KPUD Lembata Dorong Partisipasi Perempuan Dalam Pemilu
Perempuan menempati jumlah penduduk dan pemilih terbesar di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lembata. Namun seperti fakta hari ini, selam
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO
POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Perempuan menempati jumlah penduduk dan pemilih terbesar di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lembata. Namun seperti fakta hari ini, selama dua periode berturut-turut, tak ada satu perempuan pun yang terpilih menjadi anggota DPRD Lembata. Mengapa?
Elias Keluli Making, Ketua KPUD Kabupaten Lembata mengatakan bahwa para perempuan tentu bisa memahami persoalan perempuan. Namun, partisipasi perempuan dalam pemilu memang sangat diperlukan.
“Perempuan sebagai kelompok paling besar harus didorong untuk memahami sejatinya soal pemilu dan demokrasi itu sendiri," ungkap Elias saat dihubungi, Kamis (2/1/2020).
• Aryn Williams Siap Tanding & Bajul Ijo Persebaya Surabaya Rekrut 6 Pemain Lokal, Daftar Nama Pemain
Elias menambahkan, atas dasar inilah KPUD Lembata sudah menggelar audiensi dengan kaum perempuan terutama Ibu-ibu akhir tahun 2019 lalu di Rumah Pintar Pemilu KPUD Lembata.
Audiensi ini diharapkan lebih cepat bisa menularkan kesadaran politik ke masyarakat, termasuk ikut memecahkan persoalan-persoalan perempuan.
Selain menjelaskan alasan program pendidikan pemilih yang menyasar kelompok perempuan, saat itu Elias dan para komisioner juga memberikan pemahaman tentang esensi Pemilu; mulai dari asas pemilu, tahapan pemilu, struktur organisasi di KPU pusat hingga daerah, serta demokrasi dan partisipasi parempuan.
Khusus tentang partisipasi perempuan, pihaknya menjelaskan bagaimana menggerakkan perempuan agar tidak hanya ikut menjadi pemilih, tetapi menjadi penyelenggara Pemilu mulai dari menjadi anggota komisioner KPU PPK, PPS dan KPPS, juga menjadi anggota Parpol lalu menjadi anggota DPRD atau Bupati dan Wakil Bupati.
Dia mengatakan, dari sisi kuantitas, jumlah perempuan Lembata lebih besar maka perempuan Lembata memang harus bangkit. Jika ingin menjadi penyelenggara pemilu, para perempuan akan diberi kursus. Perempuan juga harus berani mengambil sikap untuk berpartai, lalu menjadi anggota DPRD atau Bupati/wakil bupati.
Elias mengatakan, gerakan feminisme dunia juga mesti menjadi contoh untuk dipraktikan di Lembata. Jika perempuan bersepakat dan bersatu, tentu akan menjadi kekuatan politik yang luar biasa dahsyat.
Sedangkan tokoh muda Lembata Brino Tolok menjelaskan minimal perempuan mulai merebut posisi menjadi ketua RT. Bagi dia, sangat mungkin untuk mendorong kepemimpinan perempuan.
Berbeda dengan beberapa daerah lainnya, kata Brino, konstruksi budaya masih sangat berpengaruh sehingga dalam urusan pemilu dan demokrasi masih menyisihkan perempuan.
Dia juga mengapresiasi upaya KPUD Lembata yang melakukan audiensi dengan para perempuan khususnya ibu-ibu di Rumah Pintar Pemilu KPUD Lembata.
"Semoga keterwakilan perempuan dalam pemilu di Lembata bisa meningkat. Banyak perempuan hebat di Lembata, tentu kita harus terus memotivasi para perempuan untuk lebih terlibat dalam proses demokrasi," kata Brino kepada Pos Kupang, Kamis (2/1/2020).