Josef Nae Soi Minta BNN Lakukan Upaya Preventif Penyebaran Narkoba
Wagub NTT Josef Nae Soi minta BNN lakukan upaya preventif penyebaran narkoba
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
Wagub NTT Josef Nae Soi minta BNN lakukan upaya preventif penyebaran narkoba
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur ( Wagub NTT), Drs. Josef Nae Soi, M.M meminta Badan Narkotika Nasional ( BNN) agar terus melakukan tindakan preventif atau pencegahan penyebaran narkoba.
Selain itu, perlu juga mengintensifkan kerjasama dengan lembaga -lembaga pendidikan untuk mencegah penyebaran narkoba di kalangan anak muda.
• Harga Sembako di Pasar Danga Mbay Nagekeo Masih Stabil
Wagub Josef menyampaikan hal ini saat melakukan audiens dengan Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, Yunis Farida bersama jajarannya di Ruang Kerja Wagub, Selasa (10/12/2019).
Dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM dari Biro Humas dan Protokol Setda NTT menyebutkan audiens itu dihadiri pula Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah BNN, Riza Zarasvita, pejabat dari BNN dan pejabat dari BNN Provinsi NTT.
• 266 Kades se-TTS Bertatap Muka Dengan Senator NTT, Asyera Wundalero Ini yang Dibahas
"Upaya rehabilitasi tentu penting, tetapi upaya preventif atau pencegahan jauh lebih bermanfaat terutama untuk generasi muda. Saya berharap BNN lebih aktif dan intensif dalam membangun kerja sama dengan sekolah-sekolah khususnya sekolah menengah dan perguruan tinggi," kata Josef.
Menurut Josef, kaum muda adalah generasi yang cukup rentan dengan penyebaran dan penggunaan narkoba karena masih labil serta punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Karena itu, perlu dikembangkan metode-metode yang bersifat didaktis dalam melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba.
"Kita tentu inginkan agar kampanye dan sosialisasi anti narkoba dapat berjalan efektif dan diterima oleh generasi muda. Bukan sebaliknya, malah berpotensi meransang keinginan mereka untuk mencari dan mencoba barang haram tersebut," katanya.
Josef mangatakan, kampanye positif dapat dilakukan melalui kegiatan olahraga, musik dan kegiatan kreatif lainnya.
Dijelaskan, penyebaran dan penggunaan narkoba di NTT memang belum terdata secara akurat karena masih bersifat sporadis. Daya beli masyarakat NTT juga masih didominasi pada pemenuhan kebutuhan pokok, namun masalah narkoba tetap menjadi perhatian pemerintah Provinsi NTT.
"Kami bertekad untuk memperbanyak sarana dan prasarana olahraga, juga meningkatkan fasilitas bagi kegiatan ektstra kurikuler di sekolah-sekolah sehingga anak-anak (muda) kita punya banyak pilihan untuk menyalurkan bakat mereka," jelasnya.
Anggota DPR RI periode 2004 - 2014 ini mengatakan, dalam sidang International Maritime Organization (IMO) di London beberapa minggu lalu, dirinya sebagai salah satu anggota delegasi RI bersama Menteri Perhubungan, dirinya mengusulkan agar IMO juga berperan aktif untuk memerangi peredaran narkoba.
"Penyelundupan narkoba lewat kapal laut lebih mudah daripada lewat jalur udara. Awalnya ada (delegasi) yang mempertanyakan usulan saya ini, namun setelah saya jelaskan, usulan ini kemudian menjadi salah satu agenda pembahasan di rapat komisi dan akan menjadi perhatian IMO," ujarnya.
Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, Yunis Farida menyampaikan, tingkat penyalahgunaan Narkoba di NTT memang tidak separah daerah-daerah lainnya di Indonesia. Namun, tetap harus diawasi karena modus dan penyebaran narkoba dewasa ini semakin beragam.
"Karena itu, kami memohon izin untuk mengadakan FGD dengan melibatkan semua perangkat daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk sama-sama melakukan upaya sosialisasi narkoba dengan turun langsung ke desa-desa," kata Yunis.
Dijelaskan, BNN telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk mengaktifkan peran desa dengan memanfaatkan Dana Desa.
BNN sendiri lanjutnya mempunyai program Intervensi Berbasis Masayarakat (IBM) yakni program terkait rehabilitasi pengguna narkoba.
"Kami minta dukungan dari pemerintah daerah terkait program ini. Ada tiga kegiatan utama IBM yakni SIL (Skrining Intervensi Lapangan) dengan memberdayakan petugas-petugas lapangan untuk memberikan pemahaman tentang rehabilitasi kepada masyarakat," katanya.
Dikatakan, jikalau boleh juga, puskesmas menjadi salah satu tempat rehabilitasi. Bahkan, kegiatan Pemulihan Berbasis Masyarakat (PBM) dengan menggandeng para tokoh masyarakat dan tokoh agama serta ada juga Agen Pemulihan (AP), di mana para mantan penyalahguna narkoba berperan aktif.
"Ketiga hal itu diharapkan dapat mewujudkan Desa Bersinar (Desa Bersih Narkoba)," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Yunis menyerahkan cinderamata beberapa buku dan hasil kerajinan tangan dari para penyalahguna narkoba yang sedang direhabilitasi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)