tapi tergenang," terang Apolinaris.

Selain adanya tumpukan tanah, dia mengakui kesadaran warga juga masih lemah. Mereka menganggap drainase adalah tempat membuang sampah.

Apolinaris menyebutkan tahun ini akan ada 5 unit motor pengangkut sampah di Kelurahan Selandoro dan rencananya akan dibagikan di setiap lingkungan. Selain itu akan dibentuk juga tim kebersihan dari kelurahan.

"Mudah-mudahan dengan tenaga kerja dan peralatan yang ada kita bisa kurangi sampah. Masyarakat banyak juga yang turun untuk kerja bersihkan sampah," imbuhnya.

Apolinaris memperkirakan dana kelurahan yang dianggarkan untuk program kebersihan sendiri bisa mencapai Rp200 juta termasuk pengadaan 5 unit motor pengangkut sampah yang total anggarannya senilai Rp 175 juta. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved