Keinginan Putri Qassem Soleimani Terkabul, Iran Kibarkan Bendera Perang Terhadap Amerika Serikat ?

Sebuah bendera berwarna merah mulai berkibar di puncak Masjid Jamkaran, Kota Suci Qom, Iran. Pengibaran bendera pada Sabtu (4/1/2019) tersebut merupa

Editor: Ferry Ndoen
AFP
Pasukan Garda Revolusi Iran. 

POS KUPANG.COM--- Sebuah bendera berwarna merah mulai berkibar di puncak Masjid Jamkaran, Kota Suci Qom, Iran.

Pengibaran bendera pada Sabtu (4/1/2019) tersebut merupakan pertanda Iran menyatakan perang dan balas dendam terhadap Amerika Serikat (AS) setelah peristiwa pembunuhan terhadap Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds, di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat dini hari.

Dalam tradisi Syiah, bendera merah melambangkan darah yang tumpah secara tak adil dan berfungsi sebagai panggilan untuk balas dendam.

Menurut laporan, pengibaran bendera merah di atas Masjid Jamkaran merupakan yang pertama kalinya.

Iran bahkan telah menyatakan siap menyerang 35 target kepentingan AS di wilayah Timur Tengah. Televisi pemerintah Iran menyiarkan proses pengibaran bendera di atas menara Masjid Jamkaran yang dihormati di Kota Qom.

Presiden Iran, Hassan Rouhani, ketika mengunjungi rumah keluarga Qassem, Sabtu, dan mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat.

"Orang Amerika tidak menyadari betapa besar kesalahan yang telah mereka buat. Mereka akan menerima akibat dari tindakan kriminal tersebut tidak hanya untuk hari ini tapi juga pada tahun-tahun mendatang," kata Rouhani.

Lihat Cuitan Bos Persib Bandung, Sudah Deal Sejak Liga 1 Musim Lalu, Ini Profilnya, Kata Bobotoh

Dalam kesempatan itu seorang putriQassem Soleimani bertanya kepada Rouhani mengenai balasan atas kematian sang ayah. "Siapa yang akan membalaskan darah ayahku?" tanyanya.

Rouhani memastikan bakal ada balasan. "Kami akan membalas darahnya. Kamu tidak usah khawatir," ujar Rouhani.

Sehari sebelumnya, Jumat, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga mengunjungi rumah keluarga Qassem Soleimani.

"Semua orang berduka dan berterima kasih kepada ayahmu. Rasa terima kasih ini karena ketulusan hatinya yang besar. Tanpa ketulusan, hati (orang) tidak akan bersamanya seperti ini," ujar Ali Khamenei mengutip pesannya kepada keluarga Qassem Soleimani.

Tak pelak Presiden AS, Donald Trump, ganti menggertak akan menyerang 52 target strategis di wilayah Iran jika negara para mullah itu berani mengusik kepentingan Amerika Serikat di seluruh dunia.

"Biarkan ini berfungsi sebagai peringatan, jika Iran menyerang setiap orang Amerika, atau aset Amerika, kami telah menargetkan 52 titik di Iran (mewakili 52 sandera Amerika di Iran beberapa tahun lalu). Beberapa di antaranya level tingkat tinggi, dan target-target itu serta Iran sendiri, akan diserang secara sangat cepat dan sangat keras. AKAN DISERANG SECARA SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS. AS tidak menginginkan ancaman lagi!"

Ancaman itu disampaikan Donald Trump melalui akun Twitter-nya, Sabtu lalu. Di kalimat tertentu, Donald Trump tampaknya sengaja menggunakan huruf kapital.

Ini Dilakukan Nick Kuipers, Kekasih serta Keluarga di Persib Official Store, Sebelum ke Belanda

Mengenai alasan pembunuhan terhadap Qassem Soleimani, Donald Trump kembali menyampaikan bahwa perwira tinggi Iran berusia 62 tahun itu bertanggung jawab terhadap tewasnya seorang kontraktor keamanan asal AS di Irak, melukai banyak orang lain, dan membunuh sejumlah orang di masa lampau.

"Dia (Qassem) sudah menyerang kedutaan besar kami dan bersiap untuk serangan tambahan di lokasi lain. Iran telah menjadi masalah selama bertahun-tahun," ujar Donald Trump.

Militer AS mengonfirmasi adanya dua serangan roket di dekat fasilitas Amerika di Irak pada Sabtu lalu. Namun dalam serangan itu tidak ada personel atau sekutu AS yang terluka. Serangan itu terjadi di dekat zona hijau di Baghdad dan Pangkalan Udara Balad di Irak utara.

Pasukan Garda Revolusi Iran
Pasukan Garda Revolusi Iran (AFP / STR)

Sebelumnya, seorang pejabat Iran mengatakan setidaknya 35 target Amerika Serikat, termasuk kapal perang dan Tel Aviv (ibu kota Israel), telah diidentifikasi untuk serangan balasan. Jenderal Iran, Gholamali Abuhamzeh, seorang komandan Pengawal Revolusi di wilayah Kerman, mengeluarkan ancaman itu, sehari setelah kematian Qassem Soleimani.

Abuhamzeh mengatakan target vital Amerika di wilayah itu telah diidentifikasi sejak lama, termasuk kapal-kapal di Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Kota Tel Aviv.

"Selat Hormuz adalah titik vital bagi Barat. Sejumlah besar kapal perusak dan kapal perang AS ada di sana. Sekitar 35 target AS di wilayah tersebut serta Tel Aviv berada dalam jangkauan kami," katanya seperti dikutip Kantor Berita Reuters.

Terkait serangan mematikan terhadap Qassem, Departemen Luar Negeri AS mengatakan komandan pasukan elite di Iran itu secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang para diplomat dan personel AS di Irak.

"Amerika Serikat akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi rakyat dan kepentingan kami di seluruh dunia," kata Departemen Luar Negeri AS.(cnn/dailymail/feb)

Kendaraan pencari bom milik militer Amerika Serikat memimpin konvoi di jalan utama di Raqqa, Suriah, Senin (31/7/2017).
Kendaraan pencari bom milik militer Amerika Serikat memimpin konvoi di jalan utama di Raqqa, Suriah, Senin (31/7/2017). ((REUTERS/Rodi Said/cfo/17))
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved