Natal Harus Membawa Kedamaian Hati, Bukan Tersandera Rasa Egoisme

Perayaan Natal harus membawa kedamaian hati, bukan tersandera oleh rasa egoisme

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/EDI HAYONG
Umat Katolik di Stasi St. Kristoforus Matani, Penfui Timur saat menyambut tubuh Kristus pada perayaan malam Natal, Selasa (24/12/2019). 

Perayaan Natal harus membawa kedamaian hati, bukan tersandera oleh rasa egoisme

POS-KUPANG.COM | PENFUI - Ribuan umat Katolik di Gereja Stasi St. Kristoforus, Matani, Penfui Timur, khusuk dan nyaman merayakan malam Natal, Selasa (24/12/2019).

Perayaan malam Natal yang dimulai Pukul 19.00 Wita dan berakhir Pukul 22.00 Wita  dipimpin Romo Arnold Bria, Pr dan dimeriahkan oleh Koor dari Wilayah III.

Pohon Natal di Gereja Centrum Nagekeo dari Sampah Plastik Jadi Spot Foto, Ini Pesannya

Romo Arnold dalam homilinya mengilustrasikan soal penolakan Maria dan Yusuf di Betlehem ketika Maria harus melahirkan Yesus,  menunjukan rasa keegoisan dan ingat diri oleh umat ketika itu.

Romo Arnold kembali menekankan soal pesan penginjil Lukas dalam bacaan malam Natal,  kalimatnya sangat sederhana tapi penuh makna. Makna mengenai Maria harus melahirkan PutraNYA Yesus Kristus di palungan dn kandang yang hina.

Menarik, Anggota Paduan Suara Malam Natal di Gereja Centrum Danga Kenakan Sarung Tenun Khas Nagekeo

"Penginjil Lukas menegaskan bahwa Maria  bersalin sang juru selamat Dunia dan dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di palungan. Makna palungan di kandang menunjukan Yesus datang dalam kesederhanaan," kata Romo Arnold.

Menurut Romo Arnold, setiap tahun umat Katolik merayakan Natal. Makna yang disampaikan pada Natal soal kelahiran Yesus di kandang hina haruslah  disadari dan dihayati umat beriman.

Dikatakannya, hati umat mungkin mengutuk warga Betlehem  karena tega membiarkan perempuan muda yang mau melahirkan nasibnya terlunta-lunta. Sehingga harus melahirkan Anaknya di kandang domba.

"Betlehem bukan merupakan kota besar tapi kota kecil atau satu kampung dari para gembala. Peghuni sedikit. Ini simbol hati penuh sesak dengan kemarahan, egoisme, ingat diri sehingga tidak ada tempat bagi palungan Yesus," ujar Romo Arnold.

Romo Arnold mengajak para umat Katolik untuk belajar dari peraayaan Natal. Ada pesan yang tersirat untuk mengubah hati manusia yang penuh sesak tersandera kenikmatan duniawi, egois.

Natal harus mengubah hati manusia untuk  menciptakan kedamaian dengan bersahabat bagi semua orang. Buanglah rasa egois, sesak dengan sikap ingat diri dan menyepelekan sesama manusia.  (Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Edi Hayong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved