Sebagai Wadah Saling Menguatkan, Paguyuban Amor Terbentuk
Lopo memiliki empat tiang yang menyanggah bangunan sehingga membentuk sebuah bangunan yang kuat, perkasa.
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
Sebagai Wadah Saling Menguatkan, Paguyuban Amor Terbentuk
POS-KUPANG.COM - Paguyuban Anak Timor (Amor) asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) terbentuk melalui sebuah perayaan ekaristi kudus yang dipimpin oleh Pastor Paroki Santo Fransiskus dari Asisi Kolhua, Romo Simon Tamelab, Pr, Minggu (8/12/2019) pukul 16.00 Wita.
Paguyuban yang diketuai Yohanes Abi, ini akan mengemban tugas periode 2019-2021.
Hadir, imam konselebran Pater Paul Asa, SVD; Romo Longginus Bone, Pr; Penasehat Amor, Anton Bele; Ketua Harian Dewan Pastoral Paroki, Adrianus Ceme; para ketua lingkungan dan kelompok umat basis (KUB) di paroki itu.
Pelantikan itu juga bertepatan dengan HUT ke-4 imamat Romo Longginus Bone, Pr.
Romo Simon menekankan akan tanggung jawab dan kebersamaan dalam paguyuban ini baik dalam suka maupun duka. Yang terpenting adalah bagaimana membangun dan merekatkan kebersamaan untuk mendorong hadirnya karya- karya yang positif.
Pelindung Amor, Romo Longginus Bone mengatakan, terbentuknya paguyuban ini bukan untuk menumbuhkan sukuisme atau eksklusivitas Amor. Namun, semata ingin merekatkan dan menjahit tali silahturahmi di antara warga TTU yang bermukim di paroki itu.
Romo Dus, demikian pamggilan Longginus Bone, memandang penting karena selama ini dengan aktivitas setiap orang yang tinggi kadang melupakan kebersamaan yang merupakan hakekat dari kehidupan.
"Kita memulai dari dalam. Jika keluarga (besar) kuat, maka ketika kita berekspansi keluar akan jauh lebih kuat dan tak tergoyahkan," kata imam Keuskupan Agung Kupang (KAK) tahbisan 8 Desember 2016 ini.
Ia juga menyampaikan terima kasih atas suport umat selama ia berada di paroki ini. Juga atas bimbingan pastor paroki yang memberinya banyak nilai (value) kehidupan.
Penasehat Amor, Anton Bele menyampaikan proficiat atas pelantikan badan pengurus ini. Penulis beberapa judul buku ini mengatakan bahwa dalam kehidupan, aspek kebersamaan tak boleh dilupakan. Sebab di sana akan tercermin sikap-sikap sosial atau sikap-sikap kemanusiaan.
Anton juga menjelaskan filosofi tentang menenun dan membangun lopo. Lopo kata dia, hanya ada di Pulau Timor khusus di TTU. Di tempat lain di NTT, tak ada. Lopo memiliki empat tiang yang menyanggah bangunan sehingga membentuk sebuah bangunan yang kuat, perkasa.
Jika demikian maka Amor dapat menjadi penyanggah kelompok ini. Di mana-mana, kekuatan yang dasyat itu hanya terbentuk melalui wadah, kelompok atau jaringan (networking). Begitu juga tenunan. Untuk menghasilkan sebuah sarung dibutuhkan kapas, tarum, pewarna dan seseorang untuk mengerjakannya.
Ketua Harian DPP Santo Fransiskus dari Asisi Kolhua, Adrianus Ceme, mengatakan, Amor telah memulai sesuatu yang positif. Karena itu niscaya akan muncul atau terbentuk paguyuban lain dari berbagai daerah di NTT. Adrianus merasa senang dan bangga atas terbentuknya wadah sosial ini.
Sedangkan Emy Ceunfin, pengurus Amor merasa senang dapat bertemu dengan keluarga besar TTU di paroki itu.
