Usai Video Call Sang Ibu, Ayah Gorok Anak Kandungnya yang Masih Balita Berusia 4 Tahun
Usai Video Call Sang Ibu, Ayah Gorok Anak Kandungnya yang Masih Balita Berusia 4 Tahun. Usai Video Call Sang Ibu, Ayah Gorok Anak Kandungnya
Usai Video Call Sang Ibu, Ayah Gorok Anak Kandungnya yang Masih Balita Berusia 4 Tahun
POS-KUPANG.COM - Pembunuhan sadis ayah kandung terhadap anaknya yang masih berumur 4 tahun menyat hati banyak pihak.
Seorang ayah di Tangerang tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri.
• 7 Zodiak China Ini Bakal Kaya Mendadak di Tahun Tikus Logam 2020, Shio Kamu Jugakah?
• 5 Idol Kpop Korea yang Konser di Indonesia, dari BLACKPINK, EXO, hingga Red Velvet
Hal itu dilakukannya setelah anak kandungnya yang masih balita rewel dan menangis.
Sang ayah bahkan sempat menggorok leher anak kandungnya dengan menggunakan pisau hingga korban kehilangan nyawanya.

1. Kronologi Kejadian
Kejadian tersebut bermula ketika pelaku yang bernama Ardiansyah cekcok dengan istrinya.
Sang istri yang kesal akhirnya pergi dari rumah kontrakan yang mereka huni ke rumah orangtuanya.
Anaknya yang berinisial R pun menghubungi sang ibu lewat video call.
"Sebelum kejadian itu, anaknya sempat video call dengan ibunya," ujar Kapolsek Neglasari Kompol Manurung dilansir dari Wartakotalive.com, Senin (16/12/2019).
R meminta ibunya untuk pulang sambil terus menangis.
Sang ayah pun naik pitam melihat anaknya yang terus menangis.
Ia pun mengambil pisau dan menghabisi nyawa R dengan menggorok lehernya menggunakan pisau.
Diketahui, tak hanya pada bagian leher, pada tangan dan tubuh korban juga ditemukan luka.
"Korban luka di bagian leher akibat senjata tajam, ada juga di luka di tangan dan tubuhnya," kata Kompol Manurung.
2. Pelaku adalah Ayah Kandung
Pelaku, Ardiansyah merupakan ayah kandung korban (R).
Pelaku yang berusia 31 ini tega menghabisi anak kandungnya yang masih berusia 4 tahun.
3. Lokasi kejadian
Peristiwa tersebut berlangsung di Kedaung Wetan RT 02/02, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten.
Diketahui pelaku, korban, dan ibunya tinggal di rumah kontrakan.
Saat kejadian, ibu korban pergi ke rumah orang tuanya setelah cekcok dengan suaminya.
"Tinggal di kontrakan itu bapak, ibu dan satu anaknya. Bapak dan ibunya mengalami konflik," kata Kompol Manurung masih dilansir dari sumber yang sama.
4. Waktu kejadian
Pembunuhan Ardiansyah terhadap R ia lakukan pada Senin (16/12/2019) sekitar pukul 07.30 WIB.
5. Pelaku ingin bunuh diri
Setelah menghabisi nyawa anak kandungnya, Ardiansyah mencoba bunuh diri.
Sesaat sebelum bunuh diri, Ardiansyah menghubungi mertuanya.
"Setelah melakukan itu pelaku mencoba menghubungi mertuanya," papar Kapolsek Neglasari Kompol Manurung dilansir dari Wartakotalive.com, Senin (16/12/2019).
Diketahui, mertua pelaku bernama Mamat (51) tinggal tidak jauh dari rumah kontrakannya.
"Pak, datang ke kontrakan, saya bunuh diri," kata Ardiansyah melalui sambungan telepon kepada Mamat.
Mamat pun segera mendatangi rumah kontrakan menantunya.
Saat tiba di rumah kontrakan, pintunya terkunci, Mamat pun mencoba mendobrak.
Setelah pintu dapat terbuka, Mamat menemukan cucunya sudah dalam keadaan meninggal.
Balita berusia 4 tahun tersebut bersimbah darah terbaring di atas kasur dengan luka di bagian leher, tangan, dan tubuhnya.
Sementara itu, pelaku mengalami luka berat setelah mencoba bunuh diri.
Saat ini pelaku masih menjalani pengobatan di rumah sakit.
Sedangkan, ibu korban yang kabur ke rumah orangtuanya saat kejadian akan diperiksa.
"Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut," kata Manurung.
Membunuh karena Rebutan Roti
Peristiwa sebelumnya, seorang ayah juga tega bunuh anak kandung yang masih pelajar SMP hanya karena rebutan roti.
Dada kiri si anak ditusuk hingga tewas.
Penyebab siswa SMP asal Palangkaraya tewas, akhirnya terungkap.
Ek siswa SMP tewas ditusuk ayah kandung, Mar (45) karena kesal korban rebutan makanan dengan adik korban.
Siswa SMP Palangkaraya dibunuh ayah karena rebutan roti.
Sebelumnya, Mar mengaku bahwa Ek tewas tertusuk pisau yang tak sengaja mengenai tubuhnya di lokasi Ek terjatuh.
“Berdasarkan hasil otopsi serta keterangan dari adik korban, akhirnya ayah korban mengakui semua perbuatannya,” kata Kapolres Palangkaraya, AKBP Timbul RK Siregar, di Mapolres Palangkaraya, Minggu (1/9/2019).
Mar mengaku telah menusuk anak kandungnyam, Ek, hingga tewas.
Timbul mengatakan, adik korban melihat ayahnya menusuk korban menggunakan pisau yang sedang digunakan untuk mengupas jagung.
Namun, ayah korban tetap menyanggah bahwa telah menusuk korban dengan sengaja.
Mar mengaku melemparkan pisau itu dan kebetulan mengenai dada korban.
Ayah korban mengaku kesal dengan korban karena tidak mau mengalah dengan adiknya yang meminta jajanan milik korban.
Saat korban dan adiknya berkelahi, ayah korban langsung melemparkan pisau yang sedang digunakannya untuk mengupas jagung tepat pada bagian dada kiri korban.
“Saya lempar bukan saya tusuk,” kata Mar.
Melihat anaknya mengerang kesakitan, Masriadi sempat berusaha membawa korban ke Rumah Sakit Kelampangan.
Namun, setibanya di rumah sakit korban sudah tidak bisa diselamatkan.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa SMP tewas tertusuk pisau di halaman rumahnya, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (31/8/2019).
Pihak keluarga sempat menutupi kasus ini.
Namun, polisi tetap membawa korban untuk dilakukan otopsi, serta meminta keterangan ayah korban.
Dari keterangan orangtua korban, Ek tewas saat dikejar adiknya di halaman rumah karena tak mau memberikan roti.
Korban terpeleset dan terjatuh.
Nahas, di lokasi korban terjatuh terdapat pisau hingga akhirnya menghujam dada korban. Korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, korban tidak tertolong.
Polisi Mulai Curiga
Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar mengatakan, polisi sempat melihat adanya kejanggalan atas tewasnya Ek (15), siswa SMP di Palangkaraya di halaman rumahnya.
Timbul mengatakan, keanehan itu karena saat tiba di lokasi, polisi tidak menemukan adanya tanda kekerasan atau bekas bercak darah seperti informasi yang diterima.
Polisi kemudian meminta pihak keluarga untuk membawa korban ke kamar jenazah Rumah Sakit Doris Sylvanus, Palangkaraya, agar bisa diotopsi.
Namun, keluarga Ek sempat menolak.
Setelah berbagai upaya dan penjelasan demi kepentingan proses hukum, akhirnya pihak keluarga mengizinkan korban untuk diotopsi.
"Berdasarkan hasil visum, ditemukan ada luka robek pada bagian dada sebelah kiri korban. Diduga berasal dari tusukan benda tajam," kata Timbul, Sabtu (31/8/2019).
Namun, polisi akan memeriksa orangtua dan adik korban untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa SMP tewas tertusuk pisau di halaman rumahnya, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (31/8/2019).
Pihak keluarga sempat menutupi kasus ini. Namun, polisi tetap membawa korban untuk dilakukan otopsi, serta meminta keterangan ayah korban.
Dari keterangan orangtua korban, Ek tewas saat dikejar adiknya di halaman rumah karena tak mau memberikan roti.
Korban terpeleset dan terjatuh.
Nahas, di lokasi korban terjatuh terdapat pisau hingga akhirnya menghujam dada korban. Korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, korban tidak tertolong. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul BREAKING NEWS: Ayah Gorok Leher Anak Kandungnya yang Masih Balita Hingga Tewas, https://wartakota.tribunnews.com/2019/12/16/breaking-news-ayah-gorok-leher-anak-kandungnya-yang-masih-balita-hingga-tewas?page=all.
Penulis: Andika Panduwinata